Kerja Sama Bisnis di Gelaran B20 Summit Ciptakan Lapangan Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Penyelenggara B20 Indonesia, Shinta W. Kamdani , mengatakan penandatanganan kerja sama di sektor bisnis yang telah dilakukan pada gelaran B20 Summit mempunyai peran penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia . Perhelatan B20 Summit 2022 juga telah menjadi tempat bagi terjalinnya berbagai kerja sama antara kalangan bisnis.
"Semua perjanjian yang sudah kita lakukan itu pasti akan membantu dari segi peningkatan ekonomi Indonesia karena investasi yang masuk itu kan menciptakan lapangan pekerjaan dan harapan kami ini juga bisa mendorong lebih banyak lagi kemajuan dari segi pendapatan yang bisa kita lihat dari proyek-proyek yang akan digulirkan," ujar Shinta saat berdialog di IDX Channel, Jumat (25/11/2022).
Shinta menambahkan, dari perjanjian tersebut, banyak sekali proyek yang sudah disepakati di sejumlah sektor usaha, seperti logistik, transportasi, pangan, dan energi. Kemudian, disampaikan juga bahwa saat ini pemerintah Indonesia tengah fokus dalam pengembangan industri nilai tambah.
"Salah satu target pemerintah saat ini itu tidak mau lagi ekspor bahan dasar langsung, tapi kita mau pengembangan dari nilai tambah industrinya," ucap Shinta.
Kendati demikian, ungkap Shinta, yang menjadi tantangan dalam mewujudkan upaya itu adalah ternyata Indonesia juga masih bergantung impor bahan baku. Jadi perlu investasi untuk mengembangkan pengolahan bahan baku menjadi bahan siap ekspor.
"Jadi sebenarnya kalau kita lihat dari aspek pengembangan ekonomi Indonesia, kita memang sedang mencari investasi yang punya nilai tambah yang bisa membantu Indonesia ke depan," pungkasnya.
"Semua perjanjian yang sudah kita lakukan itu pasti akan membantu dari segi peningkatan ekonomi Indonesia karena investasi yang masuk itu kan menciptakan lapangan pekerjaan dan harapan kami ini juga bisa mendorong lebih banyak lagi kemajuan dari segi pendapatan yang bisa kita lihat dari proyek-proyek yang akan digulirkan," ujar Shinta saat berdialog di IDX Channel, Jumat (25/11/2022).
Shinta menambahkan, dari perjanjian tersebut, banyak sekali proyek yang sudah disepakati di sejumlah sektor usaha, seperti logistik, transportasi, pangan, dan energi. Kemudian, disampaikan juga bahwa saat ini pemerintah Indonesia tengah fokus dalam pengembangan industri nilai tambah.
"Salah satu target pemerintah saat ini itu tidak mau lagi ekspor bahan dasar langsung, tapi kita mau pengembangan dari nilai tambah industrinya," ucap Shinta.
Kendati demikian, ungkap Shinta, yang menjadi tantangan dalam mewujudkan upaya itu adalah ternyata Indonesia juga masih bergantung impor bahan baku. Jadi perlu investasi untuk mengembangkan pengolahan bahan baku menjadi bahan siap ekspor.
"Jadi sebenarnya kalau kita lihat dari aspek pengembangan ekonomi Indonesia, kita memang sedang mencari investasi yang punya nilai tambah yang bisa membantu Indonesia ke depan," pungkasnya.
(uka)