Kurangi Ketimpangan Akses di Desa-Kota, Menko PMK Dukung BPJS Kesehatan Tingkatkan Pelayanan

Kamis, 20 Oktober 2022 - 09:02 WIB
loading...
Kurangi Ketimpangan...
Menko PMK Muhadjir Effendy menilai akses pelayanan terhadap anggota BPJS masih timpang antara di kota dan desa. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terbukti telah menjadi tumpuan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau bahkan gratis.

Tercatat jumlah peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meningkat menjadi 246.464.342 jiwa atau kurang lebih 89,35% dari seluruh penduduk Indonesia menurut data terakhir pada 7 Oktober 2022.

Sementara pada segmen PBI (Penerima Bantuan Iuran) berjumlah 150,37 juta jiwa, terdiri dari 111,75 juta jiwa penduduk miskin pada segmen PBI APBN dan 38,62 Juta jiwa penduduk miskin pada segmen PBI APBD.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai akses pelayanan terhadap anggota BPJS belum maksimal dan dirasa masih timpang antara di kota dan desa.

“Jika dana BPJS tidak terserap itu bukan karena kita untung ataupun karena mereka yang miskin tidak sakit, tapi karena secara spasial mereka tidak mendapatkan pelayanan kesehatan,” kata Menko PMK saat menjadi Keynote Speech dalam acara Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan Tahun 2022, di Kantor BPJS Kesehatan Jakarta, Rabu (19/10/2022).



Oleh karena itu, selain mendorong masyarakat agar menjadi peserta BPJS dan PBI, BPJS Kesehatan juga harus menjaga loyalitas mereka dan memastikan pelayanan kesehatan bisa dijangkau seluruh lapisan serta wilayah.

“Kenyataannya memang tidak semudah yang dikatakan. Namun saya sangat mendukung langkah inovatif dan terobosan serta gagasan BPJS untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Menurut dia, semakin meningkat pelayanan kesehatan tanpa didukung dengan upaya pemerataan kualitas pelayanan, maka perbaikan dan peningkatan kualitas hanya akan dinikmati oleh sekelompok orang saja.

“Ini yang harus dipahami oleh setiap pemegang kebijakan, harus memiliki visi yaitu Indonesia sentris dengan segala seluk beluknya. Bukan Jakarta sentris,” tandasnya.



Menko PMK menambahkan, BPJS Kesehatan merupakan ujung tombak kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial khususnya bagi mereka yang tidak beruntung secara sparsial maupun struktural.

Dalam menyelesaikan kendala ketimpangan di lapangan terutama di daerah, Menko mengimbau beberapa hal yang harus diperhatikan.

Di antaranya kuantitas pelayanan, kualitas pelayanan, akses pelayanan, dan relevansi antara faskes dan kebutuhan masyarakat.

“Kita harus ke lapangan langsung melihat kenyataannya untuk banyak belajar membaca fenomena yang belum berjalan dengan baik. Jangan segera puas dengan apa yang kita capai, kita harus terus bergerak menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Muhadjir.



Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Gufron berharap seminar dan pertemuan nasional ini dapat meningkatkan komitmen mutu BPJS agar bisa menjamin aksesibilitas dan kualitas BPJS.

“Dengan kolaborasi dan inovasi dengan faskes yang berkualitas diupayakan BPJS akan semakin baik dan semakin dirasakan kehadirannya. Kami juga tentu sangat mengharapkan dukungan kementerian terkait untuk memajukan BPJS,” tuturnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1386 seconds (0.1#10.140)