Saat Pandemi Ojol Menjadi Tumpuan Sumber Pekerjaan

Rabu, 12 Oktober 2022 - 18:34 WIB
loading...
Saat Pandemi Ojol Menjadi Tumpuan Sumber Pekerjaan
Banyak masyarakat bergabung ke ojol saat pandemi. Foto/Sutikno/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ojek online ( ojol ) telah menjadi salah satu sumber pekerjaan yang menjadi tumpuan banyak orang di masa pandemi. Hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan yang dirilis Oktober 2022, menunjukan bahwa hampir 60% pengemudi ojol bergabung di masa pandemi.



Survei ini juga menangkap fenomena bahwa mayoritas pengemudi juga menjadikan ojol sebagai pekerjaan utama. Survei bertajuk Persepsi Masyarakat Terhadap Penyesuaian Jasa Angkutan Ojek Online itu menyebut, 54% responden pengemudi ojol menjadikan status driver ojol sebagai pekerjaan utama.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan bahwa fenomena itu tidak mengejutkan. Huda mengatakan, sektor transportasi, khususnya ojol saat ini menjadi salah satu pekerjaan yang banyak ditekuni oleh masyarakat di Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari jumlah ojol di Indonesia yang sangat besar, lebih dari 4 juta mitra driver.

Tingginya minat masyarakat menekuni pekerjaan menjadi driver ojol tidak lain karena tingginya kebutuhan terhadap jasa ojol. Ojol sudah menjadi moda transportasi konsumen dari rumah menuju pusat-pusat aktivitas. Moda transportasi ini dianggap lebih praktis dan lebih cepat dibandingkan angkutan umum lainnya.

Selain potensi pengguna itu, menurut Huda, sebagian besar masyarakat memilih pekerjaan driver ojol karena pertimbangan waktu, sangat fleksibel. Para mitra driver bisa menentukan waktu bekerja dan target pendapatan sendiri.

Akan tetapi masa pandemi semakin mendorong para driver ojol untuk lebih aktif dan lebih lama beroperasi untuk menjaga tingkat pendapatannya yang tergerus oleh dampak pandemi. “Kenyataannya banyak dari driver yang bekerja antara 8-12 jam. Jika durasi bekerja sudah selama itu, maka bisa disebut mitra driver sudah menjadikan ojol sebagai pekerjaan utama,” kata Huda, Rabu (12/10/2022).

Menurut Huda, jika mayoritas yang disurvei oleh Kemenhub adalah yang telah bergabung menjadi pengemudi ojol sebelum pandemi, jumlah driver yang menyatakan telah menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan utama tentu persentasenya akan lebih besar lagi.

“Dari survei kami di tahun 2019, atau sebelum pandemi, sebagian besar responden sudah menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan utama, apalagi sekarang,” ungkap Huda.

Huda mengatakan, sektor ojol ini memang mampu menyerap tenaga kerja yang tidak terbatas. Bahkan ketika pandemi Covid-19 melanda dan banyak terjadi PHK, ojol mampu menyerap tenaga kerja dengan menawarkan kesempatan menjadi mitra driver.

“Saat pandemi, para mitra driver ini masih bisa memiliki pendapatan terutama pada jasa layanan antarmakanan. Ini menjadi berkah tersendiri bagi para mitra driver di saat banyak perusahaan melakukan PHK,” sebut Huda.

Industri ride-hailing ini, lanjut Huda, juga memberikan dampak luas bagi masyarakat dan menjadi bantalan saat suasana ekonomi mulai sulit. Tidak hanya mitra driver yang bisa mendapatkan akses tetapi seluruh ekosistem yang ada di dalamnya juga menerima manfaat dari hadirnya industri ini. Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama di bidang makanan maupun barang lain yang dijual melalui e-commerce juga terbantu dengan hadirnya industri ride-hailing.



“Ojol ini menciptakan efek ganda positif di industri lain yang menjadi penyelamat terutama saat pandemi,” tutup Huda.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)