3 Strategi Kolaborasi Gaet Pasar di Tengah Kondisi Bisnis yang Menantang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pakar Marketing dan Founding Chairman Indonesia Brand Forum (IBF) Yuswohady membeberkan tiga strategi melakukan kolaborasi agar mampu memenangkan pasar.
Dia menegaskan, kolaborasi kian penting karena dari hari ke hari masyarakat dan dunia bisnis menghadapi beragam tantangan baru yang tidak mudah.
Mulai dari beban kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) , ancaman stagflasi (inflasi tinggi yang diikuti stagnannya pertumbuhan ekonomi), gangguan distribusi global (supply-chain bottleneck), hingga ketidakmenentuan kebijakan pemerintah.
Adapun tiga strategi tersebut adalah pertama, leverage brand audience. Kedua, sinergize brand asset. Ketiga, align brand identity.
Yuswohady menjelaskan, dalam leverage brand audience, kolaborasi dilakukan untuk memperluas pasar dan target audiens.
“Ketika dua merek berkolaborasi maka masing-masing pasarnya disatukan sehingga kolamnya membesar,” ujar Siwo, sapaan akrab Yuswohady, dalam webinar Indonesia Brand Forum (IBF), Senin (19/9/2022).
Kedua, sinergize brand asset. Melalui kolaborasi, kata dia, merek juga bisa menyinergikan aset yang dimiliki masing-masing pihak yang berkolaborasi sehingga menghasilkan kekuatan gabungan yang jauh lebih besar. Rumusnya bukan sekedar 1 + 1 = 2; tapi 1 + 1 = 3.
Lalu yang ketiga adalah align brand identity. Dia memaparkan, kolaborasi yang impactful harus menyelaraskan identitas dari masing-masing merek sehingga tercipta chemistry yang serasi.
"Keselarasan adalah prasarat terpenting terciptanya Brand Collab Advantage. Keselarasan adalah prasarat kelestarian kolaborasi," tuturnya.
Yuswohady menambahkan, di era sekarang ini strategi yang ampuh untuk memenangkan pasar bukan lagi berkompetisi, melainkan berkolaborasi.
“Dalam kondisi seperti ini, dan terutama pasca pandemi, strategi yang ampuh untuk memenangkan pasar bukan lagi berkompetisi, melainkan koopetisi, alias berkolaborasi. Ini adalah jantungnya keunggulan bisnis,” tandasnya.
“Sebab, dengan kolaborasi, masing-masing pihak, baik brand maupun korporat dapat saling bahu-membahu mengintegrasikan ekosistem fisik maupun digital. Kolaborasi akan menghasilkan win-win solution bagi semua pihak,” tutup Siwo.
Dia menegaskan, kolaborasi kian penting karena dari hari ke hari masyarakat dan dunia bisnis menghadapi beragam tantangan baru yang tidak mudah.
Mulai dari beban kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) , ancaman stagflasi (inflasi tinggi yang diikuti stagnannya pertumbuhan ekonomi), gangguan distribusi global (supply-chain bottleneck), hingga ketidakmenentuan kebijakan pemerintah.
Adapun tiga strategi tersebut adalah pertama, leverage brand audience. Kedua, sinergize brand asset. Ketiga, align brand identity.
Yuswohady menjelaskan, dalam leverage brand audience, kolaborasi dilakukan untuk memperluas pasar dan target audiens.
“Ketika dua merek berkolaborasi maka masing-masing pasarnya disatukan sehingga kolamnya membesar,” ujar Siwo, sapaan akrab Yuswohady, dalam webinar Indonesia Brand Forum (IBF), Senin (19/9/2022).
Kedua, sinergize brand asset. Melalui kolaborasi, kata dia, merek juga bisa menyinergikan aset yang dimiliki masing-masing pihak yang berkolaborasi sehingga menghasilkan kekuatan gabungan yang jauh lebih besar. Rumusnya bukan sekedar 1 + 1 = 2; tapi 1 + 1 = 3.
Lalu yang ketiga adalah align brand identity. Dia memaparkan, kolaborasi yang impactful harus menyelaraskan identitas dari masing-masing merek sehingga tercipta chemistry yang serasi.
"Keselarasan adalah prasarat terpenting terciptanya Brand Collab Advantage. Keselarasan adalah prasarat kelestarian kolaborasi," tuturnya.
Baca Juga
Yuswohady menambahkan, di era sekarang ini strategi yang ampuh untuk memenangkan pasar bukan lagi berkompetisi, melainkan berkolaborasi.
“Dalam kondisi seperti ini, dan terutama pasca pandemi, strategi yang ampuh untuk memenangkan pasar bukan lagi berkompetisi, melainkan koopetisi, alias berkolaborasi. Ini adalah jantungnya keunggulan bisnis,” tandasnya.
“Sebab, dengan kolaborasi, masing-masing pihak, baik brand maupun korporat dapat saling bahu-membahu mengintegrasikan ekosistem fisik maupun digital. Kolaborasi akan menghasilkan win-win solution bagi semua pihak,” tutup Siwo.
(ind)