Rusia Stop Aliran Gas ke Eropa, Raksasa Energi Jerman: yang Terburuk Belum Datang

Jum'at, 09 September 2022 - 13:08 WIB
loading...
Rusia Stop Aliran Gas...
Perusahaan raksasa energi Jerman, Uniper memperingatkan, yang terburuk masih akan datang seiring dengan kekhawatiran atas pasokan gas Rusia ke Eropa hingga musim gugur dan musim dingin. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Perusahaan raksasa energi Jerman , Uniper memperingatkan, yang terburuk masih akan datang seiring dengan kekhawatiran atas pasokan gas Rusia ke Eropa hingga musim gugur dan musim dingin terus mendorong kenaikan harga.

"Saya telah mengatakan ini beberapa kali sepanjang tahun ini dan saya juga memberitahukan kepada para pembuat kebijakan. Lihat, yang terburuk masih akan datang," kata CEO Uniper, Klaus-Dieter Maubach kepada Hadley Gamble dari CNBC di Gastech 2022, Milan.



"Apa yang kita lihat di pasar grosir adalah 20 kali lipat dari harga dua tahun lalu - 20 kali lipat. Itulah sebabnya saya pikir kita perlu benar-benar melakukan diskusi terbuka dengan semua orang yang bertanggung jawab tentang bagaimana memperbaikinya," tambahnya.

Seperti diketahui pada Jumat kemarin, raksasa energi milik Rusia, Gazprom telah menghentikan aliran gas tanpa batas waktu ke Eropa melalui pipa utama. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa beberapa negara di Eropa dapat dipaksa untuk menjatah energi selama musim dingin.

Uniper, sebagai importir gas terbesar Jerman mendapat pukulan keras dari berkurangnya aliran gas melalui jaringan pipa dari Rusia, yang telah memicu lonjakan harga.

Sebelumnya pemerintah Jerman sepakat pada bulan Juli untuk menyelamatkan Uniper dengan memberikan bantuan senilai 15 miliar euro (USD14,9 miliar) untuk menyehatkan keuangan perusahaan. Maubach mengatakan pada hari Selasa, bahwa beberapa detail masih perlu diselesaikan terkait dengan paket stabilisasi tersebut.

Penghentian pasokan Rusia melalui Nord Stream 1 dan lonjakan harga gas Eropa kemungkinan akan memperburuk situasi bagi perusahaan. Saham Uniper 3,5% lebih rendah pada Selasa pagi. Saham yang terdaftar di Frankfurt turun lebih dari 88% year to date.

Hancurnya Kemitraan dengan Gazprom

Pengumuman Gazprom untuk mematikan aliran gas ke Eropa tanpa batas waktu datang tidak lama setelah G7 mendukung rencana pembatasan harga minyak Rusia. Sementara itu Gazprom mengatakan, penutupan itu disebabkan oleh kebocoran oli di turbin.



Pipa Nord Stream 1, yang menghubungkan Rusia ke Jerman melalui Baltic Sec, telah dijadwalkan untuk dibuka kembali pada hari Sabtu setelah tiga hari ada pekerjaan pemeliharaan.

Kremlin sejak itu menyalahkan anggota parlemen Eropa soal penghentian pasokan gas melalui Nord Stream 1, dengan mengatakan sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Barat setelah invasi Rusia ke Ukraina telah menghambat pekerjaan perbaikan.

Penyataan itu secara luas ditafsirkan sebagai indikasi paling jelas bahwa Rusia kemungkinan akan mendorong Eropa untuk mencabut sanksi ekonomi sebagai syarat Moskow dapat membuka kembali keran aliran gas.

Pembuat kebijakan Uni Eropa menuduh Kremlin menjadikan energi sebagai senjata dalam upaya untuk menabur ketidakpastian di seluruh blok 27 negara itu dan meningkatkan harga energi di tengah gempuran Rusia di Ukraina. Sedangkan Moskow membantah menggunakan energi sebagai senjata.

Ditanya apakah mungkin Uniper dapat bekerja lagi dengan Gazprom jika perang Kremlin dengan Ukraina berakhir, Maubach mengatakan, hubungan perusahaan dengan Rusia kembali ke tahun 1970-an dan dia secara pribadi membela Gazprom sebagai pemasok energi yang andal setelah perang dimulai dengan Ukraina pada akhir Februari.

"Saya pikir kemitraan ini rusak dan saya tidak berpikir bahwa kita dapat membangun kembali hanya dalam beberapa minggu, bulan, dan tahun mendatang. Jadi, kami fokus mengganti gas Rusia," tambahnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1482 seconds (0.1#10.140)