Kolaborasi Bisnis Bantu UMKM Tingkatkan Penjualan, Simak 3 Langkah Berikut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di era di mana persaingan bisnis kian ketat, kolaborasi justru menjadi jurus ampuh untuk melesatkan bisnis, tak terkecuali Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) .
Tak dimungkiri, strategi kolaborasi bisa menjadi salah satu pilihan tepat bagi perusahaan yang ingin naik kelas atau melebarkan sayap bisnisnya.
Agar kolaborasi berjalan sesuai harapan dan tujuan serta bisa efektif, diperlukan perencanaan yang matang dan komprehensif mencakup berbagai aspek bisnis.
Social Media Consultant ukmindonesia.id Raldiano Fawzi dalam sesi pelatihan UMKM bertajuk "Strategi Kolaborasi untuk Tingkatkan Penjualan pada Kanal Digital" belum lama ini mengatakan, kolaborasi yang dijalankan dengan strategi, tujuan, dan mitra yang tepat, dapat melambungkan produk UMKM lebih cepat.
Selain itu juga menghasilkan ide yang segar serta unik, memperluas jangkauan pasar, hingga meningkatkan brand awareness di mata masyarakat.
“Sangat penting bagi pelaku UMKM untuk terus mengeksplorasi ide kreatif yang bisa disinergikan dengan mitra kolaborasi yang nantinya dapat menambah pasar baru dan menjaga loyalitas konsumen,” ujarnya, dikutip Jumat (14/10/2022).
Dalam sesi pelatihan yang digelar oleh ShopeePay tersebut, Raldiano berharap para peserta pelatihan semakin percaya diri untuk menjajaki kolaborasi sebagai salah satu strategi untuk mengembangkan bisnis mereka.
Founder Mad For Makeup Shirley Oslan Mad for Makeup yang juga menjadi pemateri dalam pelatihan tersebut turut membagikan tips dan pengalamannya berkecimpung di industri kosmetik.
Berikut ini tiga langkah utama yang sebaiknya diterapkan pelaku usaha, termasuk UMKM, saat menjalankan kolaborasi bisnis:
1. Dalami Profil Calon Mitra
Dalam proses memperluas pasar serta meningkatkan daya saing, kolaborasi membuka potensi bagi pelaku bisnis untuk menjangkau konsumen dalam skala yang lebih besar.
Founder Mad For Makeup Shirley Oslan mengatakan, saat menginisiasi calon mitra kolaborasi, penting untuk melakukan “background check” dan menyeleksi profil mitra yang memiliki profil bisnis yang sehat, serta memiliki target audiens yang serupa.
“Selain itu, melakukan riset citra dan persepsi konsumen terhadap calon mitra juga dapat dilakukan untuk memastikan kolaborasi tetap relevan dan dapat diterima dengan baik oleh target audiens kita nantinya,” tuturnya.
2. Pelajari Kolaborasi Sebelumnya
Mengetahui rekam jejak calon mitra, khususnya terkait kolaborasi yang pernah dilakukan, sangat penting untuk memastikan rencana kolaborasi mendatang serta dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan.
Pelajari studi kasus kolaborasi sebelumnya, apa yang berjalan dengan baik, perbaikan yang perlu dilakukan, serta potensi apa yang dapat dijadikan inovasi dalam kolaborasi selanjutnya.
Dalam tahap ini, pelaku bisnis dapat meminta umpan balik kepada organisasi atau bisnis yang pernah berkolaborasi dengan calon mitra.
3. Petakan Potensi Kolaborasi
Saat merencanakan kolaborasi dengan calon mitra, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh kedua belah pihak sejak awal, yaitu, tujuan kolaborasi, kebutuhan konsumen/solusi yang ingin dijawab, signifikansi kolaborasi, serta inovasi yang dapat dilakukan melalui kolaborasi.
Selain itu, tentukan juga jenis kolaborasi yang akan dilakukan. Apakah dengan co-branding yang memasarkan produk baru, atau co-marketing yang memasarkan produk masing-masing.
Tak kalah penting, pastikan periode setiap tahapan kolaborasi, mulai dari persiapan hingga penjualan agar momentum dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Sementara itu, Head of Business and Partnerships ShopeePay Eka Nilam Dari mengatakan, selaras dengan agenda pemerintah untuk onboarding 30 juta UMKM ke ekosistem digital pada 2024, dukungan bagi para pelaku usaha lokal dalam membangun kapasitas strategis melalui pelatihan menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan.
“Sejalan dengan komitmen #ShopeeAdaUntukUMKM, pelatihan kali ini membagikan wawasan baru mengenai kolaborasi antar pelaku usaha dan potensinya untuk menjangkau lebih banyak konsumen,” tuturnya.
Pihaknya juga mengapresiasi antusiasme para peserta dan berharap para pelaku UMKM terinspirasi untuk mengoptimalkan bisnis mereka sesuai perkembangan pasar.
“Pelaku usaha yang sedang mendigitalisasi bisnis atau ingin mendalami strategi bersaing di tengah kompetisi pasar juga dapat mengakses buku panduan Bisnis Bangkit Bersama ShopeePay yang merangkum seluruh materi yang telah dibawakan pada sesi pelatihan ShopeePay bersama ukmIndonesia.id,” pungkas Nilam.
