Awas Jebakan Bisnis Monyet, Bukan Cuan Malah Kejebak Utang

Senin, 26 Desember 2022 - 21:45 WIB
loading...
Awas Jebakan Bisnis...
Monkey business memang sangat menggiurkan. Foto/freepik
A A A
JAKARTA - Pernah dengar pohon yang dihargai Rp1,3 miliar? Atau tokek yang dibanderol hingga Rp10 miliar? Kalau pernah mendengar dan kemudian banyak yang tertarik menggeluti bisnis itu, maka hampir dipastikan mereka masuk jebakan monkey business atau bisnis monyet, alias penipuan .



Cara kerja monkey business memang membuat banyak orang tergiur dengan keuntungan yang luar biasa. Jika sudah banyak yang terjebak, hanya segilintir orang saja yang akan menikmati cuan, sedangkan yang lainnya malah bisa terlibat utang gede-gedean.

Bagaimana cara kerja monkey business ini? Laman The Basis Point menggambarkannya lewat ilustrasi yang tepat. Ilustrasi itu kemudian diubah sedikit untuk memberi gambaran yang lebih pas.

Suatu hari, sebuah desa kedatangan seorang pria yang mengumumkan bahwa dirinya akan membeli monyet-monyet liar dengan harga Rp200 ribu per ekor. Tertarik mendapatkan uang besar, banyak penduduk desa tersebut langsung mencari dan mulai mengumpulkan monyet liar yang memang jumlahnya banyak dan menjadi hama di lingkungan tersebut. Penduduk desa pun menjual monyet-monyet tadi kepada pria itu.

Tatkala persediaan monyet di desa itu mulai berkurang bahkan habis, pria itu pun datang kembali dan mengatakan kepada penduduk bahwa ia akan membeli lagi monyet dengan harga Rp500 ribu per ekor.

Tak cukup, agar semakin menggiurkan, si pria itu lalu meningkatkan tawarannya menjadi Rp1 juta. Ndilalahnya, saat itu penduduk desa sudah semakin sulit menemukan monyet liar karena sudah banyak terjual kepada pria tadi.

Di tengah kegelisahan warga desa, tiba-tiba tersebarlah kabar bahwa ada seseorang yang memiliki jumlah monyet sangat banyak, bahkan lebih banyak dari yang pernah ditangkap warga desa. Monyet-monyet itu dijual dengan harga Rp500 ribu, jadi masih ada untung Rp500 ribu per ekor.
Berbondong-bondonglah warga desa itu mendatangi si pemilik monyet dengan membawa semua uang tabungan, bahkan hasil mengutang, untuk membeli monyet-monyet tersebut. Mereka saling berebut membeli monyet-monyet tersebut, dan dalam waktu singkat ludes semua terbeli.

Sudah terbayang keuntungan besar di kepala setiap warga desa yang membeli monyet itu. Jika ia membeli 100 ekor, maka keuntungannya mencapai Rp50 juta. Semakin banyak uang yang dikeluarkan, semakin banyak monyet yang dibeli, maka akan semakin banyak cuan yang masuk.

Singkat cerita, warga desa menunggu kedatangan pria pembeli monyet. Ditunggu, semakin ditunggu, ternyata pria itu tak pernah menampakkan batang hidungnya. Bayangan keuntungan yang sudah di depan mata, tiba-tiba buyar dan berganti dengan nestapa. Ternyata, pria pembeli dan penjual monyet merupakan rekan kerja yang memang ingin melakukan penipuan dengan cara jual beli monyet.

Jadi waspada dan berhati-hatilah jika ada suatu kehebohan jual beli barang dengan harga yang mencengangkan. Apalagi secara logika barang tersebut tidak memiliki nilai dan fungsi yang tepat dengan harga jualnya.



Mobil atau berlian memang bisa berharga miliaran, tapi keduanya punya nilai atau fungsi yang sepadan. Beda dengan tokek, tanaman, ataupun ikan. Apalagi uang koin yang terbilang belum langka.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1814 seconds (0.1#10.140)