Harga Pertalite Bisa Saja Turun, Kementerian ESDM Ungkap Syaratnya
loading...
A
A
A
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 30 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 83,93 dolar AS per barel. WTI melambung lebih dari 5,0 persen di sesi sebelumnya, kenaikan harian terbesar sejak Mei.
Harga minyak menguat pada Senin (3/10/2022) di tengah kekhawatiran baru tentang ketatnya pasokan. Investor memperkirakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, akan memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari (bph) pada pertemuan langsung pertama mereka sejak 2020 pada Rabu (5/10/2022).
Pemotongan sukarela oleh masing-masing anggota dapat terjadi di atas angka tersebut, menjadikannya pemotongan terbesar sejak dimulainya pandemi COVID-19, kata sumber OPEC.
"Meskipun semuanya terjadi di tengah perang di Ukraina, OPEC+ tidak pernah sekuat ini dan mereka akan melakukan apa pun untuk memastikan harga didukung di sini," kata Edward Moya, analis senior OANDA, dalam sebuah catatan.
OPEC+ telah meningkatkan produksi tahun ini setelah rekor pemotongan dilakukan pada 2020 karena penurunan permintaan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Namun dalam beberapa bulan terakhir, organisasi tersebut telah gagal memenuhi peningkatan produksi yang direncanakan, yang meleset pada Agustus sebesar 3,6 juta barel per hari.
Harga minyak menguat pada Senin (3/10/2022) di tengah kekhawatiran baru tentang ketatnya pasokan. Investor memperkirakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, akan memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari (bph) pada pertemuan langsung pertama mereka sejak 2020 pada Rabu (5/10/2022).
Pemotongan sukarela oleh masing-masing anggota dapat terjadi di atas angka tersebut, menjadikannya pemotongan terbesar sejak dimulainya pandemi COVID-19, kata sumber OPEC.
"Meskipun semuanya terjadi di tengah perang di Ukraina, OPEC+ tidak pernah sekuat ini dan mereka akan melakukan apa pun untuk memastikan harga didukung di sini," kata Edward Moya, analis senior OANDA, dalam sebuah catatan.
OPEC+ telah meningkatkan produksi tahun ini setelah rekor pemotongan dilakukan pada 2020 karena penurunan permintaan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Namun dalam beberapa bulan terakhir, organisasi tersebut telah gagal memenuhi peningkatan produksi yang direncanakan, yang meleset pada Agustus sebesar 3,6 juta barel per hari.
(akr)