Pelonggaran di China Bikin Bursa Saham Amerika Menggeliat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Selasa (27/12/2022) merespons optimisme pasar terhadap China yang semakin melonggarkan pembatasan Covid-19. Negeri Tirai Bambu itu menghadirkan sentimen positif bagi kinerja perusahaan di Amerika Serikat mengingat China adalah salah satu konsumen terbesar dunia.
Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,20% di 33.271,90, S&P 500 (SPX) dibuka tumbuh 0,02% di 3.845,76, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) menanjak 0,30% di 10.444,25.
Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Tesla, Apple, dan CSX. Tiga top gainers ditempati oleh Las Vegas Sands menguat 3,10%, Freeport-McMoran menanjak 2,07%, dan Wynn Resorts tumbuh 2,73%. Sedangkan top losers diduduki oleh Southwest Airlines turun 5,29%, Tesla merosot 3,41%, dan Carnival Corps koreksi 1,79%.
China baru saja melonggarkan pembatasan Covid-19 dengan menghapus aturan karantina bagi para pelancong yang datang. Langkah ini muncul setelah adanya kebijakan pengetatan mobilitas selama tiga tahun terakhir, sehingga sempat membuat ekonomi China berjalan di tempat.
Analis menilai langkah yang dilakukan China dapat membawa harapan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara-negara yang berada dalam ekosistem dagang China, sekaligus menguntungkan perusahaan China yang listing di AS. Sejumlah saham yang terdaftar di Wall Street seperti JD.Com Inc, Alibaba Group Holding Ltd, dan Pinduoduo Inc (PDD.O) masing-masing naik sekitar 2% dalam perdagangan premarket.
"China adalah salah satu dari sedikit negara yang benar-benar menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi tahun depan," kata Kepala Investasi CFRA Research, Sam Stovall, dilansir Reuters, Selasa (27/12/2022).
Sebelumnya otoritas China mengatakan akan berhenti mewajibkan pelancong yang masuk untuk melakukan karantina mulai 8 Januari 2023. Mereka juga menyebut bahwa akan ada relaksasi bagi pengetatan mobilitas karena dampak virus corona mulai dapat diatasi.
Dari sisi Amerika Serikat, investor tampak masih menantikan Santa Claus Rally yang diharapkan dapat mengangkat kerugian aset saham mereka akibat tekanan suku bunga Federal Reserve.
Kekhawatiran pasar tampak masih membebani kenaikan bursa saham Wall Street menyusul upaya bank sentral untuk menjinakkan lonjakan inflasi, meski taruhannya adalah perlambatan ekonomi alias resesi. Namun demikian, data makro ekonommi sejauh ini membawa sedikit harapan bahwa The Fed berpotensi akan kembali mengerem laju suku bunganya pada pertemuan Februari tahun depan.
Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,20% di 33.271,90, S&P 500 (SPX) dibuka tumbuh 0,02% di 3.845,76, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) menanjak 0,30% di 10.444,25.
Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Tesla, Apple, dan CSX. Tiga top gainers ditempati oleh Las Vegas Sands menguat 3,10%, Freeport-McMoran menanjak 2,07%, dan Wynn Resorts tumbuh 2,73%. Sedangkan top losers diduduki oleh Southwest Airlines turun 5,29%, Tesla merosot 3,41%, dan Carnival Corps koreksi 1,79%.
China baru saja melonggarkan pembatasan Covid-19 dengan menghapus aturan karantina bagi para pelancong yang datang. Langkah ini muncul setelah adanya kebijakan pengetatan mobilitas selama tiga tahun terakhir, sehingga sempat membuat ekonomi China berjalan di tempat.
Analis menilai langkah yang dilakukan China dapat membawa harapan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara-negara yang berada dalam ekosistem dagang China, sekaligus menguntungkan perusahaan China yang listing di AS. Sejumlah saham yang terdaftar di Wall Street seperti JD.Com Inc, Alibaba Group Holding Ltd, dan Pinduoduo Inc (PDD.O) masing-masing naik sekitar 2% dalam perdagangan premarket.
"China adalah salah satu dari sedikit negara yang benar-benar menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi tahun depan," kata Kepala Investasi CFRA Research, Sam Stovall, dilansir Reuters, Selasa (27/12/2022).
Sebelumnya otoritas China mengatakan akan berhenti mewajibkan pelancong yang masuk untuk melakukan karantina mulai 8 Januari 2023. Mereka juga menyebut bahwa akan ada relaksasi bagi pengetatan mobilitas karena dampak virus corona mulai dapat diatasi.
Dari sisi Amerika Serikat, investor tampak masih menantikan Santa Claus Rally yang diharapkan dapat mengangkat kerugian aset saham mereka akibat tekanan suku bunga Federal Reserve.
Kekhawatiran pasar tampak masih membebani kenaikan bursa saham Wall Street menyusul upaya bank sentral untuk menjinakkan lonjakan inflasi, meski taruhannya adalah perlambatan ekonomi alias resesi. Namun demikian, data makro ekonommi sejauh ini membawa sedikit harapan bahwa The Fed berpotensi akan kembali mengerem laju suku bunganya pada pertemuan Februari tahun depan.
(uka)