Ekspor Impor China Oktober Anjlok, Terburuk sejak 2020

Senin, 07 November 2022 - 16:26 WIB
loading...
Ekspor Impor China Oktober Anjlok, Terburuk sejak 2020
Pekerja terlihat di atas derek di atas kontainer di Pelabuhan Air Dalam Yangshan di Shanghai, China 13 Januari 2022. FOTO/Reuters/Aly Song
A A A
BEIJING - Kinerja ekspor impor China mengalami kontraksi tidak terduga pada bulan Oktober 2022. Hal itu memicu penurunan simultan pertama yang tercatat sejak Mei 2020.

Mengutip Reuters, ekspor China menyusut 0,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini berbanding terbalik dengan bulan September yang naik hingga 5,7%.

Data menunjukkan kemampuan ekspor China jauh di bawah ekspektasi analis, yaitu naik 4,3%. Di saat yang sama, impor juga turun 0,7% di bulan Oktober setelah sempat naik 0,3% di bulan September. Angka tersebut lagi-lagi ada di bawah perkiraan, yaitu naik 0,1%.



Nilai ekspor China di Oktober jadi yang terburuk sejak Mei 2020. Sementara volume impor mereka di bulan itu jadi yang terburuk sejak Agustus 2022. Angka perdagangan yang terlihat suram di bulan Oktober semakin memperjelas tantangan yang dihadapi para pembuat kebijakan di China. Apalagi ekspor telah menjadi salah satu kunci penting pertumbuhan ekonomi China.

Ekonom di Capital Economics Zichun Huang memproyeksikan penyusutan jumlah ekspor China masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Salah satu penyebabnya perubahan pola konsumsi masyarakat yang terbentuk selama pandemi Covid-19 berlangsung.

"Kami memperkirakan ekspor akan turun lebih jauh pada kuartal-kuartal mendatang. Pergeseran pola konsumsi global yang mendorong permintaan barang konsumsi selama pandemi mungkin akan mereda," kata Huang.



Sementara itu, impor kedelai dan batu bara China juga terganjal oleh langkah-langkah pandemi yang ketat serta lesunya pertumbuhan sektor properti. Kondisi ini pada akhirnya mengganggu produksi domestik dalam skala yang cukup luas.

Secara keseluruhan, China mengalami surplus perdagangan yang sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar US$85,15 miliar. Berbanding dengan USD84,74 miliar yang tercatat pada bulan September. Namun, jumlah itu masih meleset dari perkiraan awal yang mencapai USD95,95 miliar.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5821 seconds (0.1#10.140)