Harga Referensi CPO Turun Jadi USD858,96 per MT, Segini Pungutan Bea Keluarnya

Senin, 02 Januari 2023 - 08:38 WIB
loading...
Harga Referensi CPO Turun Jadi USD858,96 per MT, Segini Pungutan Bea Keluarnya
Harga referensi CPO periode hingga 15 Januari turun ke USD858,9 per MT. Foto/YorriFarli/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan menyatakan harga referensi produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/ CPO ) periode 1-15 Januari 2023 adalah USD858,96 per metrik ton (MT). Nilai tersebut turun USD13,03 atau 1,49% dari periode 16-31 Desember 2022.



Harga referensi tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan No. 1598 Tahun 2022 tentang Harga Referensi CPO yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Selain itu, minyak goreng (refined, bleached, and deodorized/RBD palm olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kg dikenakan bea keluar USD 0/MT dengan penetapan merek sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan No.1599 Tahun 2022 tentang Daftar Merek RBD Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 kg.

“Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan yang mendekati ambang batas sebesar USD 680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini maka pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD52/MT dan pungutan ekspor CPO sebesar USD90/MT untuk periode 1-15 Januari 2023,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso dikutip Senin (2/1/2023).

Bea keluar CPO periode 1-15 Januari 2023 merujuk pada Kolom Angka 5 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan No. 123/PMK.010/2022 sebesar USD52/MT. Sementara itu, pungutan ekspor CPO periode 1-15 Januari 2023 merujuk pada Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2022 sebesar USD90/MT.



Budi menerangkan, penurunan harga referensi CPO dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya terdapat penurunan pasokan akibat musim hujan, pelemahan kurs IDR terhadap USD, dan peningkatan permintaan terhadap minyak nabati pesaing khususnya minyak kedelai.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2504 seconds (0.1#10.140)