Danone Indonesia Dukung Percepatan Net Zero Carbon dalam G20
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perubahan iklim merupakan bahasan utama dalam gelaran Presidensi Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Guna menekan dampak negatif dari perubahan iklim dibutuhkan banyak upaya dan campur tangan berbagai pihak.
"Pemerintah memiliki tanggung jawab besar terhadap generasi berikutnya, sehingga kebijakan yang diambil harus tepat," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di acara Kadin Net Zero Hub dalam rangkaian forum G20 yang berlangsung secara hybrid, Jumat (11/11/2022).
Luhut menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk membuat kebijakan yang tepat dalam menghadapi perubahan iklim. Sekitar 78% emisi karbon dunia disumbang dari anggota G20. "Untuk itu menjadi penting bagi kita mengambil langkah strategis meminimalisir dampak tersebut. Jadi semua kebijakan yang kita buat itu harus betul-betul kita hitung dengan cermat," jelas Luhut.
Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menyampaikan, kredibilitas perusahaan menjadi sangat krusial dengan tuntutan konsumen global terhadap tanggung jawab operasi bisnis perusahaan, yang tentunya mengubah cara dalam menjalankan bisnis.
"Perubahaan tidak akan terjadi tanpa regulasi terukur, yang mana memungkinkan energi terbarukan untuk dapat diakses oleh seluruh industri agar perusahaan dapat menerapkan strategi yang berkelanjutan," katanya.
Dia mengatakan dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mewujudkan Net Zero agar kita menjadi lebih kuat untuk menghadapi tantangan global dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi berikutnya. Chief Executive Officer Danone Indonesia, Connie Ang, mengatakan, Danone Indonesia berkomitmen untuk mencapai Emisi Nol (Net Zero Emissions) pada 2050.
"Komitmen kami untuk mencapai tujuan ini telah terefleksikan di seluruh rantai pasok kami. Danone Indonesia juga telah menerapkan tata kelola perubahan iklim untuk mempercepat perjalanan dekarbonisasi, serta memastikan bahwa kami menindaklanjuti komitmen ini dengan strategi nyata," ujar Connie.
Danone Indonesia berfokus pada empat ambisi yang menjadi inti dari agenda perlindungan alam yang diimplementasikan oleh perusahaan, yaitu memerangi perubahan iklim, melindungi siklus air, membantu membangun ekonomi sirkular, serta mempromosikan pertanian regeneratif. Secara global, Danone telah mengurangi intensitas emisi hingga 27% jika dibandingkan pada 2015 dengan memangkas konsumsi energi, mempromosikan penggunaan energi terbarukan seperti pemakaian solar panel dan boiler biomassa, menerapkan praktik pertanian regeneratif, menghilangkan deforestasi di sepanjang rantai pasok, menciptakan kemasan yang sirkular, dan mengimbangi emisi yang tersisa.
Sebagai salah satu upaya melindungi siklus air, Danone Indonesia menerapkan Danone Water Policy, seperangkat kebijakan perusahaan yang dilaksanakan untuk mengamankan keberlanjutan sumber daya air. "Danone Indonesia pun memiliki komitmen untuk mencapai Positive Water Impact pada tahun 2030, di mana kita dapat mengembalikan air lebih banyak dari yang digunakan," kata dia.
Danone Indonesia juga menerapkan pendekatan ekonomi sirkular pada kemasannya dengan mempromosikan model bisnis yang dapat digunakan kembali melalui galon guna ulang, yang juga terbukti diproduksi dengan 83% emisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan galon sekali pakai. Melalui AQUA Life, Danone Indonesia telah meminimalisir emisi karbon di setiap tahap siklus hidup botol kemasan.
Mulai dari bahan baku produksi yang sepenuhnya dapat didaur ulang, penerapan energi terbarukan hingga upaya offsetting untuk mengimbangi emisi yang tersisa. Saat ini AQUALIFE telah menjadi minuman bersertifikat Netral Karbon (Carbon Neutral) pertama di Indonesia, mengacu pada standar internasional PAS 2060 oleh Carbon Trust.
Di sisi internal, Danone telah menjalankan sebuah mekanisme tata kelola iklim yang menyeluruh di seluruh operasional perusahaan di seluruh dunia. Untuk memantau implementasi tata kelola iklim tersebut, Dewan Direksi baik di tingkat global hingga di tingkat lokal menetapkan peran dan tanggung jawab dari masing-masing anggota, membentuk komite One Planet One Health, serta memantau pencapaian aksi mitigasi perubahan iklim menggunakan indikator kinerja utama di tingkat manajerial.
Selain itu, Danone juga mengidentifikasi risiko dan peluang dari inisiatif pengurangan emisi serta potensi dampaknya terhadap bisnis, serta berkolaborasi lintas rantai pasok untuk mengimplementasikan solusi terhadap perubahan iklim.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan Kadin, Muhammad Yusrizki, mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk segera mengimplementasikan strategi pengurangan emisi karbon.
"Net Zero Hub merupakan upaya yang kami lakukan sebagai platform untuk mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menekan dampak perubahan iklim," katanya.
Menurut dia peran perusahaan multinasional seperti Danone Indonesia menjadi sangat penting karena pengalaman perusahaan yang mumpuni dalam mengurangi emisi karbon.
"Ini dapat dijadikan contoh bagi perusahaan-perusahaan lain dalam menciptakan inisiatif-inisiatif serta strategi bisnis yang mengedepankan ekosistem berkelanjutan di seluruh rantai pasok, sehingga kita bersama-sama dapat mencapai target Indonesia Net Zero," kata dia.
