Gas Rusia Distop, Eropa Pakai Cara Paling Kotor untuk Menghasilkan Energi

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 09:57 WIB
loading...
Gas Rusia Distop, Eropa...
Perusahaan raksasa energi Jerman, RWE bakal membakar batu bara lebih banyak untuk jangka pendek ketika negara-negara Eropa berebut pasokan untuk mengamankan ketahanan energi mereka. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Perusahaan raksasa energi Jerman , RWE bakal membakar batu bara lebih banyak untuk jangka pendek. Namun Direktur Keuangan RWE bersikeras, rencananya untuk menjadi netral karbon di masa depan tetap berjalan.



Komentar Michael Muller disampaikan ketika negara-negara Eropa berebut pasokan untuk mengamankan ketahanan energi mereka di tengah perang Rusia Ukraina yang berkepanjangan.

Rusia merupakan pemasok terbesar minyak bumi dan gas alam ke Uni Eropa (UE) tahun lalu, menurut Eurostat. Namun Kremlin secara signifikan telah mengurangi aliran gas alam ke Eropa setelah negara-negara Barat menjatuhkan sanksi sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina.

Jerman, ekonomi terbesar di Eropa telah memutuskan untuk mengaktifkan kembali beberapa pembangkit listrik tenaga batu baranya sebagai upaya mengkompensasi kurangnya gas Rusia.

"RWE secara aktif mendukung pemerintah Jerman, atau pemerintah Eropa, dalam mengelola krisis energi. Jadi kami juga membawa kembali kapasitas batu bara tambahan untuk mengelola situasi itu," kata Muller kepada CNBC.



Rencana ini akan melibatkan tiga pembangkit listrik berbahan bakar lignit RWE yang dibawa kembali ke jaringan listrik mulai awal Oktober. Lignit dikenal sebagai batu bara coklat dan dianggap sangat buruk bagi lingkungan.

Menanggapi hal itu RWE menerangkan, "tetap menjadi mitra yang dapat diandalkan hingga hari ini." Ia menambahkan, bahwa RWE Power — yang berfokus pada lignit dan pembangkit listrik tenaga nuklir — mengekstraksi jutaan metrik ton batubara setiap tahun.

Semua hal di atas merupakan rintangan bagi bisnis yang berkantor pusat di Essen, yang menargetkan ingin menjadi netral karbon pada tahun 2040.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1387 seconds (0.1#10.140)