Jokowi Bawa Oleh-oleh Investasi dari Korea-Jepang-China, Bahlil: On Going
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, bahwa saat ini oleh-oleh investasi dari kunjungan kerja Presiden ke Korea - Jepang - China masih on going. Bahlil mengatakan, investasi yang masuk tersebut bakal mulai melakukan konstruksi setidaknya mulai akhir tahun maupun Januari 2023.
"Perlu kami sampaikan bahwa dari semuanya, udah on going, bahkan beberapa ground breaking bisa dilakukan tahun ini dan sebagian di Januari," ujar Menteri Bahlil dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (24/8/2022).
Adapun nilai investasi yang didapat dari Jepang adalah senilai USD5,2 milair atau setara Rp75,4 tirliun. Sedangkan dari Korea Selatan sebesar USD6,72 miliar, atau setara Rp100,9 triliun.
"Jadi total investasi dari Jepang, yang telah kami umumkan sebelumnya, semua berjalan semua," lanjutnya.
Sedangkan untuk China, Bahlil memang tidak mengungkapkan nilai investasi yang masuk, namun kunjungan Presiden bermanfaat untuk memperkuat hubungan bilateral.
"Tentang China, kunjungan kerja presiden melakukan hubungan bilateral, salah satunya peningkatan ekspor CPO, kami diarahakan untuk melakukan percepatan di kawasan industri di Kaltara (Kalimantan Utara)," tambah Bahlil.
"Perlu kami sampaikan bahwa dari semuanya, udah on going, bahkan beberapa ground breaking bisa dilakukan tahun ini dan sebagian di Januari," ujar Menteri Bahlil dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (24/8/2022).
Adapun nilai investasi yang didapat dari Jepang adalah senilai USD5,2 milair atau setara Rp75,4 tirliun. Sedangkan dari Korea Selatan sebesar USD6,72 miliar, atau setara Rp100,9 triliun.
"Jadi total investasi dari Jepang, yang telah kami umumkan sebelumnya, semua berjalan semua," lanjutnya.
Sedangkan untuk China, Bahlil memang tidak mengungkapkan nilai investasi yang masuk, namun kunjungan Presiden bermanfaat untuk memperkuat hubungan bilateral.
"Tentang China, kunjungan kerja presiden melakukan hubungan bilateral, salah satunya peningkatan ekspor CPO, kami diarahakan untuk melakukan percepatan di kawasan industri di Kaltara (Kalimantan Utara)," tambah Bahlil.
(akr)