Tekan 70% Emisi Karbon, Pertamina RD Bukti Komitmen dalam Roadmap NZE
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bahan bakar hijau Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD), dinilai berdampak sangat positif terhadap lingkungan. Produk bahan bakar hijau unggulan Pertamina yakni Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Green Diesel D100 yang dibranding dengan nama Pertamina RD menjadi bukti komitmen Pertamina yang telah mencanangkan roadmap Net Zero Emission (NZE) secara bertahap hingga dicapai target net zero emission pada 2060.
"Bahkan bisa mempercepat target (NZE), karena produk tersebut mengurangi emiisi karbon yang signifikan,” kata Pengamat otomotif Bebin Djuana kepada media.
Menurut Bebin, green product yang juga dikenal sebagai Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Green Diesel D100 tersebut, memang ramah lingkungan. Pasalnya, bahan baku pembuatan Pertamina RD adalah nabati. Sedangkan gas CO2 yang dihasilkan pun pada saatnya bisa pula diserap kembali oleh tumbuhan.
“Jadi, CO2 itu akan diserap tumbuhan, dan kemudian tumbuhan tersebut akan diolah kembali menjadi bahan bakar lagi,” kata Bebin.
Pendapat senada disampaikan pakar mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri. Menurut Tri, Pertamina RD yang telah memperoleh sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan mampu menyerap emisi karbon 70% tersebut, memang memiliki banyak keunggulan.
Termasuk di antaranya, sebagai green energy yang ramah lingkungan. “Jadi efek positifnya memang banyak. Termasuk dari sisi lingkungan, ekonomi sampai ketahanan energi,” kata Tri.
Tri menambahkan, produk tersebut juga membuka peluang produk katalis di dalam negeri. “Termasuk Katalis Merah Putih, yang merupakan kerja sama antara Pertamina, Pupuk Kujang, dan ITB. Ini akan membuat kita tak lagi bergantung bahan bakar fosil," lanjut Tri.
Sebagaimana diketahui, Katalis Merah Putih merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau yang diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel. Dengan demikian, bisa berkontribusi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya sektor bioenergi dan turut mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) serta bermanfaat bagi masyarakat.
"Bahkan bisa mempercepat target (NZE), karena produk tersebut mengurangi emiisi karbon yang signifikan,” kata Pengamat otomotif Bebin Djuana kepada media.
Baca Juga
Menurut Bebin, green product yang juga dikenal sebagai Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Green Diesel D100 tersebut, memang ramah lingkungan. Pasalnya, bahan baku pembuatan Pertamina RD adalah nabati. Sedangkan gas CO2 yang dihasilkan pun pada saatnya bisa pula diserap kembali oleh tumbuhan.
“Jadi, CO2 itu akan diserap tumbuhan, dan kemudian tumbuhan tersebut akan diolah kembali menjadi bahan bakar lagi,” kata Bebin.
Pendapat senada disampaikan pakar mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri. Menurut Tri, Pertamina RD yang telah memperoleh sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan mampu menyerap emisi karbon 70% tersebut, memang memiliki banyak keunggulan.
Termasuk di antaranya, sebagai green energy yang ramah lingkungan. “Jadi efek positifnya memang banyak. Termasuk dari sisi lingkungan, ekonomi sampai ketahanan energi,” kata Tri.
Tri menambahkan, produk tersebut juga membuka peluang produk katalis di dalam negeri. “Termasuk Katalis Merah Putih, yang merupakan kerja sama antara Pertamina, Pupuk Kujang, dan ITB. Ini akan membuat kita tak lagi bergantung bahan bakar fosil," lanjut Tri.
Sebagaimana diketahui, Katalis Merah Putih merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau yang diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel. Dengan demikian, bisa berkontribusi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya sektor bioenergi dan turut mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) serta bermanfaat bagi masyarakat.