Tahun Depan Industri Perbankan Masih Prospektif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Era suku bunga tinggi pada tahun 2023 akan memengaruhi sektor perbankan . Tahun 2022 merupakan kebangkitan bagi perbankan karena bank-bank tampil cukup ekspansif dan mencetak laba bersih yang sudah melampaui kondisi sebelum pandemi.
Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony, mengatakan tren kenaikan suku bunga otomatis mendorong laba perbankan dari sisi net interest margin (NIM). "Kalau kita perhatikan, kenaikan suku bunga menjadi kenaikan (laba) perbankan karena NIM-nya tentu akan meningkat," ujar Chris dalam Market Closing IDX 2022, Jumat (30/12/2022).
Dari sisi kredit, Chris menilai bahwa pemulihan ekonomi dapat membuat kredit yang diberikan lebih besar dan berdampak ke emiten perbankan. "Ini akan menjadi sentimen positif bahkan sampai tahun depan untuk emiten perbankan," jelas Chris.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memproyeksikan kredit bisa tumbuh 10% hingga 12% secara tahunan pada 2023. Sedangkan untuk 2022 tumbuh 9% sampai 11%.
Laporan Likuiditas Bulanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan kredit masih akan meningkat secara bertahap seiring pemulihan aktivitas bisnis. Sedangkan pertumbuhan DPK masih akan tumbuh dengan laju yang lebih lambat.
Pertumbuhan penyaluran kredit bank juga diperkirakan masih akan dilakukan secara selektif dengan pengelolaan pencadangan yang memadai. Perpanjangan relaksasi kredit restrukturisasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga 2023 bisa mengurangi tekanan neraca perbankan.
“Berlanjutnya peningkatan permintaan kredit akan menjadi tantangan bagi bank dalam mengelola likuiditasnya sekaligus tetap menjaga pertumbuhan kredit yang sehat,” mengutip laporan LPS.
Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony, mengatakan tren kenaikan suku bunga otomatis mendorong laba perbankan dari sisi net interest margin (NIM). "Kalau kita perhatikan, kenaikan suku bunga menjadi kenaikan (laba) perbankan karena NIM-nya tentu akan meningkat," ujar Chris dalam Market Closing IDX 2022, Jumat (30/12/2022).
Dari sisi kredit, Chris menilai bahwa pemulihan ekonomi dapat membuat kredit yang diberikan lebih besar dan berdampak ke emiten perbankan. "Ini akan menjadi sentimen positif bahkan sampai tahun depan untuk emiten perbankan," jelas Chris.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memproyeksikan kredit bisa tumbuh 10% hingga 12% secara tahunan pada 2023. Sedangkan untuk 2022 tumbuh 9% sampai 11%.
Laporan Likuiditas Bulanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan kredit masih akan meningkat secara bertahap seiring pemulihan aktivitas bisnis. Sedangkan pertumbuhan DPK masih akan tumbuh dengan laju yang lebih lambat.
Pertumbuhan penyaluran kredit bank juga diperkirakan masih akan dilakukan secara selektif dengan pengelolaan pencadangan yang memadai. Perpanjangan relaksasi kredit restrukturisasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga 2023 bisa mengurangi tekanan neraca perbankan.
“Berlanjutnya peningkatan permintaan kredit akan menjadi tantangan bagi bank dalam mengelola likuiditasnya sekaligus tetap menjaga pertumbuhan kredit yang sehat,” mengutip laporan LPS.
(uka)