Manfaatkan ITPC, Mendag Bakal Promosikan Produk Herbal RI ke Mancanegara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berkomitmen untuk menggenjot promosi produk herbal ke berbagai negara di dunia melalui atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).
Menurut dia, saat ini momentum penting bagi produk herbal Indonesia memperkuat penetrasi ke pasar global karena produk herbal kini tengah menjadi trend dan diminati masyarakat internasional.
"Dunia ini sedang menyukai produk-produk herbal dan kembali menggemari bahan-bahan alami. Tentu peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” kata Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (19/11/2022).
Mendag menyampaikan hal itu saat meninjau pabrik produksi jamu Sabdo Palon di desa Gatakrejo, Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah. “Oleh karena itu, nanti produk jamu Sabdo Palon dapat dipromosikan oleh para perwakilan perdagangan di luar negeri," ucapnya.
Guna menyukseskan jalan produk Indonesia di luar negeri, kata Mendag, dibutuhkan kolaborasi semua pihak. Untuk itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) hadir sesuai perannya membantu para pelaku usaha termasuk UKM, mencari pasaryang tepat. Mendag menegaskan, hal ini juga sejalan dengan komitmen Kemendag membuka pasar nontradisional.
"Kami berkomitmen untuk terus membuka pasar baru dengan melaksanakan misi dagang. Saat ini kami menyasar pasar Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah, misalnya seperti negara India, Bangladesh, dan Pakistan. Harapannya, perusahaan jamu seperti Sabdo Palon dapat ikut di salah satunya," bebernya.
Mendag berharap, jika banyak produk dalam negeri menembus pasar global dan rutin melakukan ekspor,maka akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pendapatan pajak, dan devisa negara.
Sebagai informasi, perusahaan jamu Sabdo Palon telah berdiri sejak 1976. Pada tahap awal, Sabdo Palon hanya menjadi pemasok bahan jamu kecil-kecilan ke perajin jamu yang sudah banyak berdiri di wilayah Ngunter.
Perusahaan terus berkembang dengan memanfaatkan inovasi teknologi, serta banyak memperkerjakan warga Sukoharjo dan sekitarnya yang memiliki196 karyawan.
Kini, permintaan produk sudah menjangkau seluruh Indonesia, bahkan ada juga kulakan dari pasar Nguter yang dibawa ke Malaysia. Kapasitas produksi per bulan rata-rata sebesar 5 ton serbuk dengan berbagai kemasan.
Produk jamu Sabdo Palon pun telah memiliki lebih dari 100 jenis produk mulai dari racikan, pil, sirop, hingga jamu bubuk siap seduh.
Perusahaan Jamu Sabdo Palon terus menjaga kualitas, mutu, dan khasiat produk jamu dengan mendaftarkan setiap produknya ke BPOM.
Menurut dia, saat ini momentum penting bagi produk herbal Indonesia memperkuat penetrasi ke pasar global karena produk herbal kini tengah menjadi trend dan diminati masyarakat internasional.
"Dunia ini sedang menyukai produk-produk herbal dan kembali menggemari bahan-bahan alami. Tentu peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” kata Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (19/11/2022).
Mendag menyampaikan hal itu saat meninjau pabrik produksi jamu Sabdo Palon di desa Gatakrejo, Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah. “Oleh karena itu, nanti produk jamu Sabdo Palon dapat dipromosikan oleh para perwakilan perdagangan di luar negeri," ucapnya.
Guna menyukseskan jalan produk Indonesia di luar negeri, kata Mendag, dibutuhkan kolaborasi semua pihak. Untuk itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) hadir sesuai perannya membantu para pelaku usaha termasuk UKM, mencari pasaryang tepat. Mendag menegaskan, hal ini juga sejalan dengan komitmen Kemendag membuka pasar nontradisional.
"Kami berkomitmen untuk terus membuka pasar baru dengan melaksanakan misi dagang. Saat ini kami menyasar pasar Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah, misalnya seperti negara India, Bangladesh, dan Pakistan. Harapannya, perusahaan jamu seperti Sabdo Palon dapat ikut di salah satunya," bebernya.
Mendag berharap, jika banyak produk dalam negeri menembus pasar global dan rutin melakukan ekspor,maka akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pendapatan pajak, dan devisa negara.
Sebagai informasi, perusahaan jamu Sabdo Palon telah berdiri sejak 1976. Pada tahap awal, Sabdo Palon hanya menjadi pemasok bahan jamu kecil-kecilan ke perajin jamu yang sudah banyak berdiri di wilayah Ngunter.
Perusahaan terus berkembang dengan memanfaatkan inovasi teknologi, serta banyak memperkerjakan warga Sukoharjo dan sekitarnya yang memiliki196 karyawan.
Kini, permintaan produk sudah menjangkau seluruh Indonesia, bahkan ada juga kulakan dari pasar Nguter yang dibawa ke Malaysia. Kapasitas produksi per bulan rata-rata sebesar 5 ton serbuk dengan berbagai kemasan.
Produk jamu Sabdo Palon pun telah memiliki lebih dari 100 jenis produk mulai dari racikan, pil, sirop, hingga jamu bubuk siap seduh.
Perusahaan Jamu Sabdo Palon terus menjaga kualitas, mutu, dan khasiat produk jamu dengan mendaftarkan setiap produknya ke BPOM.
(ind)