Kondisi Bisnis Berubah Imbas Pandemi, Perusahaan RI-Korea Cari Solusi Bersama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 telah mendorong transformasi dalam segala aspek bisnis seperti pengadopsian digital dan penciptaan ekonomi berkelanjutan.
Di sisi lain, beragam kendala dan tantangan baru juga muncul sebagai imbas pandemi maupun konflik global yang memicu krisis dan gangguan rantai pasok.
Guna mengurai beragam masalah dan mencari solusi bersama, Korea Trade Investment promotion Agency (KOTRA), Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pada Rabu (28/9) menggelar 'Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022' di Jakarta.
Memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia, Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 menyediakan sarana untuk mempercepat kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Dengan berbagi wawasan dan menjembatani peluang, ajang temu bisnis itu mengusung tema yang sesuai tiga pilar Presidensi G20 Indonesia yakni perubahan menuju energi berkelanjutan, kesehatan, dan transformasi digital.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 300 pengusaha RI dan Korea Selatan (Korsel) tersebut meliputi Forum Kerjasama Industri Masa Depan antara Indonesia dan Korea, pameran bisnis, dan pertemuan one on one meeting.
Dirjen KOTRA Jakarta Lee Jang-hee mengatakan pihaknya berperan menjembatani perusahaan Korea Selatan dan perusahaan Indonesia untuk menjalin kerja sama ekonomi terutama di bidang ekspor, impor, dan investasi.
"Tujuan dari Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 adalah untuk mengatasi tantangan dan rintangan yang muncul karena perubahan bentuk dalam lingkungan perdagangan internasional dan investasi akibat pandemi COVID-19," papar Lee melalui siaran pers, dikutip Kamis (29/9/2022).
Dia melanjutkan, kehadiran Kerjasama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia Korea (IK CEPA) yang telah diteken tahun ini juga diharapkan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Perjanjian tersebut telah diratifikasi oleh Korea Selatan pada Juni 2021 dan Indonesia pada Agustus 2022. IK CEPA diharapkan resmi berlaku pada tahun 2023.
Lee pun optimistis IK CEPA akan melahirkan sistem kerja sama yang lebih dalam di tengah ketidakpastian ekonomi global seperti ancaman inflasi, disrupsi rantai pasok, perang dagang, dan konflik geopolitik.
Korsel mengeliminasi sebanyak 95,5% dari pos tarif yang mewakili 97,3% nilai impor dari Indonesia. Pada saat yang sama, Indonesia juga memangkas 93% pos tarif yang mewakili 97% impor dari Negeri Ginseng.
"Korea Selatan akan melanjutkan kolaborasi yang melibatkan industri dengan teknologi tinggi seperti kendaraan listrik dan baterai sekunder sebagai bagian dari Environmental Social Governance (ESG) untuk mendukung kebijakan keberlanjutan Indonesia," tuturnya.
Lee menambahkan, Indonesia merupakan salah satu mitra penting bagi Korea Selatan, khususnya di kawasan ASEAN. Nilai perdagangan Korsel-Indonesia tercatat sebesar USD15,3 miliar untuk periode Januari hingga Juli 2022. Angka tersebut tumbuh 49,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni USD10,2 miliar.
Adapun komoditas utama yang yang diperdagangkan kedua negara tersebut adalah bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk; mesin dan peralatan listrik; besi dan baja; bijih, terak, dan abu; dan plastik.
Lebih lanjut Lee mengatakan, dalam acara 'Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022', pada sesi konsultasi bisnis dan one on one meeting, terdapat 48 perusahaan teknologi Korea Selatan yang berpartisipasi secara daring maupun luring.
Mereka melakukan pertemuan atau konsultasi tatap muka dengan 100 calon mitra seperti perusahaan Indonesia skala besar, pemilik proyek, pemodal ventura untuk mengenalkan produk mereka. Pertemuan tersebut juga menjajaki peluang terjadinya kesepakatan bisnis di masa depan.
Sebagai acara pendukung, terdapat booth pameran termasuk keinginan dan persiapan Korea menyelenggarakan Busan Expo pada 2030. Booth dari Hyundai Kefico juga ikut meramaikan acara tersebut di area transportasi masa depan dengan mempromosikan solusi kendaraan listrik roda dua. Pada acara tersebut juga terdapat penandatanganan nota kesepakatan antara Idea Concert dan PT MNC Pictures (MNC Group).
