Terus Melandai, InfIasi Amerika di Level 7,1% pada November 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren inflasi tinggi yang melanda Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu terus mereda. Pada November 2022, AS mencatatkan inflasi sebesar 7,1% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Merujuk data Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang dirilis Selasa (13/12), angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan bulan Oktober yang sebesar 7,7% YoY. Penurunan inflasi ini telah berlangsung selama lima bulan beruntun.
Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM), inflasi di Negeri Paman Sam naik 0,1% MoM, lebih rendah dari bulan lalu di level 0,4%.
Sementara itu, inflasi inti yang menghapus komponen makanan dan energi naik 6,0% YoY periode November, lebih rendah dari bulan sebelumnya di level 6,3% YoY. Dalam hitungan bulanan, inflasi inti naik 0,2% MoM, lebih rendah dari bulan lalu sebesar 0,3% MoM.
Laporan tersebut mencatat bahwa penurunan harga minyak menyumbang 30% dari keseluruhan inflasi dan 40% dari inflasi inti. Kendati demikian, ada kenaikan ongkos properti sebesar 7,1% dibandingkan tahun lalu, yang menyerap hampir setengah dari total kenaikan CPI inti, sebagaimana dilansir Bloomberg, Selasa (13/12/2022).
"Biaya perumahan memiliki hubungan simbiotik yang unik dengan inflasi," ujar Kepala Ekonom Bright MLS Lisa Sturtevant dalam sebuah catatan.
Lebih lanjut, rilis inflasi AS tersebut dapat menjadi sinyal bagi bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed yang akan memutuskan kebijakan suku bunga mereka pada hari ini. Menyusul inflasi yang melandai, pasar berekspektasi ada kenaikan suku bunga 50 bps.
Merujuk data Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang dirilis Selasa (13/12), angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan bulan Oktober yang sebesar 7,7% YoY. Penurunan inflasi ini telah berlangsung selama lima bulan beruntun.
Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM), inflasi di Negeri Paman Sam naik 0,1% MoM, lebih rendah dari bulan lalu di level 0,4%.
Baca Juga
Sementara itu, inflasi inti yang menghapus komponen makanan dan energi naik 6,0% YoY periode November, lebih rendah dari bulan sebelumnya di level 6,3% YoY. Dalam hitungan bulanan, inflasi inti naik 0,2% MoM, lebih rendah dari bulan lalu sebesar 0,3% MoM.
Laporan tersebut mencatat bahwa penurunan harga minyak menyumbang 30% dari keseluruhan inflasi dan 40% dari inflasi inti. Kendati demikian, ada kenaikan ongkos properti sebesar 7,1% dibandingkan tahun lalu, yang menyerap hampir setengah dari total kenaikan CPI inti, sebagaimana dilansir Bloomberg, Selasa (13/12/2022).
"Biaya perumahan memiliki hubungan simbiotik yang unik dengan inflasi," ujar Kepala Ekonom Bright MLS Lisa Sturtevant dalam sebuah catatan.
Lebih lanjut, rilis inflasi AS tersebut dapat menjadi sinyal bagi bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed yang akan memutuskan kebijakan suku bunga mereka pada hari ini. Menyusul inflasi yang melandai, pasar berekspektasi ada kenaikan suku bunga 50 bps.
(ind)