Daging Ayam dan Telur Biang Kerok Inflasi Juni 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Juni mencapai 0,18%. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga sebagian besar indeks kelompok pengeluaran menjadi pendorong inflasi Mei tersebut.
Rinciannya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,47%, kelompok pakaian dan alas kaki 0,02%, lalu kelompok kesehatan sebesar 0,13%, kelompok transportasi sebesar 0,41%, kelompok rekreasi, olah raga, dan budaya sebesar 0,13% dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,28%.
"Memang ada gejolak harga pangan yang mengalami peningkatan, itu yang membuat inflasi bulan ini agak lebih tinggi," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
(Baca Juga: BPS Catat Inflasi Juni Capai 0,18%)
Dia melanjutkan ayam ras memiliki andil ke inflasi mencapai 0,14%. Adapun, daging ayam ras Juni memang terjadi kenaikan di 6 kota, tertinggi di Gunung Sitoli dan Lhoksemauwe. "Sehingga ayam ras bulan ini jadi penyumbang utama inflasi Juni 2020," kata Suhariyanto.
Dia menambahkan, telur ayam ras juga ikut ambil andil pada inflasi bulan lalu sebesar 0,04%. Di sisi lain, ada juga komoditas yang harganya turun dan menyebabkan deflasi, yaitu bawang putih, cabai merah, hingga cabai rawit.
"Penurunan harga bawang putih yang memberikan andil deflasi 0,04%, cabai merah memberikan andil deflasi 0,03% dan beberapa bumbu-bumbuan cabai rawit, minyak goreng, gula pasir yang masing-masing memberikan andil ke deflasi 0,01%," paparnya.
Kelompok pengeluaran lain yang mengalami deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03% kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08 %.
"Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok pendidikan," ujarnya.
Rinciannya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,47%, kelompok pakaian dan alas kaki 0,02%, lalu kelompok kesehatan sebesar 0,13%, kelompok transportasi sebesar 0,41%, kelompok rekreasi, olah raga, dan budaya sebesar 0,13% dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,28%.
"Memang ada gejolak harga pangan yang mengalami peningkatan, itu yang membuat inflasi bulan ini agak lebih tinggi," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
(Baca Juga: BPS Catat Inflasi Juni Capai 0,18%)
Dia melanjutkan ayam ras memiliki andil ke inflasi mencapai 0,14%. Adapun, daging ayam ras Juni memang terjadi kenaikan di 6 kota, tertinggi di Gunung Sitoli dan Lhoksemauwe. "Sehingga ayam ras bulan ini jadi penyumbang utama inflasi Juni 2020," kata Suhariyanto.
Dia menambahkan, telur ayam ras juga ikut ambil andil pada inflasi bulan lalu sebesar 0,04%. Di sisi lain, ada juga komoditas yang harganya turun dan menyebabkan deflasi, yaitu bawang putih, cabai merah, hingga cabai rawit.
"Penurunan harga bawang putih yang memberikan andil deflasi 0,04%, cabai merah memberikan andil deflasi 0,03% dan beberapa bumbu-bumbuan cabai rawit, minyak goreng, gula pasir yang masing-masing memberikan andil ke deflasi 0,01%," paparnya.
Kelompok pengeluaran lain yang mengalami deflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03% kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08 %.
"Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok pendidikan," ujarnya.
(fai)