Proyeksi The Fed: Suku Bunga AS Bakal Tembus 4,6% di 2023

Kamis, 22 September 2022 - 06:07 WIB
loading...
Proyeksi The Fed: Suku...
Federal Reserve (The Fed) memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan bakal menembus level 4,4% pada akhir tahun 2022 dan 4,6% pada 2023. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan bakal menembus level 4,4% pada akhir tahun 2022 dan 4,6% pada 2023.

Ini merupakan proyeksi kuartalan para pejabat The Fed setelah baru saja mengerek 75 basis poin (bps) atau 0,75% dalam gelaran rapat FOMC, Kamis (22/9/2022) dini hari WIB.

Untuk diketahui, saat ini Fed Funds Rate (FFR) terbaru berada di kisaran 3,00%-3,25%, dari sebelumnya 2,25%-2,50%.

Seiring perkembangan ekonomi ke depan, jika prediksi itu dilaksanakan, maka angka kenaikan 75 bps akan menjadi keempat kalinya berturut-turut, yang jadi-atau-tidaknya bakal diputuskan pada pertemuan November mendatang.



Lebih jauh, The Fed juga membaca tren suku bunga akan melandai hingga 3,9% pada tahun 2024, serta 2,9% pada tahun 2025, sebagaimana diwartakan Bloomberg, Kamis (22/9/2022).

Estimasi dari otoritas tertinggi keuangan AS itu menggarisbawahi tekad The Fed dalam mengekang gejolak inflasi yang masih panas, meskipun ada risiko bahwa dengan mengerek bunga pinjaman maka dapat mendorong ekonomi Paman Sam tersungkur dalam jurang resesi.

Fed yang sebelumnya dikecam karena dinilai lambat dalam merespons peningkatan tekanan harga, saat ini justru berbalik secara agresif untuk mengejar ketertinggalan, dan saat ini memilih pengetatan kebijakan paling agresif sejak The Fed dipimpin oleh Paul Volcker sejak empat dekade lalu.



Seperti diketahui, inflasi di Negeri Paman Sam memuncak 9,1% pada bulan Juni, yang lantas perlahan melandai, meskipun penurunannya tidak secepat yang diperkirakan. Pada bulan Agustus, inflasi AS masih di level 8,3%.

Kebijakan peningkatan suku bunga merupakan pilihan bagi The Fed untuk membawa inflasi berada di target 2% kendati jalan yang diambil terjal dan berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi negara adidaya tersebut.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2354 seconds (0.1#10.140)