Wall Street Dibuka Lesu Usai Rilis Data Ketenagakerjaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street hari ini dibuka turun usai rilis kenaikan jumlah pekerjaan swasta di Amerika Serikat (AS). Pasar tenaga kerja yang ketat memicu kekhawatiran baru terkait inflasi, sekaligus berpotensi membuat suku bunga Federal Reserve atau The Fed akan bertahan lebih lama.
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,44% di 33.122,43; S&P 500 (SPX) merosot 0,62% di 3.828,97; dan Nasdaq Composite (IXIC) melemah 0,64% menjadi 10.391,32. Beberapa saham yang teraktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Tesla, Apple, hingga Intel.
Tiga top gainers yang memimpin adalah ConAgra Foods menguat 3,98% di USD40,25, Western Digital tumbuh 3,33% di USD34,15, dan Charter Communications nanjak 2,03% di USD361,17.
Sedangkan tiga top losers yaitu SPX yakni Walgreens Boots merosot 5,52% di USD35,43, Signature Bank melemah 5,04% di USD111,09, dan Linde PLC melandai 4,54% di USD302,38.
Laporan ketenagakerjaan nasional ADP mencatat kenaikan pekerjaan swasta sebanyak 235.000 pekerjaan pada bulan Desember 2022. Angka tersebut terus bertambah setelah sebelumnya naik 127.000 pekerjaan pada bulan November 2022.
"Laporan ADP menyebabkan investor bersikap defensif lagi mengenai Fed dan mungkin memang perlu menaikkan suku bunga lebih lama dan lebih tinggi dari yang diantisipasi pasar saat ini," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall, dilansir Reuters, Kamis (5/1/2023).
Sementara itu, laporan lain menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu.
Ketahanan pasar tenaga kerja telah menjadi penyebab utama kekhawatiran investor pasar modal karena dapat memberikan alasan bagi The Fed untuk terus mengerek suku bunga. Sebagai catatan, sentimen Fed Funds Rate (FFR) yang tinggi sempat memukul bursa saham Wall Street di akhir tahun lalu.
Sementara itu, besok pelaku pasar modal AS akan mendapatkan rilis laporan pekerjaan nonfarm payrolls untuk dapat membaca lebih luas terkait kondisi pasar tenaga kerja, yang sekaligus dapat memproyeksikan kebijakan The Fed.
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,44% di 33.122,43; S&P 500 (SPX) merosot 0,62% di 3.828,97; dan Nasdaq Composite (IXIC) melemah 0,64% menjadi 10.391,32. Beberapa saham yang teraktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Tesla, Apple, hingga Intel.
Tiga top gainers yang memimpin adalah ConAgra Foods menguat 3,98% di USD40,25, Western Digital tumbuh 3,33% di USD34,15, dan Charter Communications nanjak 2,03% di USD361,17.
Sedangkan tiga top losers yaitu SPX yakni Walgreens Boots merosot 5,52% di USD35,43, Signature Bank melemah 5,04% di USD111,09, dan Linde PLC melandai 4,54% di USD302,38.
Laporan ketenagakerjaan nasional ADP mencatat kenaikan pekerjaan swasta sebanyak 235.000 pekerjaan pada bulan Desember 2022. Angka tersebut terus bertambah setelah sebelumnya naik 127.000 pekerjaan pada bulan November 2022.
"Laporan ADP menyebabkan investor bersikap defensif lagi mengenai Fed dan mungkin memang perlu menaikkan suku bunga lebih lama dan lebih tinggi dari yang diantisipasi pasar saat ini," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall, dilansir Reuters, Kamis (5/1/2023).
Sementara itu, laporan lain menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu.
Ketahanan pasar tenaga kerja telah menjadi penyebab utama kekhawatiran investor pasar modal karena dapat memberikan alasan bagi The Fed untuk terus mengerek suku bunga. Sebagai catatan, sentimen Fed Funds Rate (FFR) yang tinggi sempat memukul bursa saham Wall Street di akhir tahun lalu.
Sementara itu, besok pelaku pasar modal AS akan mendapatkan rilis laporan pekerjaan nonfarm payrolls untuk dapat membaca lebih luas terkait kondisi pasar tenaga kerja, yang sekaligus dapat memproyeksikan kebijakan The Fed.
(ind)