Termakan Omongan Gubernur The Fed, Wall Street Dibuka Tertekan

Kamis, 03 November 2022 - 21:22 WIB
loading...
Termakan Omongan Gubernur The Fed, Wall Street Dibuka Tertekan
Wall Stret merespons pernyataan gubernur The Fed. Foto/VanityFair
A A A
JAKARTA - Tiga indeks Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Kamis (3/11/2022), merespons kenaikan imbal hasil (yield) surat utang negara Amerika Serikat yang menguat berkat latar belakang suku bunga Federal Reserve ( The Fed ) yang masih cukup tinggi.



Dow Jones Industrial Average (DJI) melemah 0,74% di 31.910,89, S&P 500 (SPX) turun 1,08% di 3.718,95, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) anjlok 1,25% di 10.392,75.

Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Amazon.com, Apple, dan Lumen Technologies. Tiga top gainers ditempati oleh Ball menguat 7,59%, Under Armour C naik 6,72%, dan Etsy Inc tumbuh 6,79%.

Sedangkan top losers diduduki oleh Lincoln National turun 24,78%, Fortinet merosot 16,81%, dan Fidelity National Info tertekan 14,68%.

Bursa saham Amerika Serikat pada awalnya sempat terdongkrak setelah pengumuman suku bunga The Fed ternyata sesuai yang diharapkan pasar, sekaligus berpotensi mengecil pada pertemuan kebijakan The Fed selanjutnya.

Optimisme itu dengan cepat dipadamkan menyusul komentar Gubernur The Fed, Jerome Powell yang mengatakan "sangat prematur" untuk membahas kapan bank sentral mungkin menghentikan kenaikan suku bunga.

Saat ini investor masih terbelah pandangan antara kemungkinan kenaikan suku bunga 50 bps dan 75 bps pada bulan Desember mendatang. Kendati demikian, kedua ekspektasi ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yakni sebesar 4,50%-4,75%.

Sementara itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu. Hal ini memberikan bukti lebih lanjut dari pasar tenaga kerja yang kuat di AS, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (3/11/2022).

Ke depan, pasar menantikan laporan nonfarm payrolls yang akan menunjukkan data pekerjaan lebih komprehensif pada Jumat depan. Ini akan menjadi penting karena investor mencoba untuk mengukur apakah kenaikan suku bunga The Fed telah secara signifikan mendinginkan perekonomian, atau justru semakin memanaskan kondisi yang ada.



Secara terpisah, survei dari Institute for Supply Management yang dijadwalkan pada pukul 10 pagi ET diperkirakan menunjukkan PMI non-manufaktur turun ke 55,5 pada Oktober dari 56,7 pada September.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2019 seconds (0.1#10.140)