Menilik Kinerja Saham Bank Digital: Bersinar di 2021, Pudar di 2022

Rabu, 28 Desember 2022 - 21:20 WIB
loading...
Menilik Kinerja Saham...
Kinerja saham bank digital meredup di tahun ini. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Di tahun 2022 nasib bank digital tak seindah tahun lalu. Sempat menjadi primadona di bursa, kini harga saham sejumlah bank digital turun signifikan. Kondisi pasar yang berubah drastis menjadi penyebab utama harga saham bank digital turun tajam.



Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia, pada 2021 saham bank digital mencatat lonjakan signifikan, berkisar 79% hingga 4.368%. Saham PT Allobank Indonesia Tbk (BBHI), misalnya, menjadi saham bank digital paling moncer pada tahun lalu setelah menutup buku dengan kenaikan harga mencapai 4.368%.

Namun, per 19 Desember 2022, mayoritas saham bank digital mencatat rapor merah. Saham-saham bank digital sejak awal tahun kompak mengalami penurunan berkisar 6,27% hingga 76%. Per 19 Desember, sebanyak 5 dari 7 bank bahkan mencatat penurunan lebih dari 50% secara year to date. Di antaranya Bank Jago (76%), Bank Neo Commerce (67,4%), Bank Raya (75,5%), Allobank (54,5%), dan Bank Bumi Arta (65,4%)

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menilai penurunan kinerja saham bank digital tahun ini merupakan bagian dari dinamika pasar yang bergerak cepat. Kondisi pasar pada 2020-2021 dan 2022 menurutnya sangat kontras.

Pada 2020 atau tahun pertama pandemi Covid-19 berlangsung, laju perekonomian mengalami kontraksi akibat kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat. Di akhir 2020, produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun 2,1%.

Di saat mobilitas masyarakat dibatasi, berbagai kegiatan masih tetap berlangsung, mulai dari kegiatan pendidikan, perkantoran, hingga belanja dapat difasilitasi dengan teknologi. Tak heran sektor teknologi mencuat dan dianggap sebagai sektor yang mampu menjembatani kegiatan ekonomi selama masa pandemi.

Menurut Farras, kenaikan saham-saham teknologi terjadi secara global. Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq yang berisi saham-saham teknologi tumbuh 47,58% (yoy) pada 2020, jauh melampaui kinerja indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average.

Di Indonesia, indeks saham teknologi (IDXTechno) baru diperkenalkan pada 25 Januari 2021. Di penghujung tahun tersebut, IDXTechno mampu mencetak kenaikan 380,14%, sangat jauh melampaui pertumbuhan IHSG yang hanya 10,08%.

“Kita harus flashback untuk memahami mengapa sektor teknologi tahun 2020 hingga 2021 booming. Selain adaptasi teknologi yang kuat selama pandemi, kebijakan stimulus moneter juga berpengaruh,” jelas Farras, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12/2022).

Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menambahkan, kebijakan stimulus yang dilakukan banyak negara membuat tingkat suku bunga menjadi rendah. Para pengelola dana kelas kakap (hedge fund) dan investor pada umumnya terpacu untuk mencari instrumen yang memberikan keuntungan lebih besar.

Menurut Tirta, pada masa pandemi, terutama di periode 2020-2021, saham-saham yang terkait dengan Old Economy tidak terlalu diminati karena bisnis emiten-emiten tersebut tengah tertekanan akibat pandemi. Saham-saham New Economy yang belum dilirik pun menjadi incaran sehingga mendorong kenaikan harga yang signifikan.

“Kondisi ekonomi yang tertekan membuat saham-saham Old Economy dihindari. Investor pun akhirnya berlomba-lomba masuk ke perusahaan yang terkait teknologi seperti bank digital. Harga sahamnya pun booming, bahkan di saat bank-bank tersebut belum memiliki produk aplikasi,” jelasnya.

Menurut Tirta, memasuki tahun 2022 faktor-faktor yang mendukung kenaikan saham-saham bank digital mulai pudar. Stimulus besar-besaran perlahan memang membangkitkan sisi permintaan. Namun, sisi pasokan tidak mampu mengimbagi tren pemulihan permintaan sehingga menimbulkan gangguan pada rantai pasok global.

Serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah memicu kenaikan inflasi global yang tak terkendali. Perang telah memicu kenaikan harga komoditas energi, mulai dari minyak hingga batu bara.

Tak pelak, sejumlah negara diterjang inflasi. AS mencatat inflasi 8,5% pada Juli 2022, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Zona Eropa kemudian menyusul rekor inflasi tertinggi di Oktober 2022 sebesar 10,6%. Tidak ketinggalan, Inggris yang sudah talak tiga dengan Uni Eropa juga mencatat rekor inflasi 11,1% di bulan yang sama.

