Wall Street Dibuka Menguat Seiring Optimisme Pemulihan China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Salah satu pemicunya adalah optimisme pelaku pasar akan pemulihan ekonomi di China .
Dow Jones Industrial Average (DJI) tumbuh 0,34% di 33.249,23; S&P 500 (SPX) naik 0,52% di 3.843,94; dan Nasdaq Composite (IXIC) nanjak 0,60% menjadi 10.449,40.
Sejumlah saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Tesla, Apple, Amazon.com, Microsoft, dan Micron.
Tiga top gainers yang berkuasa adalah Micron menguat 6,73% di USD53,76, Western Digital tumbuh 4,93% di USD32,96, dan Celanese naik 3,35% di USD105,69.
Sedangkan tiga top losers SPX yakni Microsoft merosot 4,19% di USD229,49, APA Corp melemah 2,59% di USD42,49, dan CH Robinson turun 2,92% di USD87,64.
Sementara itu, China masih menjadi fokus pelaku pasar modal Amerika Serikat (AS) menyusul kontribusi dagang antar kedua negara.
Optimisme investor tercermin dari kinerja sejumlah saham-saham perusahaan China yang tercatat di AS seperti Alibaba Group Holding Ltd, JD.com Inc dan Baidu Inc yang masing-masing melesat lebih dari 6% pada sesi premarket.
Harapan pemulihan pascaCovid-19 di China dan pembicaraan pemerintahan presiden Xi Jinping terkait dukungan untuk sektor properti menjadi perhatian sekaligus sentimen bagi Wall Street, dilansir Reuters, Rabu (4/1/2023).
Investor juga sedang menantikan risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve atau The Fed pada periode Desember sebagai petunjuk terkait prospek kenaikan suku bunga. Risalah akan diumumkan pada pukul 2 pagi dini hari nanti WIB.
"Dua hal yang benar-benar menjadi fokus pasar dalam jangka pendek adalah apakah The Fed akan bersikap tegas terhadap inflasi, dan apakah ekonomi AS dan Eropa akan memasuki resesi," kata Analis Aspiriant Dave Grescek.
Lebih lanjut, laporan data tenaga kerja non-farm payrolls AS pada Jumat (6/1) dapat memberikan gambaran terkait prospek pasar tenaga kerja yang diharapkan dapat membuat bank sentral AS memperlambat pengetatan kebijakan moneternya.
Dow Jones Industrial Average (DJI) tumbuh 0,34% di 33.249,23; S&P 500 (SPX) naik 0,52% di 3.843,94; dan Nasdaq Composite (IXIC) nanjak 0,60% menjadi 10.449,40.
Sejumlah saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Tesla, Apple, Amazon.com, Microsoft, dan Micron.
Tiga top gainers yang berkuasa adalah Micron menguat 6,73% di USD53,76, Western Digital tumbuh 4,93% di USD32,96, dan Celanese naik 3,35% di USD105,69.
Sedangkan tiga top losers SPX yakni Microsoft merosot 4,19% di USD229,49, APA Corp melemah 2,59% di USD42,49, dan CH Robinson turun 2,92% di USD87,64.
Sementara itu, China masih menjadi fokus pelaku pasar modal Amerika Serikat (AS) menyusul kontribusi dagang antar kedua negara.
Optimisme investor tercermin dari kinerja sejumlah saham-saham perusahaan China yang tercatat di AS seperti Alibaba Group Holding Ltd, JD.com Inc dan Baidu Inc yang masing-masing melesat lebih dari 6% pada sesi premarket.
Baca Juga
Harapan pemulihan pascaCovid-19 di China dan pembicaraan pemerintahan presiden Xi Jinping terkait dukungan untuk sektor properti menjadi perhatian sekaligus sentimen bagi Wall Street, dilansir Reuters, Rabu (4/1/2023).
Investor juga sedang menantikan risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve atau The Fed pada periode Desember sebagai petunjuk terkait prospek kenaikan suku bunga. Risalah akan diumumkan pada pukul 2 pagi dini hari nanti WIB.
"Dua hal yang benar-benar menjadi fokus pasar dalam jangka pendek adalah apakah The Fed akan bersikap tegas terhadap inflasi, dan apakah ekonomi AS dan Eropa akan memasuki resesi," kata Analis Aspiriant Dave Grescek.
Lebih lanjut, laporan data tenaga kerja non-farm payrolls AS pada Jumat (6/1) dapat memberikan gambaran terkait prospek pasar tenaga kerja yang diharapkan dapat membuat bank sentral AS memperlambat pengetatan kebijakan moneternya.
(ind)