Konversi ke Kompor Listrik Dinilai Terburu-buru, Mulan Jameela Minta Pemerintah Kaji Ulang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program konversi kompor gas ke kompor listrik yang dicanangkan pemerintah mendapat sorotan dari anggota Komisi VII DPR Mulan Jameela.
Wanita yang dikenal sebagai aktris dan penyanyi itu meminta pemerintah mengkaji ulang program tersebut. Menurut dia, program tersebut bukan menyelesaikan masalah, justru akan menimbulkan masalah baru. “Ini seperti menyelesaikan masalah dengan masalah baru,” tukasnya kepada wartawan, dikutip Jumat (23/9/2022).
Politisi Gerindra itu menuturkan, program konversi ini terlalu terburu-buru dirilis ke masyarakat. Sebagai seorang ibu yang mengurus urusan dapur, Mulan mengaku tahu betul kebutuhan kompor untuk rumah tangga. Dia menyebut konversi LPG 3 kg ke listrik jadi persoalan serius para ibu.
"Berhubung saya ibu-ibu yang mengurus kompor di dapur, jadi mengerti betul kompor apa yang dibutuhkan,” tutur istri dari musisi Ahmad Dani.
"Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah aja punya kompor listrik tetap tak bisa lepas dari yang gas, karena masakan Indonesia ya beda bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran gitu aja," imbuh wanita kelahiran 23 Agustus 1979.
Mulan menambahkan, Komisi VII DPR sebenarnya sudah membahas ihwal program kompor listrik ini dengan Kementerian ESDM, di mana dalam rapat kala itu menyepakati bahwa program tersebut perlu dikaji ulang. Kini, program distribusi kompor listrik mulai digulirkan dan harganya mencapai Rp1,5 juta per unit.
"Kami tahu Kemenperin hanya menjalankan mandat yang ditugaskan. Ini urusan PLN. Saya melihat ini terlalu terburu-buru,” cetus legislator Dapil Jabar XI itu.
Sebelumnya, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir untuk melakukan peralihan atau konversi LPG 3 kilogram ke kompor induksi atau kompor listrik.
Dia menegaskan, tidak ada penambahan daya listrik rumah tangga untuk program konversi ini. Sebab, meteran listrik untuk konsumsi rumah tangga dan untuk kompor induksi berbeda.
"Daya yang terpasang di masyarakat sama sekali tidak kami ubah, struktur tarifnya tetap sama, baik itu 450 VA, 900 VA, sudah kami uji semuanya. Di mana kekhawatiran masyarakat yang tadinya khawatir ada pergeseran daya dan tarif sama sekali sudah kami selesaikan," kata Darmawan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR.
Darmawan menjelaskan, untuk sambungan listrik kompor induksi, menggunakan miniature circuit breaker (MCB) jalur khusus, yang tidak tersambung dengan meteran listrik untuk konsumsi rumah tangga yang menggunakan struktur daya yang sudah terpasang ataupun golongan tarif yang lama.
Wanita yang dikenal sebagai aktris dan penyanyi itu meminta pemerintah mengkaji ulang program tersebut. Menurut dia, program tersebut bukan menyelesaikan masalah, justru akan menimbulkan masalah baru. “Ini seperti menyelesaikan masalah dengan masalah baru,” tukasnya kepada wartawan, dikutip Jumat (23/9/2022).
Politisi Gerindra itu menuturkan, program konversi ini terlalu terburu-buru dirilis ke masyarakat. Sebagai seorang ibu yang mengurus urusan dapur, Mulan mengaku tahu betul kebutuhan kompor untuk rumah tangga. Dia menyebut konversi LPG 3 kg ke listrik jadi persoalan serius para ibu.
"Berhubung saya ibu-ibu yang mengurus kompor di dapur, jadi mengerti betul kompor apa yang dibutuhkan,” tutur istri dari musisi Ahmad Dani.
"Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah aja punya kompor listrik tetap tak bisa lepas dari yang gas, karena masakan Indonesia ya beda bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran gitu aja," imbuh wanita kelahiran 23 Agustus 1979.
Mulan menambahkan, Komisi VII DPR sebenarnya sudah membahas ihwal program kompor listrik ini dengan Kementerian ESDM, di mana dalam rapat kala itu menyepakati bahwa program tersebut perlu dikaji ulang. Kini, program distribusi kompor listrik mulai digulirkan dan harganya mencapai Rp1,5 juta per unit.
"Kami tahu Kemenperin hanya menjalankan mandat yang ditugaskan. Ini urusan PLN. Saya melihat ini terlalu terburu-buru,” cetus legislator Dapil Jabar XI itu.
Sebelumnya, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir untuk melakukan peralihan atau konversi LPG 3 kilogram ke kompor induksi atau kompor listrik.
Dia menegaskan, tidak ada penambahan daya listrik rumah tangga untuk program konversi ini. Sebab, meteran listrik untuk konsumsi rumah tangga dan untuk kompor induksi berbeda.
"Daya yang terpasang di masyarakat sama sekali tidak kami ubah, struktur tarifnya tetap sama, baik itu 450 VA, 900 VA, sudah kami uji semuanya. Di mana kekhawatiran masyarakat yang tadinya khawatir ada pergeseran daya dan tarif sama sekali sudah kami selesaikan," kata Darmawan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR.
Darmawan menjelaskan, untuk sambungan listrik kompor induksi, menggunakan miniature circuit breaker (MCB) jalur khusus, yang tidak tersambung dengan meteran listrik untuk konsumsi rumah tangga yang menggunakan struktur daya yang sudah terpasang ataupun golongan tarif yang lama.
(ind)