6 Komandemen yang Muncul dari Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20

Jum'at, 14 Oktober 2022 - 07:10 WIB
loading...
6 Komandemen yang Muncul dari Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20
Menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 memiliki 6 komitmen. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, tantangan ekonomi global yang kompleks membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan tindakan kolektif dari G20 , kelompok yang menguasai 85% ekonomi dunia. Tujuannya, untuk melindungi mata pencaharian masyarakat yang rentan sekaligus membawa dunia kembali ke pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.



"Tantangan ekonomi global yang kompleks juga memerlukan kerja sama dan sinkronisasi dalam mengembangkan bauran kebijakan makroekonomi yang tepat dari instrumen kebijakan fiskal, moneter, dan struktural untuk mengatasi masalah global kita bersama dan mendukung pemulihan ekonomi secara efektif," ujar Sri dalam konferensi pers The 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting di Washington DC, Jumat (14/10/2022) waktu Jakarta dini hari.

Dia berpesan, bauran kebijakan yang tepat sangat mendesak untuk menurunkan tekanan inflasi tinggi yang berkepanjangan. Dia pun berharap, FMCBG Meeting sangat penting untuk kredibilitas G20.

"Di sini kami memiliki kesempatan untuk memenuhi komitmen lain yang kami buat pada Februari lalu, serta untuk mengambil tindakan yang lebih mendesak pada masalah-masalah yang muncul sejak saat itu," ungkap Sri.

Pertama, pada ekonomi global, G20 memperkuat tindakan terkoordinasi dan harmonis pada isu-isu yang sangat penting bagi stabilitas dan kemakmuran ekonomi global, termasuk ketahanan pangan dan energi.

"Kedua, kami memperkuat komitmen untuk memastikan ketahanan keuangan jangka panjang dari arsitektur keuangan internasional. Komitmen kami termasuk pada Global Financial Safety Net (GFSN), alokasi Special Drawing Right (SDR) untuk mendukung yang paling rentan dan untuk memperkuat kerangka kecukupan modal Multilateral Development Bank sambil memastikan penerapan kerangka kerja umum tentang perlakuan utang di luar DSSI," jelas Sri.

Ketiga, mereka menegaskan kembali komitmennya untuk kemajuan yang signifikan dalam regulasi dan pengawasan sektor keuangan. Mereka pun bertujuan untuk memperkuat sistem keuangan internasional dalam menghadapi perkembangan sistem keuangan, termasuk aktivitas dan pasar aset kripto sambil memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas, ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, dan strategi untuk memperkuat literasi keuangan digital.

"Yang keempat, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk memajukan laporan keuangan berkelanjutan 2022, yang, dalam menangani prioritas yang diidentifikasi dalam peta jalan keuangan berkelanjutan G20, telah mengembangkan kerangka keuangan transisi untuk mengenali kegiatan transisi iklim, termasuk transisi energi dan cara-cara untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan keuangan berkelanjutan," jelas Sri.

Kelima, mereka menegaskan kembali komitmennya untuk merevitalisasi investasi infrastruktur dengan cara yang berkelanjutan, inklusif, dan terjangkau, termasuk alat untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta, memobilisasi pembiayaan ke kota dan daerah, meningkatkan investasi digital dan InfraTech, dan meningkatkan investasi infrastruktur yang berkelanjutan dan transformatif.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2894 seconds (0.1#10.140)