Tak dimungkiri, strategi kolaborasi bisa menjadi salah satu pilihan tepat bagi perusahaan yang ingin naik kelas atau melebarkan sayap bisnisnya.
Agar kolaborasi berjalan sesuai harapan dan tujuan serta bisa efektif, diperlukan perencanaan yang matang dan komprehensif mencakup berbagai aspek bisnis.
Social Media Consultant ukmindonesia.id Raldiano Fawzi dalam sesi pelatihan UMKM bertajuk "Strategi Kolaborasi untuk Tingkatkan Penjualan pada Kanal Digital" belum lama ini mengatakan, kolaborasi yang dijalankan dengan strategi, tujuan, dan mitra yang tepat, dapat melambungkan produk UMKM lebih cepat.
Selain itu juga menghasilkan ide yang segar serta unik, memperluas jangkauan pasar, hingga meningkatkan brand awareness di mata masyarakat.
“Sangat penting bagi pelaku UMKM untuk terus mengeksplorasi ide kreatif yang bisa disinergikan dengan mitra kolaborasi yang nantinya dapat menambah pasar baru dan menjaga loyalitas konsumen,” ujarnya, dikutip Jumat (14/10/2022).
Dalam sesi pelatihan yang digelar oleh ShopeePay tersebut, Raldiano berharap para peserta pelatihan semakin percaya diri untuk menjajaki kolaborasi sebagai salah satu strategi untuk mengembangkan bisnis mereka.
Founder Mad For Makeup Shirley Oslan Mad for Makeup yang juga menjadi pemateri dalam pelatihan tersebut turut membagikan tips dan pengalamannya berkecimpung di industri kosmetik.
Berikut ini tiga langkah utama yang sebaiknya diterapkan pelaku usaha, termasuk UMKM, saat menjalankan kolaborasi bisnis:
1. Dalami Profil Calon Mitra
Dalam proses memperluas pasar serta meningkatkan daya saing, kolaborasi membuka potensi bagi pelaku bisnis untuk menjangkau konsumen dalam skala yang lebih besar.
Founder Mad For Makeup Shirley Oslan mengatakan, saat menginisiasi calon mitra kolaborasi, penting untuk melakukan “background check” dan menyeleksi profil mitra yang memiliki profil bisnis yang sehat, serta memiliki target audiens yang serupa.
“Selain itu, melakukan riset citra dan persepsi konsumen terhadap calon mitra juga dapat dilakukan untuk memastikan kolaborasi tetap relevan dan dapat diterima dengan baik oleh target audiens kita nantinya,” tuturnya.
2. Pelajari Kolaborasi Sebelumnya
Mengetahui rekam jejak calon mitra, khususnya terkait kolaborasi yang pernah dilakukan, sangat penting untuk memastikan rencana kolaborasi mendatang serta dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan.
Pelajari studi kasus kolaborasi sebelumnya, apa yang berjalan dengan baik, perbaikan yang perlu dilakukan, serta potensi apa yang dapat dijadikan inovasi dalam kolaborasi selanjutnya.
Dalam tahap ini, pelaku bisnis dapat meminta umpan balik kepada organisasi atau bisnis yang pernah berkolaborasi dengan calon mitra.
3. Petakan Potensi Kolaborasi
Saat merencanakan kolaborasi dengan calon mitra, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh kedua belah pihak sejak awal, yaitu, tujuan kolaborasi, kebutuhan konsumen/solusi yang ingin dijawab, signifikansi kolaborasi, serta inovasi yang dapat dilakukan melalui kolaborasi.
Selain itu, tentukan juga jenis kolaborasi yang akan dilakukan. Apakah dengan co-branding yang memasarkan produk baru, atau co-marketing yang memasarkan produk masing-masing.
Tak kalah penting, pastikan periode setiap tahapan kolaborasi, mulai dari persiapan hingga penjualan agar momentum dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Sementara itu, Head of Business and Partnerships ShopeePay Eka Nilam Dari mengatakan, selaras dengan agenda pemerintah untuk onboarding 30 juta UMKM ke ekosistem digital pada 2024, dukungan bagi para pelaku usaha lokal dalam membangun kapasitas strategis melalui pelatihan menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan.
“Sejalan dengan komitmen #ShopeeAdaUntukUMKM, pelatihan kali ini membagikan wawasan baru mengenai kolaborasi antar pelaku usaha dan potensinya untuk menjangkau lebih banyak konsumen,” tuturnya.
Pihaknya juga mengapresiasi antusiasme para peserta dan berharap para pelaku UMKM terinspirasi untuk mengoptimalkan bisnis mereka sesuai perkembangan pasar.
“Pelaku usaha yang sedang mendigitalisasi bisnis atau ingin mendalami strategi bersaing di tengah kompetisi pasar juga dapat mengakses buku panduan Bisnis Bangkit Bersama ShopeePay yang merangkum seluruh materi yang telah dibawakan pada sesi pelatihan ShopeePay bersama ukmIndonesia.id,” pungkas Nilam.
(ind)