OJK Ungkap Banyak Masyarakat Pakai Produk Keuangan tapi Belum Paham
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan ada ketimpangan cukup jauh di masyarakat terkait pemakaian produk jasa keuangan dengan pemahaman mereka.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, pemakaian produk keuangan (inklusi) masyarakat telah mencapai 76% tetapi literasinya cukup rendah di level 38%.
"Kok tinggi inklusinya daripada literasinya, berarti banyak orang yang menggunakan produk dan jasa keuangan tapi belum paham, ini banyak sekali, pakai tapi gak paham," kata Friderica dalam Press Tour OJK di Yogyakarta, Sabtu (22/10/2022).
Perempuan yang akrab disapa Kiki itu juga memaparkan literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia juga terbilang rendah meskipun RI menyandang predikat sebagai negara Islam terbesar dunia. Saat ini OJK terus memacu edukasi keuangan baik konvensional dan syariah secara berkelanjutan.
Kiki menuturkan, akan terus menggandeng seluruh stakeholders terkait dan pelaku jasa keuangan untuk menyebarluaskan pengetahuan ke publik mengingat perkembangan teknologi telah membuka akses yang cukup luas terhadap aneka informasi.
"Jadi orang kalau pakai jasa keuangan harus paham juga dan angkanya sesuai target Presiden RI, inshaAllah kita bisa mencapai inklusi keuangan tahun 2024 sebesar 90%," terangnya.
Lihat Juga: Usaha Salon di Kediri Makin Cuan sejak Mendapatkan Pemberdayaan BRI dan Jadi AgenBRILink
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, pemakaian produk keuangan (inklusi) masyarakat telah mencapai 76% tetapi literasinya cukup rendah di level 38%.
"Kok tinggi inklusinya daripada literasinya, berarti banyak orang yang menggunakan produk dan jasa keuangan tapi belum paham, ini banyak sekali, pakai tapi gak paham," kata Friderica dalam Press Tour OJK di Yogyakarta, Sabtu (22/10/2022).
Perempuan yang akrab disapa Kiki itu juga memaparkan literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia juga terbilang rendah meskipun RI menyandang predikat sebagai negara Islam terbesar dunia. Saat ini OJK terus memacu edukasi keuangan baik konvensional dan syariah secara berkelanjutan.
Kiki menuturkan, akan terus menggandeng seluruh stakeholders terkait dan pelaku jasa keuangan untuk menyebarluaskan pengetahuan ke publik mengingat perkembangan teknologi telah membuka akses yang cukup luas terhadap aneka informasi.
"Jadi orang kalau pakai jasa keuangan harus paham juga dan angkanya sesuai target Presiden RI, inshaAllah kita bisa mencapai inklusi keuangan tahun 2024 sebesar 90%," terangnya.
Lihat Juga: Usaha Salon di Kediri Makin Cuan sejak Mendapatkan Pemberdayaan BRI dan Jadi AgenBRILink
(akr)