Awal November 2022, BI Mencatat Modal Asing Masuk Rp900 Miliar

Sabtu, 05 November 2022 - 14:44 WIB
loading...
Awal November 2022, BI Mencatat Modal Asing Masuk Rp900 Miliar
Aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia tercatat mencapai Rp900 miliar pada minggu pertama November 2022 atau periode 31 Oktober hingga 3 November 2022. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia tercatat mencapai Rp900 miliar pada minggu pertama November 2022 atau periode 31 Oktober hingga 3 November 2022.

“Berdasarkan data transaksi 31 Oktober - 3 November 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp0,90 triliun (Rp900 miliar),” kata Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) , Nita A. Muelgini dalam keterangan resmi, Sabtu (5/11/2022).



Nita menjelaskan, jumlah tersebut terdiri atas aliran modal asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara sebesar Rp80 miliar, dan masuk ke pasar saham sebesar Rp820 miliar. Sepanjang tahun ini atau hingga 27 Oktober 2022 (year-to-date/ytd), BI mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar SBN telah mencapai Rp176,33 triliun.

"Sementara itu, pada periode yang sama, aliran modal asing tercatat masuk Rp78,86 triliun di pasar saham," imbuhnya.

Per 27 Oktober 2022, BI juga mencatat premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun turun ke 136,22 bps, dari 156,97 bps per 21 Oktober 2022.

Sementara itu, premi credit swap default (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 139,39 bps per 3 November 2022 dari 130,44 bps per 28 Oktober 2022. Dari sisi nilai tukar Rupiah, BI mencatat Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.695 per dolar AS dan dibuka pada level (bid) Rp15.740 per dolar AS pada Jumat (4/11/2022).



Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,39% pada Kamis (3/11/2022) dan naik ke level 7,46% pada Jumat (4/11/2022). Sementara untuk yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun naik ke level 4,147%.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” ujarnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6185 seconds (0.1#10.140)