Jumlah Penduduk Indonesia Jadi Pasar Potensial Industri Asuransi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dewan Asuransi Indonesia mengungkap, berdasarkan data Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia tahun 2022 mencapai 275.361.267 jiwa. Jumlah penduduk itu merupakan pasar yang potensial bagi industri asuransi , terlebih bila mengingat pertumbuhan kelas menengah di Indonesia terus tumbuh sementara penetrasi asuransi masih sangat rendah.
“Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, sementara penetrasi asuransi masih rendah, merupakan peluang bagi industri asuransi untuk terus meningkatkan edukasi dan literasi asuransi kepada masyarakat,” kata Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Tatang Nurhidayat di acara Puncak Hari Asuransi 2022 yang ke-17 digelar secara off air di Senayan Park, Pulau 1, Jakarta, hari ini (22/10/2022).
Menurut Tatang, industri asuransi perlu menetapkan strategi dan pemanfaatan teknologi IT serta mitigasinya, dalam upaya mengedukasi dan meliterasi asuransi kepada masyarakat.
"Upaya ini perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui pentingnya berasuransi serta paham produk-produk asuransi yang ada,” tambahnya.
Tatang melanjutkan, tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan yang rendah, masih memengaruhi minat masyarakat dalam berasuransi. Selain itu, kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, turut memperlambat percepatan penetrasi asuransi kepada masyarakat dan merupakan tantangan tersendiri bagi industri.
Melalui Panitia Hari Asuransi 2022, DAI melakukan berbagai kegiatan yang memfokuskan pada edukasi, sosialisasi, dan literasi tentang manfaat berasuransi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari Asuransi 2022, Retno Susanti, memaparkan perayaan Puncak Hari Asuransi 2022 ke-17 yang mengusung tema "Literasi Asuransi untuk Negeri" berusaha menjabarkan tujuan bersama untuk meningkatkan pemahaman asuransi serta pentingnya asuransi bagi kehidupan, kepada masyarakat.
“Sementara subtema 'Kenali, Pahami, Miliki' merupakan harapan insan asuransi agar masyarakat dapat lebih mengenal asuransi, termasuk juga produk-produknya. Setelah kenal maka akan meningkatkan pemahaman mereka akan pentingnya asuransi, selanjutnya kita berharap pada akhirnya masyarakat akan merasa perlu memiliki asuransi untuk kehidupan,” jelas Retno.
“Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, sementara penetrasi asuransi masih rendah, merupakan peluang bagi industri asuransi untuk terus meningkatkan edukasi dan literasi asuransi kepada masyarakat,” kata Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Tatang Nurhidayat di acara Puncak Hari Asuransi 2022 yang ke-17 digelar secara off air di Senayan Park, Pulau 1, Jakarta, hari ini (22/10/2022).
Menurut Tatang, industri asuransi perlu menetapkan strategi dan pemanfaatan teknologi IT serta mitigasinya, dalam upaya mengedukasi dan meliterasi asuransi kepada masyarakat.
"Upaya ini perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui pentingnya berasuransi serta paham produk-produk asuransi yang ada,” tambahnya.
Tatang melanjutkan, tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan yang rendah, masih memengaruhi minat masyarakat dalam berasuransi. Selain itu, kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, turut memperlambat percepatan penetrasi asuransi kepada masyarakat dan merupakan tantangan tersendiri bagi industri.
Melalui Panitia Hari Asuransi 2022, DAI melakukan berbagai kegiatan yang memfokuskan pada edukasi, sosialisasi, dan literasi tentang manfaat berasuransi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari Asuransi 2022, Retno Susanti, memaparkan perayaan Puncak Hari Asuransi 2022 ke-17 yang mengusung tema "Literasi Asuransi untuk Negeri" berusaha menjabarkan tujuan bersama untuk meningkatkan pemahaman asuransi serta pentingnya asuransi bagi kehidupan, kepada masyarakat.
“Sementara subtema 'Kenali, Pahami, Miliki' merupakan harapan insan asuransi agar masyarakat dapat lebih mengenal asuransi, termasuk juga produk-produknya. Setelah kenal maka akan meningkatkan pemahaman mereka akan pentingnya asuransi, selanjutnya kita berharap pada akhirnya masyarakat akan merasa perlu memiliki asuransi untuk kehidupan,” jelas Retno.