“Kenaikan inflasi membuat biaya dana semakin mahal dan perusahaan teknologi yang sebelumnya didukung banyak dana murah, mulai ditinggalkan dan investor untuk melakukan rebalancing ke sektor-sektor potensial, seperti saham energi yang mendapat windfall dari harga komoditas,” jelas Tirta.

Merujuk pada data Bursa Efek Indonesia, kinerja IDXTechno sampai dengan 19 Desember 2022 merupakan yang paling jeblok. IDXTechno telah anjlok 43,12% (year to date) sedangkan indeks IDXEnergy melonjak 88% (year to date).

Wakil Direktur Utama PT Bank Jago Tbk. Arief Harris Tandjung menjelaskan, kondisi pasar dan faktor sentimen yang memengaruhinya merupakan sesuatu yang di luar kontrol perusahaan. Menurutnya, kenaikan harga saham perseroan pada 2020-2021 tidak terlepas dari persepsi investor yang menilai Bank Jago sebagai perusahaan teknologi.

Valuasi saham Bank Jago pun kerap dibandingkan dengan perusahaan teknologi di luar negeri yang amat tinggi. Tak heran, saat kondisi pasar berbalik, valuasi perusahaan teknologi pun mengalami normalisasi.

"Sekarang yang terpenting bagi kami adalah memiliki kinerja yang baik karena pada ujungnya valuasi akan mengarah ke kinerja. Bila kinerjanya baik, valuasi akan bercermin pada kinerja tersebut," jelas Arief.

Menurut Arief, Bank Jago saat ini memiliki permodalan yang solid untuk mendukung ekspansi. Sejak Rights Issue II Maret 2021, modal Bank Jago telah mencapai Rp8 triliun atau sudah melampaui jumlah modal minimum bank umum sebesar Rp3 triliun yang harus dipenuhi pada akhir 2022.



Ke depan, Bank Jago akan fokus untuk memperdalam kolaborasi dengan partner dan juga memperluas kerja sama dengan ekosistem untuk mendukung pertumbuhan kinerja berkelanjutan. Sampai dengan September 2022, Bank Jago telah bermitra dengan 38 partner, tersebar dari perusahaan multifinance, fintech, hingga perusahaan sekuritas.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
IHSG Berpotensi Lanjutkan...
IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan ke 6.700, Investor Pantau Data Inflasi
Progres Pembangunan...
Progres Pembangunan Pelabuhan Patimban Tembus 78,9%, Menhub Target Rampung Oktober 2025
Perusahaan AS Tetap...
Perusahaan AS Tetap Ekspansi di Tengah Kebijakan Efisiensi Pemerintah
Perluas Layanan Pembiayaan,...
Perluas Layanan Pembiayaan, SIF Perluas Jangkauan hingga Makassar
10 Saham Paling Boncos...
10 Saham Paling Boncos dalam Sepekan 21-25 April 2025, Intip Daftarnya
Kolaborasi Perusahaan...
Kolaborasi Perusahaan Asuransi Ini dan Perbankan Hadirkan Perlindungan Unik
21 Ribu Karyawan Intel...
21 Ribu Karyawan Intel Bakal Kena PHK, Apa Masalahnya?
IHSG Hari Ini Berakhir...
IHSG Hari Ini Berakhir Perkasa di Level 6.678, Nilai Transaksi Tembus Rp10,05 T
Tarik Ulur Kenaikan...
Tarik Ulur Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Begini Kabar Terbarunya
Rekomendasi
Sinetron Gober Parijs...
Sinetron Gober Parijs Van Java Disambut Meriah, Fans: Ceritanya Relate dengan Kehidupan Nyata
Indonesian Idol XIII...
Indonesian Idol XIII Tersisa 4 Finalis, Streaming di VISION+
Prabowo Hadiri Townhall...
Prabowo Hadiri Townhall Meeting Danantara Bersama BUMN, Ini yang Dibahas
Berita Terkini
MNC Asset Management...
MNC Asset Management dan Universitas Binawan Teken MoU Endowment Fund Dukung Beasiswa
22 menit yang lalu
Efek Tarif AS, Sejumlah...
Efek Tarif AS, Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi
1 jam yang lalu
BNI Cetak Laba Bersih...
BNI Cetak Laba Bersih Rp5,4 T di Awal 2025, Kredit dan Tabungan Tumbuh Solid
1 jam yang lalu
PCP Raih Standar Internasional...
PCP Raih Standar Internasional Tertinggi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 jam yang lalu
Pertagas Jalin Kerja...
Pertagas Jalin Kerja Sama Pembangunan Infrastruktur Gas ke Polytama
1 jam yang lalu
15 Negara Bakal Dapat...
15 Negara Bakal Dapat Negosiasi Istimewa dari AS, Bagaimana Indonesia?
2 jam yang lalu
Infografis
Kapal Induk Kedua Tiba...
Kapal Induk Kedua Tiba di Timur Tengah, AS Serius Ancam Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved