Tanam Pohon, BEI Ikut Terapkan Sistem Keuangan Berkelanjutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia ( BEI /IDX), sebagai bagian dari regulator di pasar modal Indonesia, turut berkomitmen dan berperan aktif dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs sebagaimana Perpres No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Direktur BEI Risa E. Rustam menyampaikan, pihaknya telah melaksanakan inisiatif untuk mewujudkan serangkaian program keuangan berkelanjutan. Dalam rangka memperkuat program-program keuangan berkelanjutan, lanjut Risa, secara sistematis BEI telah menyusun rencana aksi keuangan berkelanjutan (RAKB) yang salah satunya berfokus pada kinerja keberlanjutan aspek lingkungan hidup.
“Untuk itulah bersamaan dengan kegiatan IDX Team Building 2022 yang merupakan rangkaian acara peringatan HUT ke-30 BEI, kami melakukan kegiatan CSR penghijauan kembali berupa penanaman 3.000 bibit pohon mahoni dan alpukat pada 3 September 2022 di lereng Gunung Merapi, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta,” ujar Risa dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/9/2022).
Risa menerangkan, kegiatan tersebut diikuti oleh direksi, dewan komisaris dan karyawan BEI dengan total sebanyak 561 peserta. Sebanyak kurang lebih 600 bibit akan ditanam serentak oleh para karyawan peserta IDX Team Building 2022 di lokasi tanam dengan diikuti seremonial acara. “Selebihnya bibit akan ditanam oleh Karang Taruna dan warga setempat,” kata Risa.
Kemudian, Risa menjelaskan, wilayah lereng Gunung Merapi terutama di bagian selatan dipilih menjadi area penghijauan karena 80% sumber utama mata air bersih di Yogyakarta berasal dari lereng selatan Gunung Merapi. Namun, saat ini akibat aktivitas penambangan pasir yang kurang terkendali menyebabkan banyak titik sumber air bersih yang terancam kering.
“Sehingga diperlukan tindakan nyata dan segera untuk menghijaukan kembali area sumber air melalui penanaman pohon di area tersebut untuk menyelamatkan sumber air dan alam di lereng Gunung Merapi,” imbuhnya.
Risa mengungkapkan bahwa pohon mahoni dan pohon alpukat dipilih karena merupakan pohon yang berbatang keras, berumur panjang, mampu menyerap polusi udara, dan menghasilkan oksigen yang menyegarkan udara sehingga sesuai untuk dimanfaatkan sebagai pohon penghijauan. Sedangkan pohon alpukat sangat cocok dengan kontur tanah sekitar Gunung Merapi dan memiliki akar yang berfungsi utama menyerap air.
“Pasca penanaman, BEI berkomitmen melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat dan karang taruna untuk melakukan perawatan secara berkala dan memastikan bibit pohon yang ditanam tumbuh dengan baik, sehingga tujuan utama berupa penghijauan di lereng Gunung Merapi dapat terwujud dengan baik,” pungkasnya.
Direktur BEI Risa E. Rustam menyampaikan, pihaknya telah melaksanakan inisiatif untuk mewujudkan serangkaian program keuangan berkelanjutan. Dalam rangka memperkuat program-program keuangan berkelanjutan, lanjut Risa, secara sistematis BEI telah menyusun rencana aksi keuangan berkelanjutan (RAKB) yang salah satunya berfokus pada kinerja keberlanjutan aspek lingkungan hidup.
“Untuk itulah bersamaan dengan kegiatan IDX Team Building 2022 yang merupakan rangkaian acara peringatan HUT ke-30 BEI, kami melakukan kegiatan CSR penghijauan kembali berupa penanaman 3.000 bibit pohon mahoni dan alpukat pada 3 September 2022 di lereng Gunung Merapi, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta,” ujar Risa dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/9/2022).
Risa menerangkan, kegiatan tersebut diikuti oleh direksi, dewan komisaris dan karyawan BEI dengan total sebanyak 561 peserta. Sebanyak kurang lebih 600 bibit akan ditanam serentak oleh para karyawan peserta IDX Team Building 2022 di lokasi tanam dengan diikuti seremonial acara. “Selebihnya bibit akan ditanam oleh Karang Taruna dan warga setempat,” kata Risa.
Kemudian, Risa menjelaskan, wilayah lereng Gunung Merapi terutama di bagian selatan dipilih menjadi area penghijauan karena 80% sumber utama mata air bersih di Yogyakarta berasal dari lereng selatan Gunung Merapi. Namun, saat ini akibat aktivitas penambangan pasir yang kurang terkendali menyebabkan banyak titik sumber air bersih yang terancam kering.
“Sehingga diperlukan tindakan nyata dan segera untuk menghijaukan kembali area sumber air melalui penanaman pohon di area tersebut untuk menyelamatkan sumber air dan alam di lereng Gunung Merapi,” imbuhnya.
Risa mengungkapkan bahwa pohon mahoni dan pohon alpukat dipilih karena merupakan pohon yang berbatang keras, berumur panjang, mampu menyerap polusi udara, dan menghasilkan oksigen yang menyegarkan udara sehingga sesuai untuk dimanfaatkan sebagai pohon penghijauan. Sedangkan pohon alpukat sangat cocok dengan kontur tanah sekitar Gunung Merapi dan memiliki akar yang berfungsi utama menyerap air.
“Pasca penanaman, BEI berkomitmen melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat dan karang taruna untuk melakukan perawatan secara berkala dan memastikan bibit pohon yang ditanam tumbuh dengan baik, sehingga tujuan utama berupa penghijauan di lereng Gunung Merapi dapat terwujud dengan baik,” pungkasnya.
(uka)