Raup Untung Besar di Tengah Perang, Biden Minta Perusahaan Minyak dan Gas Bantu Rakyat AS

Selasa, 01 November 2022 - 08:22 WIB
loading...
Raup Untung Besar di Tengah Perang, Biden Minta Perusahaan Minyak dan Gas Bantu Rakyat AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden beri pernyataan keras hingga ancaman terhadap perusahaan raksasa minyak dan gas (migas) yang meraup rezeki nomplok dari Perang Rusia Ukraina. Foto/Dok Reuters
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta perusahaan minyak dan gas (migas) menggunakan pendapatan mereka yang terus mencetak rekor untuk membantu rakyat Amerika di tengah lonjakan harga-harga. Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden juga minta perusahaan migas meningkatkan produksi atau membayar pajak lebih tinggi.



Biden mengkritik raksasa perusahaan minyak yang meraup keuntungan besar, sementara orang Amerika lelah dengan inflasi, membayar sejumlah uang lebih mahal untuk mengisi bahan bakar mobil mereka. Pernyataan ini disampaikan jelang pemilihan yang bakal digelar seminggu lagi.

"Industri minyak belum memenuhi komitmennya untuk berinvestasi di Amerika dan mendukung rakyat Amerika," katanya seperti dilansir Reuters.

"Mereka tidak hanya membuat pengembalian yang adil. Mereka juga menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi sehingga sulit dipercaya," ucap Biden.

"Keuntungan mereka adalah rejeki nomplok perang ," terang Biden, tentang konflik yang melanda Ukraina, dan mereka menurutnya juga mempunyai tanggung jawab untuk bertindak.

"Saya pikir itu keterlaluan Jika mereka meneruskan keuntungan itu kepada konsumen, harga bensin akan turun sekitar 50 sen," bebernya.



"Jika tidak, mereka akan membayar pajak yang lebih tinggi atas kelebihan keuntungan mereka, dan menghadapi batasan lain," katanya.

Gedung Putih akan bekerja sama dengan Kongres untuk melihat opsi-opsi ini dan lainnya. "Sudah waktunya bagi perusahaan-perusahaan ini untuk menghentikan pencatutan perang," tegasnya

Biden mengatakan perusahaan minyak dan gas harus menginvestasikan keuntungan mereka yang berkontribusi menurunkan biaya bagi orang Amerika dan meningkatkan produksi. Jika tidak, dia akan mendesak Kongres untuk mempertimbangkan mewajibkan perusahaan minyak membayar denda pajak dan menghadapi pembatasan lainnya.

Seminggu lagi orang Amerika memutuskan apakah Demokrat akan tetap mengendalikan Kongres AS. Partai Republik lebih disukai untuk mengambil alih komando Dewan Perwakilan Rakyat.

Raksasa energi global termasuk Exxon Mobil Corp (XOM. N) dan Chevron Corp (CVX.N) membukukan putaran laba kuartalan besar lainnya. Mereka diuntungkan dari lonjakan harga gas alam dan bahan bakar yang telah meningkatkan inflasi di seluruh dunia dan menyebabkan seruan baru untuk mengenakan pajak lebih lanjut pada sektor ini.

Apakah Demokrat atau Republik mengambil kendali Kongres, meloloskan undang-undang yang mengenakan pajak kepada perusahaan energi untuk keuntungan berlebih kemungkinan akan sulit, menurut para ahli energi.

Gedung Putih selama berbulan-bulan telah mempertimbangkan proposal kongres yang dapat mengenakan pajak atas keuntungan produsen minyak dan gas (migas) karena konsumen berjuang dengan harga energi yang lebih tinggi.

Anggota parlemen Inggris pada bulan Juli menyetujui pajak rejeki nomplok sebesar 25% pada produsen minyak dan gas di Laut Utara Inggris yang diperkirakan akan mengumpulkan 5 miliar pound (USD5,95 miliar) dalam satu tahun untuk membantu orang-orang yang berjuang dengan tagihan energi yang melonjak.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1317 seconds (0.1#10.140)