4 Anak BUMN Bakal Melantai di Bursa Tahun Depan, Ini Profil Singkatnya

Kamis, 08 Desember 2022 - 21:24 WIB
loading...
4 Anak BUMN Bakal Melantai...
Rencana Initial Public Offering (IPO) yang akan dilakukan 4 BUMN pada 2023 diyakini akan memperkuat ekosistem bisnis masing-masing perusahaan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan, rencana Initial Public Offering (IPO) yang akan dilakukan 4 BUMN pada 2023 diyakini akan memperkuat ekosistem bisnis masing-masing perusahaan. Keempat perseroan itu berasal dari sektor bisnis yang berbeda, mulai dari energi hingga pangan.



Empat anak usaha pelat merah yang akan melakukan penawaran saham perdana yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Hulu Energi (PHE), PalmCo, dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

"Untuk bisa meningkatkan ketahanan pangan dan energi, rencana empat anak usaha BUMN melakukan penawaran saham ke publik di 2023," ujar Wamen BUMN I, Pahala Nugraha Mansury dikutip, Kamis (8/12/2022).



Terkait dengan aksi korporasi tersebut, MNC Portal Indonesia pun merangkum profil singkat keempat anak perusahaan BUMN .

Pertamina Geothermal Energy:

Pertamina Geothermal Energy merupakan salah satu anak usaha PT Pertamina Power Indonesia yang bersinergi dengan sesama entitas di bawah naungan PT Pertamina (Persero). Pada 2006, PGE didirikan untuk melanjutkan tongkat estafet pengembangan dan pengelolaan energi panas bumi untuk menghasilkan energi yang bersih, ramah lingkungan dan terjangkau.

Setahun setelah didirikan, PGE meresmikan satu unit PLTP tambahan di WKP Lahendong, Provinsi Sulawesi Utara. Pembangunan PLTP Area Lahendong Unit II dengan kapasitas 20 MW ini sudah dimulai sejak 2004. Saat ini perusahaan mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 1877 MW.

PGE memanfaatkan panas bumi melalui skema pemanfaatan langsung maupun tidak langsung. Saat ini sebagian besar pemanfaatan panas bumi dilakukan dengan skema pemanfaatan tidak langsung.

Dimana, PGE menyediakan uap yang dihasilkan dari lapangan panas bumi untuk serta menyediakan tenaga listrik yang dihasilkan dari pengelolaan energi panas bumi yang terintegrasi dari eksplorasi, pengeboran, hingga pengembangan dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Pertamina Hulu Energi:

PHE merupakan anak perusahaan Pertamina. Mengutip keterangan resmi perusahaan, hingga saat ini, PHE mengelola portofolio atau operasional sebanyak 58 anak perusahaan, 6 perusahaan patungan dan 2 perusahaan afiliasi yang mengelola blok - blok migas di dalam dan luar negeri. Bahkan, bergerak di kegiatan usaha hilir migas dan services.

PHE ditugaskan untuk bertindak selaku strategic operating arm Pertamina melalui berbagai kerjasama dengan pihak ketiga di dalam maupun di luar negeri, dengan skema Joint Operating Body - Production Sharing Contract (JOB - PSC), Joint Operating Agreement - Production Sharing Contract (JOA - PSC), Participating Interest/ Pertamina Participating Interest (PI/ PPI), dan Partnership.

Pada akhir 2019 lalu, perusahaan memiliki 58 anak perusahaan yang terdiri dari 53 AP di dalam negeri dan 5 AP di luar negeri, yang mengelola 48 Wilayah Kerja dalam negeri dan 2 Wilayah Kerja luar negeri.

PalmCo:

Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III memang membidik pendirian tiga subholding, salah satunya PalmCo. Melalui tiga subholding ini, PTPN III akan mengoptimalisasi asetnya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

PalmCo sendiri difokuskan pada penguatan ekosistem kelapa sawit di dalam negeri. Subholding ini sudah menjadi proyek strategis nasional sehingga proses persiapan IPO PalmCo diharapkan dapat dilakukan pada kuartal II atau III tahun 2023.

Pupuk Kalimantan Timur:

Pupuk Kalimantan Timur atau PKT adalah salah satu anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero). Perusahaan merupakan produsen pupuk urea dan NPK terbesar di Asia yang didirikan pada 7 Desember 1977.

Mengutip keterangan resmi perusahaan, PKT menempati lahan seluas 443 hektar di Kota Bontang, Kalimantan Timur dengan fasilitas produksi yang terdiri dari lima pabrik Amoniak, lima pabrik Urea, tiga pabrik NPK Blending, dua pabrik NPK Fusion, dan satu pabrik Boiler Batu Bara

Lalu, unit pengantongan serta unit pergudangan dengan total kapasitas produksi pupuk urea sebesar 3,43 juta ton per tahun, Amoniak 2,74 juta ton per tahun, dan NPK sebesar 350.000 ton per tahun.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1070 seconds (0.1#10.140)