Gas Rusia Tak Lagi Mengalir, Jerman Dipaksa Pakai Energi 'Kotor'

Minggu, 18 Desember 2022 - 21:55 WIB
loading...
Gas Rusia Tak Lagi Mengalir, Jerman Dipaksa Pakai Energi Kotor
Demi menghindari krisis energi, Jerman sebagai ekonomi terbesar Eropa itu dipaksa beralih ke bahan bakar kotor usai tak lagi mendapatkan aliran gas Rusia. Foto/Dok Reuters
A A A
FRANKFURT - Batu bara telah bangkit kembali di Jerman tahun ini, ketika ekonomi terbesar Eropa itu beralih ke bahan bakar kotor untuk melalui krisis energi . Sejak pecahnya perang Rusia Ukraina pada Februari, lalu membuat Jerman untuk pertama kalinya dalam setengah abad tidak mendapatkan aliran gas Moskow .

Lebih dari sepertiga (36,3%) listrik yang mengalir ke jaringan penerangan Jerman antara Juli dan September 2022 berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Angka itu meningkat jauh dibandingkan dengan 31,9% pada kuartal ketiga tahun 2021, menurut kantor statistik Jerman Destatis.



Lama dijelek-jelekkan oleh partai Hijau Jerman yang memimpin beberapa kementerian top pemerintah, batu bara rencananya bakal dihapus pada tahun 2030. Tetapi perang Rusia dengan Ukraina dan pembatasan ekspor gas, membawa batu bara kembali mendapat dukungan.

Output pembangkit listrik tenaga batu bara naik 13,3% secara year-on-year menjadi 42,9 terawatt jam (TWh) dalam tiga bulan Juli-September. Di mana output listrik Jerman secara keseluruhan pada posisi 118,1 TWh, tertinggal 0,5 untuk periode yang sama pada tahun 2021, menurut Destatis.

Pembangkit gas sedikit naik, meskipun harganya mahal karena output angin dan tenaga air sedang rendah, dan output nuklir domestik juga turun pada periode Juli-September.



Kondisi terakhir hanya tiga reaktor yang tetap online dibandingkan dengan enam tahun sebelumnya ketika Jerman putar haluan setelah krisis Fukushima. Bencana nuklir Fukushima mengguncang kepercayaan kepada teknologi PLTN, yang oleh pengelolanya selalu disebut "aman". Jerman punya kesimpulan lain dan memutuskan untuk meninggalkan PLTN.

Di bawah ancaman kekurangan gas, beberapa pabrik batu bara yang telah ditutup atau dibiarkan sebagai cadangan telah kembali memasuki pasar di Eropa tahun ini, tetapi di sebagian besar negara jumlahnya terbatas.

"Hanya di Jerman dengan 10 gigawatt (GW), berbalik pada skala yang signifikan. Hal ini telah meningkatkan pembangkit listrik tenaga batu bara di Uni Eropa, yang diperkirakan akan tetap berada pada tingkat yang lebih tinggi untuk beberapa waktu," kata laporan pasar batu bara tahunan IEA.

Di sisi lain konsumsi batu bara secara global mencapai rekor tertinggi lebih dari 8 miliar ton tahun ini, dimana Jerman mencetak salah satu kenaikan tertinggi. Tercatat menurut data IEA, ada lonjakan 19% atau setara dengan 26 juta ton, dibandingkan tahun 2021.

Alih-alih mematikan 1,6 GW pembangkit listrik berbahan bakar lignit pada akhir 2022 seperti yang direncanakan, pemerintah Jerman telah mengabaikan usai mengizinkan produksi hingga Maret 2024.

Jerman telah menciptakan "cadangan pengganti gas" dengan total kapasitas 11,6 GW. Ini termasuk 1,9 GW lignit dan 4,3 GW pembangkit listrik tenaga batu bara yang diizinkan untuk kembali ke pasar hingga 2024, kata laporan IEA.

Penonaktifan 2,6 GW kapasitas tenaga batu bara keras dan 1,2 GW kapasitas lignit pada akhirnya telah ditunda. IEA menambahkan, bahwa karena peningkatan produksi listrik dari energi terbarukan dan pemulihan ketersediaan tenaga nuklir Prancis, Jerman harus kembali menjadi importir listrik dalam beberapa tahun ke depan.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)