Di sisi lain, beragam kendala dan tantangan baru juga muncul sebagai imbas pandemi maupun konflik global yang memicu krisis dan gangguan rantai pasok.
Guna mengurai beragam masalah dan mencari solusi bersama, Korea Trade Investment promotion Agency (KOTRA), Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pada Rabu (28/9) menggelar 'Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022' di Jakarta.
Memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia, Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 menyediakan sarana untuk mempercepat kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Dengan berbagi wawasan dan menjembatani peluang, ajang temu bisnis itu mengusung tema yang sesuai tiga pilar Presidensi G20 Indonesia yakni perubahan menuju energi berkelanjutan, kesehatan, dan transformasi digital.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 300 pengusaha RI dan Korea Selatan (Korsel) tersebut meliputi Forum Kerjasama Industri Masa Depan antara Indonesia dan Korea, pameran bisnis, dan pertemuan one on one meeting.
Dirjen KOTRA Jakarta Lee Jang-hee mengatakan pihaknya berperan menjembatani perusahaan Korea Selatan dan perusahaan Indonesia untuk menjalin kerja sama ekonomi terutama di bidang ekspor, impor, dan investasi.
"Tujuan dari Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 adalah untuk mengatasi tantangan dan rintangan yang muncul karena perubahan bentuk dalam lingkungan perdagangan internasional dan investasi akibat pandemi COVID-19," papar Lee melalui siaran pers, dikutip Kamis (29/9/2022).
Dia melanjutkan, kehadiran Kerjasama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia Korea (IK CEPA) yang telah diteken tahun ini juga diharapkan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Perjanjian tersebut telah diratifikasi oleh Korea Selatan pada Juni 2021 dan Indonesia pada Agustus 2022. IK CEPA diharapkan resmi berlaku pada tahun 2023.
Lee pun optimistis IK CEPA akan melahirkan sistem kerja sama yang lebih dalam di tengah ketidakpastian ekonomi global seperti ancaman inflasi, disrupsi rantai pasok, perang dagang, dan konflik geopolitik.
Korsel mengeliminasi sebanyak 95,5% dari pos tarif yang mewakili 97,3% nilai impor dari Indonesia. Pada saat yang sama, Indonesia juga memangkas 93% pos tarif yang mewakili 97% impor dari Negeri Ginseng.
"Korea Selatan akan melanjutkan kolaborasi yang melibatkan industri dengan teknologi tinggi seperti kendaraan listrik dan baterai sekunder sebagai bagian dari Environmental Social Governance (ESG) untuk mendukung kebijakan keberlanjutan Indonesia," tuturnya.
Lee menambahkan, Indonesia merupakan salah satu mitra penting bagi Korea Selatan, khususnya di kawasan ASEAN. Nilai perdagangan Korsel-Indonesia tercatat sebesar USD15,3 miliar untuk periode Januari hingga Juli 2022. Angka tersebut tumbuh 49,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni USD10,2 miliar.
Adapun komoditas utama yang yang diperdagangkan kedua negara tersebut adalah bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk; mesin dan peralatan listrik; besi dan baja; bijih, terak, dan abu; dan plastik.
Lebih lanjut Lee mengatakan, dalam acara 'Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022', pada sesi konsultasi bisnis dan one on one meeting, terdapat 48 perusahaan teknologi Korea Selatan yang berpartisipasi secara daring maupun luring.
Mereka melakukan pertemuan atau konsultasi tatap muka dengan 100 calon mitra seperti perusahaan Indonesia skala besar, pemilik proyek, pemodal ventura untuk mengenalkan produk mereka. Pertemuan tersebut juga menjajaki peluang terjadinya kesepakatan bisnis di masa depan.
Sebagai acara pendukung, terdapat booth pameran termasuk keinginan dan persiapan Korea menyelenggarakan Busan Expo pada 2030. Booth dari Hyundai Kefico juga ikut meramaikan acara tersebut di area transportasi masa depan dengan mempromosikan solusi kendaraan listrik roda dua. Pada acara tersebut juga terdapat penandatanganan nota kesepakatan antara Idea Concert dan PT MNC Pictures (MNC Group).
(ind)