Hanya Gerogoti Holding, Alasan Erick Thohir Bubarkan 600 Anak Cucu BUMN

Selasa, 06 Desember 2022 - 13:03 WIB
loading...
Hanya Gerogoti Holding,...
Menteri BUMN Erick Thohir berencana membubarkan 600 anak cucu BUMN. FOTO/dok.Istimewa
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan akan membubarkan 600 perusahaan pelat merah. Perusahaan tersebut dianggap tidak efektif hanya menggerogoti holding karena bisnis tidak aktif dan asetnya sedikit.

"Aturan sudah saya keluarkan, tidak boleh membuat anak cucu tanpa persetujuan kita. Bukan berarti kita arogansi dan gak percaya sama BUMN-nya. Tetapi terus beranak cucu yang akhirnya menggerogoti holding yang sudah sehat," lanjut Erick.



Erick mengatakan pembubaran manakala anak dan cucu BUMN adalah perusahaan cangkang atau shell company. Tipe perusahaan seperti ini dipahami sebagai perusahaan yang bisnisnya tidak aktif, asetnya sangat sedikit, bahkan perusahaan yang hanya ada di atas kertas saja. "Penutupan anak dan cucu itu terjadi bilamana anak cucu ini hanya shell company," ungkap Erick.

Dia pun mengeluhkan proses perizinan membubarkan perusahaan di Indonesia yang mmebutuhkan sampai 1 tahun. Padahal sudah masuk era digital. Ia pun membandingkan perizinan pembubaran BUMN di negara lain yang hanya membutuhkan waktu seminggu saja.

"Di era digitalisasi ini yang namanya nutup perusahaan tinggal pencet. Urus izin di beberapa negara cuma seminggu. Ini kita ada penutupan sebuah perusahaan di lingkungan pemerintah perlu proses 1 tahun," ungkapnya.



Dia pun mendorong Komisi VI DPR RI agar segera merampungkan Rancangan Undang-undang (RUU) BUMN menjadi regulasi baru. Salah satu poin aturan ini terkait dengan proses pembubaran perusahaan negara. "Karena itu RUU BUMN yang sedang didorong oleh komisi VI, salah satunya bisa lebih cepat (pembubaran BUMN)," ujarnya.

Erick menargetkan akan merampingkan BUMN dari 41 menjadi 30 perusahaan saja. Sementara itu, target likuidasi anak dan cucu perseroan negara mencapai 600 perusahaan. "Karena itu kami berusaha, tidak bermaksud apa-apa, kita sedang membuat roadmap 2024-2030, di mana salah satunya mengkonsolidasikan jumlah BUMN dari 41 ke 30. Pasti ini inipun dijadikan 30 pasti ada gonjang ganjing," kata dia.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Industri Bahan Bangunan...
Industri Bahan Bangunan Menuju Konstruksi Hijau
ICP Maret 2025 Melorot,...
ICP Maret 2025 Melorot, Harga BBM Subsidi Berpeluang Turun?
Hampir 600.000 Produk...
Hampir 600.000 Produk Ilegal Diamankan, Nilainya Rp15 Miliar
BI Lapor Utang Luar...
BI Lapor Utang Luar Negeri Turun Jadi USD427,2 Miliar per Februari 2025
Harga Emas Sedikit Lagi...
Harga Emas Sedikit Lagi Rp2 Juta per Gram, Hari Ini Naik Rp32.000
Mengulik Besaran Utang...
Mengulik Besaran Utang Suriah ke Bank Dunia yang Ingin Dilunasi Arab Saudi
Begini Nasib Jalan Trans...
Begini Nasib Jalan Trans Papua, 4 Wilayah Pemekaran Jadi Fokus Pembangunan
IHSG Terus Menanjak...
IHSG Terus Menanjak Naik, Pagi Ini Dibuka Sentuh 6.452
Lonjakan Harga Emas...
Lonjakan Harga Emas Belum Selesai! Diprediksi Sentuh Rp2 Juta per Gram
Rekomendasi
Saksikan Malam Ini di...
Saksikan Malam Ini di 30 Menit Bersama Kabinet Merah Putih Ngobrol Sehat dengan Menteri Kesehatan Bersama Desvita Bionda, Hanya di iNews
Mobil Polisi di Depok...
Mobil Polisi di Depok Dibakar Massa, Terungkap Otak Pelakunya Ketua Ormas
Perang Dagang, China...
Perang Dagang, China Ganti Minyak Mentah AS dengan Minyak Kanada
Berita Terkini
Tarif Trump Bikin Banyak...
Tarif Trump Bikin Banyak Negara Makin Semangat Gabung BRICS
26 menit yang lalu
Strategi Investasi Penting...
Strategi Investasi Penting Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
52 menit yang lalu
Jaga Pertumbuhan Ekonomi...
Jaga Pertumbuhan Ekonomi Biru, Kadin-KKP Mitigasi Dampak Tarif Trump
1 jam yang lalu
Pemerintah Bentuk Satgas...
Pemerintah Bentuk Satgas PHK Hadapi Dampak Perang Tarif
2 jam yang lalu
Asbanda Luncurkan SP2D...
Asbanda Luncurkan SP2D Online, Bank Jatim Teken PKS Bersama Kemendagri
3 jam yang lalu
Kena Tarif Tambahan...
Kena Tarif Tambahan 10 Persen, Eksportir Tekstil dan Garmen RI Terancam
4 jam yang lalu
Infografis
Alasan Sekutu NATO Menyesal...
Alasan Sekutu NATO Menyesal Beli Jet Tempur Siluman F-35 AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved