Miris! Cadangan Gas Alam Melimpah, tapi Impor LPG Capai Rp80 Triliun

Selasa, 11 Oktober 2022 - 10:10 WIB
loading...
Miris! Cadangan Gas...
Indonesia kekurangan kilang sehingga harus mengimpor gas LPG. Foto/energycapitalpower
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi gas alam yang sangat besar dan menjanjikan untuk dikembangkan. Namun, hingga saat ini Indonesia masih bergantung pada liquefied petroleum gas (LPG) impor.



Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, kondisi itu terjadi karena kapasitas produksi kilang LPG yang dimiliki Indonesia saat ini jumlahnya terbatas. Mau tak mau, sebagian besar dari kebutuhan LPG domestik harus dipenuhi dari impor.

Menurut dia, kuota LPG Indonesia per tahunnya dipatok sebesar 8 juta metrik ton. Sementara, kapasitas produksi kilang LPG RI hanya sebesar 1,9 juta metrik ton.

"Sekitar 76,9% itu memang kita impor LPG. Jadi kondisinya seperti itu. Ke depan kalau kita gunakan gas langsung ya berbeda dengan LPG. Kita lebih banyak kalau LNG atau gas pipa ke jargas," kata Tutuka dalam acara Energy Corner, dikutip Selasa (11/10/2022).

Presiden Jokowi pernah mengatakan, impor LPG Indonesia mencapai Rp80 triliun. Dari jumlah itu yang harus disubsidi oleh APBN Rp60 triliun hingga Rp70 triliun supaya bisa dinikmati masyarakat dengan harga murah.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, impor LPG dalam satu dekade telah menunjukkan peningkatan tiga kali lipat hingga mencapai 6,34 juta ton pada 2021. Porsi impor LPG pada 2021 telah mencapai 74% dari total kebutuhan. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan porsi impor LPG pada 2011 yang hanya sebesar 46%.

Di sisi lain, Indonesia memiliki harta karun energi lainnya yang bisa menggantikan impor LPG, yaitu gas alam. Gas alam juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan memasak bagi konsumen rumah tangga, dengan menggunakan jaringan pipa gas.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, pada 2021 pemanfaatan gas domestik "hanya" 66% dari realisasi salur (lifting) gas. Pada 2021, realisasi lifting gas sebesar 981,98 ribu barel setara minyak per hari atau 5.501 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Bila pemakaian gas alam ini digencarkan, maka ini bisa berkontribusi menekan impor LPG dan menghemat devisa negara, sambil mengoptimalkan sumber daya alam di dalam negeri.



Berdasarkan data terbaru SKK Migas, status per 31 Desember 2021, Indonesia memiliki cadangan terbukti (proven reserves) gas alam sebesar 34,64 triliun kaki kubik (TCF). Bila digabungkan dengan data cadangan potensial Kementerian ESDM status 1 Januari 2021, total cadangan gas RI mencapai 60,61 TCF.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2492 seconds (0.1#10.140)