Kelola Keuangan Keluarga, Ini Saran Pakar Finansial Bagi Para Ayah
loading...
A
A
A
Dengan adanya perkembangan zaman, literasi finansial atau pengetahuan dan keterampilan mengatur keuangan keluarga juga perlu terus diperbarui.
Rista mengatakan, saat ibu menjalankan peran sebagai menteri keuangan keluarga, kemauan untuk belajar tentang pengelolaan keuangan terkadang tidak dapat dilakukan ibu secara konsisten karena sudah disibukkan dengan berbagai tugas lainnya di rumah.
Padahal, kata dia, literasi finansial yang mumpuni menjadi pendorong kepercayaan diri dalam menjalani peran mengelola keuangan keluarga.
“Sebagai bentuk dukungan bagi ibu, ayah dapat menjadi fasilitator bagi ibu untuk terus belajar lebih, misal dengan mendorong ibu untuk ikut kelas-kelas digital, menyediakan buku atau referensi yang relevan di rumah, serta memberikan keleluasaan bagi ibu untuk mengeksplorasi kehidupan komunitas dan membangun jaringan,” tuturnya.
2. Samakan prinsip dan libatkan diri secara aktif
Walaupun ayah dan ibu merupakan dua individu yang memiliki nilai dan prinsip masing-masing, keduanya tetap harus menanamkan perspektif yang sejalan tentang manajemen keuangan keluarga.
Rista menyebutkan beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk membangun kolaborasi yang baik antara ayah dan ibu. Di antaranya komunikasi berbasis empati, saling memahami keterbatasan dan kemampuan masing-masing, serta fokus pada solusi.
“Walaupun pada praktiknya ayah dan ibu saling berbagi tugas di rumah. Misal, saat ibu lebih banyak terlibat dalam pencatatan pengeluaran harian atau membagi anggaran keuangan bulanan, inisiatif ayah untuk terlibat dalam perencanaan keuangan keluarga akan sangat membantu ibu,” tukasnya.
Dia melanjutkan, ayah bisa mendukung dalam hal lain, seperti menentukan skala prioritas jangka panjang, manajemen penghasilan, serta menyusun tujuan finansial keluarga.
“Tak lupa, selalu apresiasi effort yang diberikan pasangan. Pada akhirnya, keuangan keluarga yang sehat tentunya adalah hasil pencapaian bersama ayah dan ibu sebagai tim,” tandasnya.
Rista mengatakan, saat ibu menjalankan peran sebagai menteri keuangan keluarga, kemauan untuk belajar tentang pengelolaan keuangan terkadang tidak dapat dilakukan ibu secara konsisten karena sudah disibukkan dengan berbagai tugas lainnya di rumah.
Padahal, kata dia, literasi finansial yang mumpuni menjadi pendorong kepercayaan diri dalam menjalani peran mengelola keuangan keluarga.
“Sebagai bentuk dukungan bagi ibu, ayah dapat menjadi fasilitator bagi ibu untuk terus belajar lebih, misal dengan mendorong ibu untuk ikut kelas-kelas digital, menyediakan buku atau referensi yang relevan di rumah, serta memberikan keleluasaan bagi ibu untuk mengeksplorasi kehidupan komunitas dan membangun jaringan,” tuturnya.
2. Samakan prinsip dan libatkan diri secara aktif
Walaupun ayah dan ibu merupakan dua individu yang memiliki nilai dan prinsip masing-masing, keduanya tetap harus menanamkan perspektif yang sejalan tentang manajemen keuangan keluarga.
Rista menyebutkan beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk membangun kolaborasi yang baik antara ayah dan ibu. Di antaranya komunikasi berbasis empati, saling memahami keterbatasan dan kemampuan masing-masing, serta fokus pada solusi.
“Walaupun pada praktiknya ayah dan ibu saling berbagi tugas di rumah. Misal, saat ibu lebih banyak terlibat dalam pencatatan pengeluaran harian atau membagi anggaran keuangan bulanan, inisiatif ayah untuk terlibat dalam perencanaan keuangan keluarga akan sangat membantu ibu,” tukasnya.
Dia melanjutkan, ayah bisa mendukung dalam hal lain, seperti menentukan skala prioritas jangka panjang, manajemen penghasilan, serta menyusun tujuan finansial keluarga.
“Tak lupa, selalu apresiasi effort yang diberikan pasangan. Pada akhirnya, keuangan keluarga yang sehat tentunya adalah hasil pencapaian bersama ayah dan ibu sebagai tim,” tandasnya.