Tambah 3 Bandara Baru, AP I Optimistis Kelola 18 Bandar Udara Tahun Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jumlah bandar udara (bandara) yang dikelola BUMN PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I terus bertambah. Setidaknya ada tiga baru yang digadang-gadang bakal dikelola AP I yaitu Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri, dan Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, bila ketiga bandara tersebut berhasil dikelola maka pada 2023 AP I akan mengelola total 18 bandara.
"Mudah mudahan sih, kalau ada tambahan Labuan Bajo, terus Kediri, Hang Nadim Batam, totalnya 18 bandara. Rencana kita 2023, yang Dhoho mulai berproses. Tergantung dengan stakeholder kita Kementerian Perhubungan," paparnya dalam sesi diskusi dengan wartawan di Kementerian BUMN, Senin (7/11/2022).
Adapun pengelolaan Bandara Internasional Hang Nadim dilakukan dalam skema kemitraan strategis, di mana PT Bandara Internasional Batam (PT BIB) sebagai konsorsium yang ditunjuk pemerintah sebagai pengelola.
Konsorsium dibentuk oleh Angkasa Pura Airports dengan kepemilikan saham 51%, Incheon International Airport Corporation (IIAC) saham 30%, dan 19% saham milik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA.
Bandara tersebut sebelumnya dikelola oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam).
Kemudian untuk Bandara Internasional Komodo, menurut Faik, saat ini masih dalam tahap penjajakan. Pihak AP I telah mengajukan surat pengelolaan kepada Kementerian Perhubungan. Faik mencatat akan ada 10-20 investor asing yang ditargetkan untuk menjadi mitra dalam membangun dan mengelola bandara Komodo.
"Konsepnya kita memang menggandeng strategic partner, tetapi strategic partner-nya siapa kita masih dalam tahap penjajakan, belum final. Termasuk dengan Astra Infrastruktur kita sudah diskusi, tetapi juga ada opsi lain, internasional ya, dari strategi partner internasional," bebernya.
Bandara Komodo sebelumnya dikelola dengan skema Kerjasama antar Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Adapun konsorsiumnya adalah Cardig Aero Servis (CAS).
Konsorsium ini beranggotakan PT Cardig Aero Service, Changi Airports International Pte Ltd (CAI), dan Changi Airports MENA Pre Ltd.
Sementara itu untuk bandara Dhoho Kediri, AP I melalui Angkasa Pura Airports sebagai pemilik lisensi badan usaha bandar udara (BUBU) dari Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Gudang Garam sebagai investor lokal.
Kerja sama yang dimaksud berupa KPBU berdasarkan prakarsa badan usaha (unsolicited). Perseroan berkomitmen menjadikan Bandara Dhoho sebagai bagian dari multi-airport system di Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang. "(Bandara) Dhoho Kediri ini dalam tahap pengoperasian. (Investor) 100% dari gudang garam," ungkap Faik.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, bila ketiga bandara tersebut berhasil dikelola maka pada 2023 AP I akan mengelola total 18 bandara.
"Mudah mudahan sih, kalau ada tambahan Labuan Bajo, terus Kediri, Hang Nadim Batam, totalnya 18 bandara. Rencana kita 2023, yang Dhoho mulai berproses. Tergantung dengan stakeholder kita Kementerian Perhubungan," paparnya dalam sesi diskusi dengan wartawan di Kementerian BUMN, Senin (7/11/2022).
Adapun pengelolaan Bandara Internasional Hang Nadim dilakukan dalam skema kemitraan strategis, di mana PT Bandara Internasional Batam (PT BIB) sebagai konsorsium yang ditunjuk pemerintah sebagai pengelola.
Konsorsium dibentuk oleh Angkasa Pura Airports dengan kepemilikan saham 51%, Incheon International Airport Corporation (IIAC) saham 30%, dan 19% saham milik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA.
Bandara tersebut sebelumnya dikelola oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam).
Kemudian untuk Bandara Internasional Komodo, menurut Faik, saat ini masih dalam tahap penjajakan. Pihak AP I telah mengajukan surat pengelolaan kepada Kementerian Perhubungan. Faik mencatat akan ada 10-20 investor asing yang ditargetkan untuk menjadi mitra dalam membangun dan mengelola bandara Komodo.
"Konsepnya kita memang menggandeng strategic partner, tetapi strategic partner-nya siapa kita masih dalam tahap penjajakan, belum final. Termasuk dengan Astra Infrastruktur kita sudah diskusi, tetapi juga ada opsi lain, internasional ya, dari strategi partner internasional," bebernya.
Bandara Komodo sebelumnya dikelola dengan skema Kerjasama antar Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Adapun konsorsiumnya adalah Cardig Aero Servis (CAS).
Konsorsium ini beranggotakan PT Cardig Aero Service, Changi Airports International Pte Ltd (CAI), dan Changi Airports MENA Pre Ltd.
Sementara itu untuk bandara Dhoho Kediri, AP I melalui Angkasa Pura Airports sebagai pemilik lisensi badan usaha bandar udara (BUBU) dari Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Gudang Garam sebagai investor lokal.
Kerja sama yang dimaksud berupa KPBU berdasarkan prakarsa badan usaha (unsolicited). Perseroan berkomitmen menjadikan Bandara Dhoho sebagai bagian dari multi-airport system di Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang. "(Bandara) Dhoho Kediri ini dalam tahap pengoperasian. (Investor) 100% dari gudang garam," ungkap Faik.
(ind)