SKK Migas Membaca Sinyal Kapan Pertamina Mulai Ajukan Penawaran di Blok Masela

Senin, 17 Oktober 2022 - 23:35 WIB
loading...
SKK Migas Membaca Sinyal...
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, bahwa saat ini Pertamina masih melakukan studi untuk Proyek Lapangan Abadi Masela. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap proses penjajakan PT Pertamina (Persero) untuk masuk ke Blok Masela dilakukan pada November 2022 mendatang. Kepala SKK Migas , Dwi Soetjipto mengatakan, bahwa saat ini Pertamina masih melakukan studi untuk Proyek Lapangan Abadi Masela.



Sebagai informasi, Pertamina berniat masuk ke proyek Lapangan Abadi Blok Masela. Pertamina, bakal menjadi pengganti Shell yang memutuskan hengkang dari proyek ini.

Dwi menuturkan, saat ini Pertamina tengah menyelesaikan studi terkait proyek tersebut. Selanjutnya, Pertamina akan melakukan penawaran yang ditargetkan pada November ini.

"Abadi, saat ini Pertamina masih menyelesaikan studinya terhadap project ini dan diharapkan di November nanti, Pertamina nanti menawarkan non-binding offer, tawaran, mulai penjajakkan," katanya di Gedung Wisma Mulia, Jakarta Senin (17/10/2022).

Dikatakan Dwi, non-binding offer sendiri merupakan penawaran yang belum mengikat. "Kalau hitungannya sudah selesai disetujui, maka tentu saja Pertamina akan berbicara dengan Shell untuk saling melempar kartu, kira-kira jatuhnya di mana," sambungnya.

Dwi mengutarakan, Pertamina saat ini sedang berhitung berapa persen hak partisipasi yang akan diambil. Namun, Inpex sebagai operator ingin agar Pertamina mengambil peran Shell.

"Dan saat ini Pertamina mulai berhitung berapa persen yang akan diambil, tapi Inpex berharap Pertamina mampu untuk mengambil peran Shell tersebut di proyek Abadi Masela," ujarnya.



Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya mempercepat pembentukan konsorsium baru untuk mengerjakan proyek Gas Abadi Blok Masela. Presiden menargetkan, konsorsium baru bisa masuk ke Blok Masela secepatnya.

Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia usai mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi. "Kalau bisa tahun ini selesai, jauh lebih baik," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan.

Bahlil menjelaskan, pembentukan konsorsium ini sejalan dengan permintaan presiden agar pemerintah segera mencari alternatif pengganti saham Royal Dutch Shell Plc (Shell) yang mengundurkan diri dari pengerjaan Blok Masela.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1263 seconds (0.1#10.140)