Bank Sampah Pertamina Usir Banjir dari Jakarta Utara

Kamis, 10 November 2022 - 20:38 WIB
loading...
A A A
Di Jakarta, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume sampah yang terangkut sangat besar. Pada 2021 mencapai 7.233,82 ton per hari. Sedangkan pada 2020, jumlah sampah terangkut mencapai 7.587,49 ton per hari. Sedangkan di Jakarta Utara sempat menembus 1.064,24 ton per hari pada kuartal pertama 2020.

Tak sekadar mengelola sampah, Bank Sampah Berkah juga memiliki divisi kerajinan yang bertugas untuk mengolah sampah sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “Kami olah galon air mineral bekas yang dijual oleh ibu-ibu seharga Rp2.000. Kami olah menjadi pot plastik, hingga ondel-ondel plastik yang akan dipasang di fasilitas publik,”ujar Wangimas (45), salah satu pengrajin di Bank Sampah Berkah. Jika dijual, harga produk kerajinan itu mencapai Rp15 ribu untuk pot dan Rp30 ribu untuk ondel-ondel dari galon air mineral bekas.

Pria asal Kotabaru Yogyakarta yang sudah 14 tahun bermukim di kelurahan Tugu Selatan itu sebelumnya berprofesi sebagai pelukis. “Disini tidak melulu soal nilai ekonomis saja tetapi juga sosial,”tegasnya. Dirinya kerap diajak keliling oleh kepala kantor kelurahan saat melakukan sosialisai ke warga, termasuk sosialisasi ke lembaga pendidikan dari sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama, hingga sekolah luar biasa (SLB). “Ada program road to school. Para siswa juga diajarkan cara menyemprotkan warna ke permukaan kerajinan,” sebutnya.

Bank Sampah Berkah kelurahan Tugu Selatan juga berhasil mengolah limbah drum menjadi kursi dan wastafel yang bernilai tinggi. Proses pembuatan kursi membutuhkan waktu sekitar satu bulan. "Pertamina memberikan dukungan sangat besar kepada kami. Bahkan, produk kami pernah dikenalkan oleh pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) saat pameran di Bumi Serpong Damai (BSD) beberapa waktu lalu,”ungkap Wangimas. Menurut dia, banyak masyarakat yang melakukan penukaran sampah plastik dengan oli motor plus service ringan.

(Baca juga:Pertamina Fasilitasi Bank Sampah Produksi Energi Terbarukan)

Untuk mendapatkan 1 liter oli motor, nasabah bank sampah harus menyetorkan minimal 10 kg sampah plastik yang terdiri dari gelas dan botol minuman plastik. Jika ada kelebihan timbangan, akan dimasukan ke dalam tabungan warga.

Sementara Maliki (47), Warga RT 1 RW 3 Kampung Mangga, kelurahan Tugu Selatan mengatakan, dirinya mengumpulkan sampah plastik maupun sampah organik di rumahnya. Tak hanya berasal dari rumahnya, sampah yang dikumpulkan juga berasal dari sampah yang tercecer di sekitar rumahnya. “Dikumpulkan di rumah dulu di dalam kantong, setelah penuh ditukar. Sekarang setiap rumah sudah memiliki tempat penampungan sampah sendiri,”urainya.

Maliki memaparkan, saluran air di sekitar rumahnya kini bersih dan lancar, sehingga meskipun dilanda hujan deras, kawasan tempat tinggalnya tak pernah tergenang air maupun kebanjiran. “Kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah sudah tinggi, setiap pintu rumah ada tong sampah. Anak kecil pun sudah tebiasa membuang sampah di tempatnya. Selain itu, Bank Sampah Berkah juga mendukung ekonomi warga. Saat kami kepepet dan butuh uang, ada tabungan yang bisa kami gunakan,” tutur pria yang mengaku memiliki satu orang anak itu.

Model Ekonomi Sirkular
Sampah plastik merupakan material yang sering digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia untuk pelengkap pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun, sampah plastik memiliki dampak yang tidak baik bagi lingkungan. Para pakar lingkungan pun mulai mengenalkan konsep ekonomi sirkular untuk mengurangi limbah.

Hasil beberapa penelitian menyebutkan, dibutuhkan 500 tahun untuk mengurai sampah plastik di bumi. Karena itu, seiring berjalannya waktu terciptalah konsep ekonomi sirkular, yang mana berfokus untuk mengurangi limbah dan polusi serta menjaga material produk agar dapat digunakan kembali.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1432 seconds (0.1#10.140)