Dukung Kelapa Sawit Berkelanjutan, Ini 5 Hasil Rapat Komrah BPDPKS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berkomitmen mendukung sektor perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu komoditas strategis nasional.
Dalam rapat Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (Komrah BPDPKS) pada Minggu (28/8), diperoleh keputusan yang telah menyetujui lima hal.
Kelima hal tersebut adalah perpanjangan tarif Pungutan Ekspor (PE) sebesar USD0 untuk semua produk hingga 31 Oktober 2022, penambahan alokasi biodiesel tahun 2022, pembangunan pabrik Minyak Makan Merah (3M), dukungan percepatan peningkatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
“Perpanjangan Tarif PE sebesar USD0 dimaksudkan untuk menjaga momentum saat ini, di mana harga Crude Palm Oil (CPO) mulai stabil, harga minyak goreng mulai turun, dan harga tandan buah segar (TBS) yang mulai meningkat, sehingga membuat petani atau pekebun mulai merasakan manfaatnya,” papar Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rapat secara virtual tersebut, dikutip Selasa (30/8/2022).
Di samping itu, peningkatan kembali aktivitas ekonomi masyarakat diproyeksikan akan menyebabkan kenaikan permintaan minyak solar di kuartal IV/2022.
Oleh karena itu, kecukupan biodiesel sebagai campuran B30 hingga akhir Desember 2022 perlu dijaga dengan meningkatkan alokasi volume biodiesel pada tahun ini, yang semula sebesar 10.151.018 kiloliter (kL) menjadi 11.025.604 kL.
“Untuk meningkatkan keberterimaan kelapa sawit Indonesia di pasar dunia, Komrah sepakat untuk mempercepat peningkatan sertifikasi ISPO. Di antaranya dengan menempatkan Sekretariat ISPO di bawah BPDPKS, serta mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan mempercepat peningkatan sertifikasi ISPO,” terang Airlangga.
Rapat Komrah juga meminta agar segera dilakukan rapat koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) sebagai upaya percepatan pelaksanaan Program PSR.
Dalam rapat Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (Komrah BPDPKS) pada Minggu (28/8), diperoleh keputusan yang telah menyetujui lima hal.
Kelima hal tersebut adalah perpanjangan tarif Pungutan Ekspor (PE) sebesar USD0 untuk semua produk hingga 31 Oktober 2022, penambahan alokasi biodiesel tahun 2022, pembangunan pabrik Minyak Makan Merah (3M), dukungan percepatan peningkatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
“Perpanjangan Tarif PE sebesar USD0 dimaksudkan untuk menjaga momentum saat ini, di mana harga Crude Palm Oil (CPO) mulai stabil, harga minyak goreng mulai turun, dan harga tandan buah segar (TBS) yang mulai meningkat, sehingga membuat petani atau pekebun mulai merasakan manfaatnya,” papar Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rapat secara virtual tersebut, dikutip Selasa (30/8/2022).
Di samping itu, peningkatan kembali aktivitas ekonomi masyarakat diproyeksikan akan menyebabkan kenaikan permintaan minyak solar di kuartal IV/2022.
Oleh karena itu, kecukupan biodiesel sebagai campuran B30 hingga akhir Desember 2022 perlu dijaga dengan meningkatkan alokasi volume biodiesel pada tahun ini, yang semula sebesar 10.151.018 kiloliter (kL) menjadi 11.025.604 kL.
“Untuk meningkatkan keberterimaan kelapa sawit Indonesia di pasar dunia, Komrah sepakat untuk mempercepat peningkatan sertifikasi ISPO. Di antaranya dengan menempatkan Sekretariat ISPO di bawah BPDPKS, serta mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan mempercepat peningkatan sertifikasi ISPO,” terang Airlangga.
Rapat Komrah juga meminta agar segera dilakukan rapat koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) sebagai upaya percepatan pelaksanaan Program PSR.