Rayuan Perusahaan Teknologi ke Mantan Staf Twitter: Tidak Suka Musk? Bekerja untuk Kami!
loading...
A
A
A
LONDON - Tidak suka gaya manajemen otot Elon Musk ? Pindah ke kami! Itulah promosi yang digunakan oleh perusahaan teknologi yang sedang mencoba memikat ribuan mantan karyawan Twitter Inc yang diberhentikan oleh perusahaan media sosial di bawah pemilik barunya.
Twitter seperti diketahui telah memecat eksekutif top mereka dan memberlakukan jam kerja yang ketat. Bahkan Musk memberikan ultimatum kepada anggota staf yang tersisa dan meminta mereka untuk berkomitmen pada Twitter yang "sangat keras" di masa mendatang.
Secara keras Ia menyatakan, kerja keras atau dipecat. Pendekatan keras Musk usai pengambilalihan platform media sosial itu lantas memicu gejolak. Akibatnya hampir sekitar setengah dari tenaga kerja atau setara 3.700 karyawan telah dirumahkan.
Ratusan lainnya dilaporkan telah berhenti sebagai hasil dari reformasi besar-besarannya. Pada hari Senin, kepala operasi Prancis menjadi manajer senior terbaru yang pergi meninggalkan Twitter.
Di sisi lain gejolak Twitter dianggap sebagai peluang oleh beberapa perusahaan, dimana saat ini mencoba untuk mengambil pekerja teknik yang berpengalaman dengan menitikberatkan pada metode orang terkaya di dunia tersebut.
Katie Burke, Chief people officer di perusahaan perangkat lunak AS Hubspot (HUBS. N), mengecam Musk atas laporan bahwa dia telah memecat sekelompok karyawan yang telah mengkritiknya di saluran Slack internal perusahaan. Reuters seperti dilansir tidak dapat memverifikasi laporan tersebut.
"Sebagai seorang pemimpin, dikritik adalah bagian dari pekerjaan Anda," tulisnya dalam postingan Linkedin.
"Para pemimpin hebat mengakui perdebatan dan ketidaksepakatan membuat Anda lebih baik dan merupakan bagian dari proses. Jika Anda menginginkan tempat di mana Anda dapat menyatakan ketidak setuju Anda (dengan cara yang baik dan jelas tentu saja), HubSpot siap merekrut."
Pada akhir awal pekan kemarin, postingan Burke telah mendapatkan lebih dari 35.000 reaksi positif di Linkedin. Twitter dan Musk tidak menanggapi permintaan komentar seperti dikutip dari Reuters.
Twitter seperti diketahui telah memecat eksekutif top mereka dan memberlakukan jam kerja yang ketat. Bahkan Musk memberikan ultimatum kepada anggota staf yang tersisa dan meminta mereka untuk berkomitmen pada Twitter yang "sangat keras" di masa mendatang.
Secara keras Ia menyatakan, kerja keras atau dipecat. Pendekatan keras Musk usai pengambilalihan platform media sosial itu lantas memicu gejolak. Akibatnya hampir sekitar setengah dari tenaga kerja atau setara 3.700 karyawan telah dirumahkan.
Ratusan lainnya dilaporkan telah berhenti sebagai hasil dari reformasi besar-besarannya. Pada hari Senin, kepala operasi Prancis menjadi manajer senior terbaru yang pergi meninggalkan Twitter.
Di sisi lain gejolak Twitter dianggap sebagai peluang oleh beberapa perusahaan, dimana saat ini mencoba untuk mengambil pekerja teknik yang berpengalaman dengan menitikberatkan pada metode orang terkaya di dunia tersebut.
Katie Burke, Chief people officer di perusahaan perangkat lunak AS Hubspot (HUBS. N), mengecam Musk atas laporan bahwa dia telah memecat sekelompok karyawan yang telah mengkritiknya di saluran Slack internal perusahaan. Reuters seperti dilansir tidak dapat memverifikasi laporan tersebut.
"Sebagai seorang pemimpin, dikritik adalah bagian dari pekerjaan Anda," tulisnya dalam postingan Linkedin.
"Para pemimpin hebat mengakui perdebatan dan ketidaksepakatan membuat Anda lebih baik dan merupakan bagian dari proses. Jika Anda menginginkan tempat di mana Anda dapat menyatakan ketidak setuju Anda (dengan cara yang baik dan jelas tentu saja), HubSpot siap merekrut."
Pada akhir awal pekan kemarin, postingan Burke telah mendapatkan lebih dari 35.000 reaksi positif di Linkedin. Twitter dan Musk tidak menanggapi permintaan komentar seperti dikutip dari Reuters.