Mau Gabung dengan InJourney, Garuda Indonesia Harus Lalui Tahapan Ini Dulu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN memastikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Penggabungan dilakukan usai maskapai pelat merah itu menyelesaikan tahapan restrukturisasi keuangannya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan masih ada sejumlah tahapan restrukturisasi yang harus dilakukan emiten berkode saham GIAA tersebut.
Selain penyehatan keuangan, maskapai penerbangan pelat merah itu harus menambah jumlah pesawat hingga rute penerbangan.
Usai target tersebut berjalan baik dan bisa diimplementasikan, maka Garuda akan bergabung dengan Holding Aviasi dan Pariwisata.
"Tapi, langkah berikutnya, membesarkan. Sekarang kita tunggu dulu jumlah pesawatnya. Kalau bisa 100 dulu jumlah pesawatnya, terus 110. Kalau sudah bentuknya sudah kuat, baru kita pengembangan, salah satunya menyinergikan dengan InJourney," ungkap Erick kepada Wartawan, Jumat (28/10/2022).
Garuda Indonesia, lanjut Erick, masih dalam tahap penyehatan keuangan usai perusahaan memperoleh homologasi atau kesepakatan damai dengan kreditur melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Meski dalam tahap pemulihan, Erick memastikan struktur keuangan Garuda Indonesia mulai membaik. Bahkan, diperkirakan sehat pada tahun mendatang.
"Garuda sekarang kan masih langkah kedua. Artinya setelah kemarin restructuring, sekarang penyehatan. Alhamdulillah sudah sehat," ucapnya.
Pada 2021 Kementerian BUMN membentuk skema awal empat klaster utama untuk mendorong kinerja bisnis InJourney. Di mana, kedelapan perseroan dimasukkan ke dalam empat klaster secara terpisah.
Keempatnya adalah, klaster Airlines, klaster Airports, klaster Manajemen Destinasi, serta klaster Service Aviasi dan Logistik.
Untuk klaster Airport diisi oleh AP I Airports dan AP 2. Klaster Manajemen Destinasi diisi ITDC, TWC, Hotel Inna, Aerowisata, Garuda Indonesia Holiday France. Sedangkan klaster Airlines ada Garuda Indonesia dan Pelita Air Service.
Sementara klaster Aviasi dan Logistik di dalamnya ada Gapura, Angkasa Pura Solusi, GMF Indonesia, Garuda Indonesia Kargo, Angkasa Pura Kargo, Aero Express, Angkasa Pura Supports, Aerofood ACS, dan Sarinah.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan masih ada sejumlah tahapan restrukturisasi yang harus dilakukan emiten berkode saham GIAA tersebut.
Selain penyehatan keuangan, maskapai penerbangan pelat merah itu harus menambah jumlah pesawat hingga rute penerbangan.
Usai target tersebut berjalan baik dan bisa diimplementasikan, maka Garuda akan bergabung dengan Holding Aviasi dan Pariwisata.
"Tapi, langkah berikutnya, membesarkan. Sekarang kita tunggu dulu jumlah pesawatnya. Kalau bisa 100 dulu jumlah pesawatnya, terus 110. Kalau sudah bentuknya sudah kuat, baru kita pengembangan, salah satunya menyinergikan dengan InJourney," ungkap Erick kepada Wartawan, Jumat (28/10/2022).
Garuda Indonesia, lanjut Erick, masih dalam tahap penyehatan keuangan usai perusahaan memperoleh homologasi atau kesepakatan damai dengan kreditur melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Meski dalam tahap pemulihan, Erick memastikan struktur keuangan Garuda Indonesia mulai membaik. Bahkan, diperkirakan sehat pada tahun mendatang.
"Garuda sekarang kan masih langkah kedua. Artinya setelah kemarin restructuring, sekarang penyehatan. Alhamdulillah sudah sehat," ucapnya.
Pada 2021 Kementerian BUMN membentuk skema awal empat klaster utama untuk mendorong kinerja bisnis InJourney. Di mana, kedelapan perseroan dimasukkan ke dalam empat klaster secara terpisah.
Keempatnya adalah, klaster Airlines, klaster Airports, klaster Manajemen Destinasi, serta klaster Service Aviasi dan Logistik.
Untuk klaster Airport diisi oleh AP I Airports dan AP 2. Klaster Manajemen Destinasi diisi ITDC, TWC, Hotel Inna, Aerowisata, Garuda Indonesia Holiday France. Sedangkan klaster Airlines ada Garuda Indonesia dan Pelita Air Service.
Sementara klaster Aviasi dan Logistik di dalamnya ada Gapura, Angkasa Pura Solusi, GMF Indonesia, Garuda Indonesia Kargo, Angkasa Pura Kargo, Aero Express, Angkasa Pura Supports, Aerofood ACS, dan Sarinah.
(ind)