Banjir Suplai, Harga Gas Eropa Diprediksi Bakal Turun 30%

Rabu, 02 November 2022 - 14:12 WIB
loading...
Banjir Suplai, Harga...
Harga gas Eropa diperkirakan bakal turun 30% dalam beberapa bulan mendatang. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Goldman Sachs memperkirakan harga gas alam Eropa akan turun sekitar 30% dalam beberapa bulan mendatang. Hal itu dimungkinkan berkat besarnya suplai beberapa waktu belakangan ini.

Tolok ukur utama Eropa untuk harga gas alam, TTF, pada Selasa (1/11) diperdagangkan sekitar 120 euro per megawatt jam. Goldman Sachs memperkirakan patokan ini akan turun menjadi 85 euro per megawatt jam pada kuartal pertama tahun 2023.

Ini akan menandai perubahan signifikan ke level yang terlihat pada bulan Agustus. Invasi Rusia ke Ukraina dan tekanan pada energi mix Eropa mendorong harga gas ke angka bersejarah - di atas 340 euro per megawatt jam.



Penurunan harga gas baru-baru ini berasal dari beberapa faktor: Penyimpanan gas Eropa pada yang dasarnya telah penuh untuk musim dingin ini; suhu musim gugur yang lebih hangat dari yang diperkirakan yang menunda dimulainya periode penggunaan gas secara intensif; dan terjadi kelebihan pasokan gas alam cair (LNG).

Laporan terbaru menunjukkan sekitar 60 kapal menunggu untuk melepaskan kargo LNG mereka di Eropa. Beberapa dari pengiriman ini dibeli selama musim panas dan baru tiba sekarang saat penyimpanan penuh. Data terbaru yang dikumpulkan oleh kelompok industri Gas Infrastructure Europe menunjukkan tingkat penyimpanan di Eropa mencapai 94%.

Kendati prospek harga gas yang lebih rendah dalam waktu dekat menimbulkan optimisme dapat meringankan sejumlah krisis biaya saat ini, ada banyak tekanan pada para pemimpin Eropa untuk mengamankan pasokan dalam jangka menengah.

"Tim komoditas kami memperkirakan penurunan lebih lanjut menjadi 85 euro pada kuartal pertama sebelum meningkat tajam hingga musim panas mendatang karena tingkat penyimpanan dibangun kembali," kata analis Goldman Sachs dalam catatan penelitian yang dikutip CNBC, Rabu (2/11/2022). Perkiraan mereka menunjukkan lonjakan harga di bawah 250 euro per megawatt jam pada akhir Juli.



Fatih Birol, direktur eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan kepada CNBC bahwa hanya sejumlah kecil LNG baru yang akan memasuki pasar tahun depan. "Jika ekonomi China rebound, maka tahun depan impor LNG China juga akan meningkat bersama Eropa," ujarnya.

China adalah importir LNG terbesar dunia pada tahun 2021. Namun, karena kebijakan Covid-19 yang ketat, ekonomi China harus menghadapi sejumlah penguncian yang menghambat pertumbuhan. Setiap perubahan dalam pendekatan politik ini akan meningkatkan permintaan LNG dan mendorong harga untuk pembeli Eropa juga.

Selain itu, penyimpanan gas juga terbantu oleh pasokan Rusia yang coba dihentikan oleh Uni Eropa sendiri. Bahkan Perdana Menteri Luksemburg Xavier Bettel mengakui pada bulan Oktober bahwa tangki penyimpanan mereka penuh dengan gas Rusia.

CEO EDP Miguel Stilwell d'Andrade, menyimpulkannya bahwa industri saat ini berada di kondisi yang jauh lebih baik daripada beberapa bulan yang lalu. Akan tetapi, imbuh dia, diperkirakan ke depan masih akan banyak gejolak.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2179 seconds (0.1#10.140)