"Pemerintah memiliki tanggung jawab besar terhadap generasi berikutnya, sehingga kebijakan yang diambil harus tepat," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di acara Kadin Net Zero Hub dalam rangkaian forum G20 yang berlangsung secara hybrid, Jumat (11/11/2022).
Luhut menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk membuat kebijakan yang tepat dalam menghadapi perubahan iklim. Sekitar 78% emisi karbon dunia disumbang dari anggota G20. "Untuk itu menjadi penting bagi kita mengambil langkah strategis meminimalisir dampak tersebut. Jadi semua kebijakan yang kita buat itu harus betul-betul kita hitung dengan cermat," jelas Luhut.
Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menyampaikan, kredibilitas perusahaan menjadi sangat krusial dengan tuntutan konsumen global terhadap tanggung jawab operasi bisnis perusahaan, yang tentunya mengubah cara dalam menjalankan bisnis.
"Perubahaan tidak akan terjadi tanpa regulasi terukur, yang mana memungkinkan energi terbarukan untuk dapat diakses oleh seluruh industri agar perusahaan dapat menerapkan strategi yang berkelanjutan," katanya.
Dia mengatakan dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mewujudkan Net Zero agar kita menjadi lebih kuat untuk menghadapi tantangan global dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi berikutnya. Chief Executive Officer Danone Indonesia, Connie Ang, mengatakan, Danone Indonesia berkomitmen untuk mencapai Emisi Nol (Net Zero Emissions) pada 2050.
"Komitmen kami untuk mencapai tujuan ini telah terefleksikan di seluruh rantai pasok kami. Danone Indonesia juga telah menerapkan tata kelola perubahan iklim untuk mempercepat perjalanan dekarbonisasi, serta memastikan bahwa kami menindaklanjuti komitmen ini dengan strategi nyata," ujar Connie.
Danone Indonesia berfokus pada empat ambisi yang menjadi inti dari agenda perlindungan alam yang diimplementasikan oleh perusahaan, yaitu memerangi perubahan iklim, melindungi siklus air, membantu membangun ekonomi sirkular, serta mempromosikan pertanian regeneratif. Secara global, Danone telah mengurangi intensitas emisi hingga 27% jika dibandingkan pada 2015 dengan memangkas konsumsi energi, mempromosikan penggunaan energi terbarukan seperti pemakaian solar panel dan boiler biomassa, menerapkan praktik pertanian regeneratif, menghilangkan deforestasi di sepanjang rantai pasok, menciptakan kemasan yang sirkular, dan mengimbangi emisi yang tersisa.
Sebagai salah satu upaya melindungi siklus air, Danone Indonesia menerapkan Danone Water Policy, seperangkat kebijakan perusahaan yang dilaksanakan untuk mengamankan keberlanjutan sumber daya air. "Danone Indonesia pun memiliki komitmen untuk mencapai Positive Water Impact pada tahun 2030, di mana kita dapat mengembalikan air lebih banyak dari yang digunakan," kata dia.
Danone Indonesia juga menerapkan pendekatan ekonomi sirkular pada kemasannya dengan mempromosikan model bisnis yang dapat digunakan kembali melalui galon guna ulang, yang juga terbukti diproduksi dengan 83% emisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan galon sekali pakai. Melalui AQUA Life, Danone Indonesia telah meminimalisir emisi karbon di setiap tahap siklus hidup botol kemasan.
Mulai dari bahan baku produksi yang sepenuhnya dapat didaur ulang, penerapan energi terbarukan hingga upaya offsetting untuk mengimbangi emisi yang tersisa. Saat ini AQUALIFE telah menjadi minuman bersertifikat Netral Karbon (Carbon Neutral) pertama di Indonesia, mengacu pada standar internasional PAS 2060 oleh Carbon Trust.
Di sisi internal, Danone telah menjalankan sebuah mekanisme tata kelola iklim yang menyeluruh di seluruh operasional perusahaan di seluruh dunia. Untuk memantau implementasi tata kelola iklim tersebut, Dewan Direksi baik di tingkat global hingga di tingkat lokal menetapkan peran dan tanggung jawab dari masing-masing anggota, membentuk komite One Planet One Health, serta memantau pencapaian aksi mitigasi perubahan iklim menggunakan indikator kinerja utama di tingkat manajerial.
Selain itu, Danone juga mengidentifikasi risiko dan peluang dari inisiatif pengurangan emisi serta potensi dampaknya terhadap bisnis, serta berkolaborasi lintas rantai pasok untuk mengimplementasikan solusi terhadap perubahan iklim.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan Kadin, Muhammad Yusrizki, mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk segera mengimplementasikan strategi pengurangan emisi karbon.
"Net Zero Hub merupakan upaya yang kami lakukan sebagai platform untuk mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menekan dampak perubahan iklim," katanya.
Menurut dia peran perusahaan multinasional seperti Danone Indonesia menjadi sangat penting karena pengalaman perusahaan yang mumpuni dalam mengurangi emisi karbon.
"Ini dapat dijadikan contoh bagi perusahaan-perusahaan lain dalam menciptakan inisiatif-inisiatif serta strategi bisnis yang mengedepankan ekosistem berkelanjutan di seluruh rantai pasok, sehingga kita bersama-sama dapat mencapai target Indonesia Net Zero," kata dia.
(nng)