Ganti LPG 3 Kg ke Kompor Listrik, Harga Paketnya Rp1,8 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus mendorong program konversi penggunaan LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik untuk rumah tangga. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan harga paket kompor listrik sekitar Rp1,8 juta. Di mana satu paket terdiri dari dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker (MCB).
"Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dayanya dinaikin," ujar Rida di Gedung DPR, Kamis (22/9/2022).
Lihat SINDOgrafis: 300.000 Kompor Listrik Bakal Dibagikan Pemerintah Gratis
Menurut dia paket tersebut akan dibagikan gratis untuk tahun ini sebagai implementasi dari program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik. Pemberian paket kompor listrik garatis tersebut diberikan kepada masyarakat kurang mampu yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sedangkan bagi warga mampu mengeluarkan biaya sendiri.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan alasan diluncurkannya program tersebut. Salah satunya untuk menyerap kelebihan pasokan pembangkit listrik PLN.
Pasalnya, daya listrik yang terlebih tersebut masih harus ditanggung PLN kepada independent Power Producer (IPP). "Ini salah satu program untuk meningkatkan demand," kata Arifin.
"Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dayanya dinaikin," ujar Rida di Gedung DPR, Kamis (22/9/2022).
Lihat SINDOgrafis: 300.000 Kompor Listrik Bakal Dibagikan Pemerintah Gratis
Menurut dia paket tersebut akan dibagikan gratis untuk tahun ini sebagai implementasi dari program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik. Pemberian paket kompor listrik garatis tersebut diberikan kepada masyarakat kurang mampu yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sedangkan bagi warga mampu mengeluarkan biaya sendiri.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan alasan diluncurkannya program tersebut. Salah satunya untuk menyerap kelebihan pasokan pembangkit listrik PLN.
Pasalnya, daya listrik yang terlebih tersebut masih harus ditanggung PLN kepada independent Power Producer (IPP). "Ini salah satu program untuk meningkatkan demand," kata Arifin.
(nng)