Wall Street Ditutup Melemah Pascalibur Hari Buruh AS dan Musim Panas

Rabu, 07 September 2022 - 07:06 WIB
loading...
Wall Street Ditutup...
Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa (6/9/2022) waktu setempat. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa (6/9/2022) waktu setempat. Hal itu terjadi sesi pertama setelah liburan Hari Buruh AS dan liburan musim panas, karena para pelaku pasar menilai data ekonomi baru dalam perdagangan yang bergejolak.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 173,14 poin, atau 0,55%, menjadi 31.145,3; S&P 500 (SPX) kehilangan 16,07 poin, atau 0,41%, menjadi 3.908,19; dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 85,96 poin, atau 0,74%, menjadi 11.544,91.



Survei dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan, industri jasa AS meningkat pada Agustus untuk bulan kedua berturut-turut di tengah pertumbuhan pesanan dan lapangan kerja yang lebih kuat, sementara kemacetan pasokan dan tekanan harga mereda.

Namun, angka dari S&P Global menunjukkan Indeks Manajer Pembelian sektor jasa jauh dari perkiraan awal untuk Agustus. Data sektor jasa AS yang lebih kuat dari perkiraan memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

Menurut Wakil Kepala Investasi di BMO Family Office Carol Schleif, The Fed telah terdegradasi menjadi sangat bergantung pada data, sehingga setiap informasi yang keluar investor akan melihat tidak hanya pada tingkat absolut, tetapi mencoba untuk menyimpulkan apa artinya ketika Fed bertemu.

"Salah satu hal yang membingungkan investor adalah bahwa sangat sedikit untuk mendorong pasar naik atau turun dengan kuat," ujarnya.

Kepala strategi perdagangan di TD Ameritrade, Shawn Cruz mengatakan, kekhawatiran atas pasokan energi ke Eropa dan bagaimana penguncian Covid-19 akan berdampak pada ekonomi China juga mendorong pasar turun pada hari Selasa.

"Banyak ketidakpastian dan volatilitas tidak datang dari AS; itu sebenarnya datang dari luar negeri," tuturnya.

Indeks Nasdaq yang sarat teknologi mengalami kerugian hari ketujuh berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang sejak November 2016.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1882 seconds (0.1#10.140)