Ditarget Pasok 10 Juta Ton Biomassa di 2025, PLN EPI Berdayakan Masyarakat

Sabtu, 27 Juli 2024 - 07:35 WIB
loading...
Ditarget Pasok 10 Juta...
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan memberikan paparan di acara Site Visit & Media Gathering pada Kamis-Jumat (25-26/7/2024) di Gunung Kidul, Yogyakarta. FOTO/M Faizal
A A A
GUNUNG KIDUL - PLN Group berencana melakukan co-firing di 52 pembangkit listriknya pada tahun 2025 sebagai upaya menekan emisi serta mendukung capaian target net zero emission (NZE) di 2060. Untuk program itu, dibutuhkan pasokan biomassa sebesar 10,2 juta ton pada 2025 mendatang.

Sekretaris Perusahaan PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Mamit Setiawan mengatakan, pihaknya telah melakukan pemetaan digital sumber pasokan, serta menjalin berbagai kerja sama untuk memenuhi pasokan biomassa tersebut. PLN EPI, kata Mamit, juga menggunakan kesempatan itu untuk melakukan pemberdayaan masyarakat seluas-luasnya.

"Jadi kita mengembangkan Desa Berdaya Energi, yang merupakan program penghijauan berbasis keterlibatan masyarakat dalam rangka menurunkan emisi, terutama di sisi hulu rantai pasok biomassa menuju NZE 2060," ungkap Mamit dalam acara "Site Visit & Media Gathering" pada Kamis-Jumat (25-26/7/2024) di Gunung Kidul, Yogyakarta.



Mamit menjelaskan, dalam program tersebut PLN EPI memberdayakan masyarakat untuk memasok kebutuhan biomassa untuk co-firing PLN. Dalam prosesnya, lanjut dia, dikembangkan pula ekonomi sirkular yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mamit mencontohkan program Desa Berdaya Energi yang dilakukan di Gunung Kidul, Yogyakarta. Dalam program yang telah berjalan 1 tahun 6 bulan ini, PLN EPI menggandeng Kesultanan Yogyakarta mendorong masyarakat di dua Kalurahan di Gunung Kidul, Gombang dan Karang Asem, untuk menanam tanaman energi jenis Indigofera memanfaatkan Sultan Ground di kedua daerah tersebut.

Sejak dimulainya program, kata dia, telah ditanam sebanyak 100 ribu pohon yang mampu tumbuh cukup subur di tanah Gunung Kidul yang kering. Tanaman itu kemudian dimanfaatkan dedaunannya untuk pakan ternak yang sangat dibutuhkan masyakarat, khususnya di musim kemarau.

"Selain daun, nantinya ranting-ranting dari pohon itulah yang akan dimanfaatkan sebagai sumber biomassa. Masyarakat melalui BUMDes akan mengelola hal itu di mana biomassa yang dihasilkan akan dijual ke PLN," jelas Mamit.



Dari kegiatan tersebut, masyarakat akan memperoleh manfaat ganda yaitu sumber pakan ternak serta pendapatan dari penjualan biomassa. Guna mengoptimalkan dampaknya, PLN EPI juga menggelar kegiatan CSR penunjang yakni pelatihan pengelolaan BUMDes, ternak kambing perah, pembuatan pakan silase, dan pembuatan pupuk organik. "Kita juga melakukan program pengentasan stunting serta pengelolaan posyandu," imbuhnya.

Sejauh ini, lanjut Mamit, program-program tersebut telah menunjukkan hasil yang positif. Dia berharap, setelah berjalan sempurna program ini benar-benar mampu meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat. "Kami juga akan mereplikasi model program ini di daerah lainnya," tambahnya.

Mengenai benefit bagi PLN, Mamit menegaskan bahwa harga biomassa yang terjangkau, berbanding 1:1 dengan harga batu bara membuatnya sebagai alternatif sumber energi baru terbarukan yang paling ekonomis. "Saat ini harga batu bara sekitar USD5-6 sen per kilo Watt hour (kWh). Biomassa setara itu, jadi dibandingkan dengan EBT lain, biomassa ini yang paling murah," tandasnya.

Mamit menambahkan, PLN EPI juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan biomassa, khususnya dalam memanfaatkan limbah pertanian dan kehutanan. Limbah yang sebelumnya tak termanfaatkan seperti tandan sawit, tongkol jagung, batang singkong, serbuk gergaji, dan lainnya disulap menjadi EBT yang mampu menekan emisi dan memperkuat ketahanan energi.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2825 seconds (0.1#10.140)