Transaksi Dagang dengan India Ditargetkan Rp700 Triliun di 2025
loading...
A
A
A
JAKARTA - Chief of Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Kementerian Perdagangan (Kemendag) , Kumara Jati, mengatakan pemerintah menargetkan transaksi perdagangan antara Indonesia dan India mencapai USD50 miliar atau setara Rp700 triliun (kurs Rp14.000) pada 2025. Target itu didasari karena Indonesia merupakan mitra dagang nomor satu bagi India di antara negara ASEAN lainnya.
"Pada 2019, total perdagangan antara Indonesia dengan India mencapai USD16 miliar. Pencapaian itu membuat Indonesia menjadi mitra dagang nomor satu bagi India," kata Jati dalam diskusi secara virtual, Rabu (8/7/2020).
Berdasarkan data dari Kemendag, pada 2019 ekspor Indonesia ke India mencapai USD11,79 miliar. Sementara impor India dari Indonesia senilai USD4,30 miliar. ( Baca juga:IA-Cepa Berlaku, Mendag Pastikan Bea Masuk Dihapus )
"Jika ditotal menjadi USD16 miliar. Dari total perdagangan itu Indonesia mencapai surplus sebesar USD7,49 miliar," terangnya.
Ia merincikan, dari total ekspor USD11,79 miliar, sektor non-migas menyumbang USD11,66 miliar miliar. Sedangkan ekspor sektor migas hanya USD0,12 miliar.
"India menjadi negara kedua yang memberikan kontribusi terhadap surplus perdagangan non-migas setelah Amerika Serikat," tandasnya.
"Pada 2019, total perdagangan antara Indonesia dengan India mencapai USD16 miliar. Pencapaian itu membuat Indonesia menjadi mitra dagang nomor satu bagi India," kata Jati dalam diskusi secara virtual, Rabu (8/7/2020).
Berdasarkan data dari Kemendag, pada 2019 ekspor Indonesia ke India mencapai USD11,79 miliar. Sementara impor India dari Indonesia senilai USD4,30 miliar. ( Baca juga:IA-Cepa Berlaku, Mendag Pastikan Bea Masuk Dihapus )
"Jika ditotal menjadi USD16 miliar. Dari total perdagangan itu Indonesia mencapai surplus sebesar USD7,49 miliar," terangnya.
Ia merincikan, dari total ekspor USD11,79 miliar, sektor non-migas menyumbang USD11,66 miliar miliar. Sedangkan ekspor sektor migas hanya USD0,12 miliar.
"India menjadi negara kedua yang memberikan kontribusi terhadap surplus perdagangan non-migas setelah Amerika Serikat," tandasnya.
(uka)