Rusia Tak Lagi Pasok Gas, Musim Dingin Menguji Kesungguhan Eropa Pangkas Konsumsi

Sabtu, 10 Desember 2022 - 22:19 WIB
loading...
Rusia Tak Lagi Pasok Gas, Musim Dingin Menguji Kesungguhan Eropa Pangkas Konsumsi
Musim dingin pertama setelah munculnya krisis gas sebagai imbas perang Rusia Ukraina, bakal menguji tekad negara-negara Eropa untuk terus membatasi penggunaan gas usai aliran dari Moskow terhenti. Foto/Dok
A A A
PARIS - Musim dingin pertama setelah munculnya krisis gas sebagai imbas perang Rusia Ukraina , bakal menguji tekad negara-negara Eropa untuk terus membatasi penggunaan gas. Seperti diketahui kerusakan pipa Nord Stream membuat aliran gas Rusia berhenti ke Benua Biru.

Negara-negara di kawasan Eropa rata-rata memangkas konsumsi gas alam mereka sebesar 24% pada November 2022 dari rata-rata 2019-2021 untuk bulan yang sama, menurut perhitungan Reuters dengan menggunakan data dari federasi operator jaringan ENTSOG untuk 14 negara dan regulator jaringan nasional untuk Jerman.



Meskipun ada variasi yang luas antar negara, angka tersebut turun dari 29% pada bulan Oktober. Target pengurangan 15% yang ditetapkan negara-negara UE untuk musim dingin ini merupakan tanggapan atas pemotongan pasokan Rusia.

"Konsumsi gas Eropa telah turun karena dua alasan. Pertama, suhu bersahabat pada musim gugur ini sangat mengurangi permintaan rumah tangga, dan kedua harga tinggi telah menyebabkan kehancuran permintaan di sektor industri," kata ekonom Eropa Barclays, Mark Cus Babic.

"Permintaan rumah tangga masih sangat responsif terhadap cuaca, jadi kami pikir yang terakhir adalah sumber penghematan yang lebih kuat ke depan," tambahnya.

Suhu hangat yang luar biasa pada akhir Oktober dan awal November 2022 tidak hanya membuat orang berjemur di bawah sinar matahari di kafe dan luar ruangan seperti musim panas. Kondisi ini juga menjadi bantuan kepada negara-negara Eropa ketika mereka mencoba membangun stok gas mereka.

Namun sejak pertengahan November, konsumsi telah melonjak karena musim dingin mulai datang, memicu permintaan untuk pemanas. Penggunaan gas turun 18% pada minggu terakhir November dari rata-rata jangka panjang dan data awal dari operator jaringan menunjukkan konsumsi telah meningkat sejauh ini pada bulan Desember.



Selain permintaan untuk pemanas, penggunaan gas untuk pembangkit listrik tetap tinggi karena pemeliharaan memaksa rekor jumlah reaktor nuklir Prancis untuk tetap offline dan tingkat angin yang rendah menghantam daya alternatif.

Negara-negara Eropa juga telah melakukan upaya untuk mengurangi konsumsi listrik mereka, yang turun pada November 2022 sebesar 9% dari rata-rata 2015-2021. Hal ini menurut perhitungan Reuters dengan data dari operator jaringan.

Cuaca musim gugur yang luar biasa bersahabat berarti bahwa negara-negara tidak perlu mulai menggunakan cadangan gas untuk menjadi lebih lambat dari biasanya. Kondisi tersebut menjadi modal kuat menghadapi musim dingin jika terbukti lebih dingin dari biasanya.

Misalnya Jerman sebagai ekonomi terbesar Eropa, pembangkit tenaga listrik industri di kawasan itu, baru mulai memanfaatkan cadangannya pada 17 November. Arus keluar cenderung kecil sejak saat itu, menurut data dari Gas Infrastructure Europe, sebuah badan industri untuk operator jaringan.

"Risiko kekurangan energi di Eropa kemungkinan telah dihindari, tetapi kami masih berpikir harga yang sangat tinggi akan menyeret konsumsi dan produksi industri di kawasan euro," kata Cus Babic.

Sementara stok yang tinggi akan membantu Eropa melewati musim dingin dengan gas yang cukup untuk memenuhi permintaan selama cuaca yang tidak terlalu dingin berlangsung lama. Namun krisis pasokan gas tidak mungkin sepenuhnya bisa selesai begitu saja pada tahun depan.

Analis di bank Belanda ING mengatakan, bahwa ada risiko ketika harga gas mereda, permintaan akan pulih dan membuat Eropa harus berjuang untuk menjaga ketahanan energi dengan mempertahankan penngurangan konsumsi.

Sementara Eropa menuai manfaat tahun ini dari impor gas alam cair dari Amerika Serikat untuk membangun cadangannya, hal serupa mungkin tidak akan terjadi lagi tahun depan. Dimana mereka mungkin harus bersaing dengan China untuk pasokan energi karena ekonominya bangkit kembali setelah lockdown ketat menahan aktivitas ekonomi China di 2022.

Kondisi itu berarti risiko bahwa Eropa dapat dilanda kekurangan pasokan, kata ekonom Florence Pisani dari manajer aset Candriam.

"Tergantung apakah Rusia benar-benar memotong pasokan atau apakah pertumbuhan Asia dan global kembali lebih kuat, kami tidak sepenuhnya aman untuk musim dingin 2023-2024," katanya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2304 seconds (0.1#10.140)