Banjir Bantuan buat Dua Petugas KRL yang Kembalikan Uang Rp500 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rezeki memang tak kemana. Itulah yang dialami oleh Mujenih (petugas kebersihan) dan Egi Sandi (petugas pengawalan) di KRL Commuterline .
Keduanya dijanjikan bantuan oleh Menteri BUMN Erick Thohir . Pasalnya, tindakan Mujenih dan Egi yang mengembalikan uang penumpang sebesar Rp500 juta yang tertinggal di kereta merupakan contoh yang mulia. Erick pun merasa terharu dengan perilaku keduanya.
"Nanti saya secara pribadi juga, nanti bantu secara khusus. Jadi, Bapak dan Ibu bantu, kita Menteri juga harus bantu. Saya berharap ini menjadi tabungan karena dengan kondisi Covid-19 ini cukup lama, jadi bantuan yang kita lakukan ini saya rasa cukup bermanfaat bagi mas Egi dan mas Mujenih beserta keluarga," ujar Erick saat memberikan sambutan dalam acara apresiasi petugas KRL, Jakarta, Senin (13/7/2020).
Selain bantuan yang akan diberikan secara khusus oleh Menteri BUMN, Egi dan Mujenih juga menerima sejumlah bantuan yang diberikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), PT Bank Mandiri (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero), dan PT Telkomsel Indonesia (Telkom).
Bantuan yang diperoleh berupa surat keputusan (SK) tentang pengangkatan karyawan tetap PT Kereta Api Indonesia (KAI), handphone dan paket data selama satu tahun. Juga bantuan rawat inap dan proteksi jiwa senilai Rp100 juta, Rp40 juta pengembangan premi, dan polis BNI life, dana investasi sejahtera dengan premi Rp50 juta dan nilai pertanggungan Rp500 juta. Masih ada bantuan asuransi mandiri jiwa sejahtera dengan uang pertanggungan Rp500 juta.
Dalam kesempatan itu, Erick mengungkapkan, sikap jujur dan disiplin kedua petugas KRL merupakan representasi isu moral yang ada di Indonesia. Sikap itu, lanjut dia, sekaligus membantah adanya pertanyaan terkait moral anak bangsa saat ini. ( Baca juga:Bicara Ahlak, Erick Thohir Minta Pimpinan BUMN Belajar dari Petugas Kebersihan KRL )
Erick mencontohkan bahwa tradisi Jepang dengan budaya disiplin dan kejujuran yang cukup tertanam di masyarakatnya, juga bisa diterapkan di Indonesia. Apalagi, lanjut Erick, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
"Yang terjadi di Jepang, kenapa di Indonesia tak bisa, apalagi kita negara muslim terbesar di dunia. Kali ini kita harapkan bahwa kunci yang kita lakukan setiap hari bisa menjadi hal yang positif bagi bangsa kita," ujarnya.
Untuk diketahui, pada 6 Juli 2020 lalu, tepatnya pukul 16.40 WIB, petugas kebersihan kereta Mujenih dan petugas pengawalan KRL Egi Sandi menemukan sebuah kantong plastik berwana hitam yang berisi barang dengan bungkusan kertas koran. Barang itu tertinggal di kereta yang akan tiba di Stasiun Bogor.
Mujenih dan Egi kemudian menyerahkan kantong plastik itu ke petugas passenger service di Stasiun Bogor bernama Iqbal Fahri. Bersama beberapa petugas lainnya, mereka memeriksa bungkusan lebih detil untuk kepentingan memasukkan data dalam aplikasi lost and found atau laporan barang tertinggal di KRL. Setelah diperiksa bersama, ternyata bungkusan itu berisi uang sebesar Rp500 juta.
Petugas passenger service kemudian memasukkan data dan ciri-ciri barang yang ditemukan tersebut ke dalam sistem aplikasi lost and found. Tidak lama kemudian, seorang pengguna KRL dengan inisial SB melaporkan barang miliknya yang tertinggal di kereta. Iqbal kemudian menerima SB dan melakukan verifikasi data serta ciri-ciri barang yang dilaporkan tertinggal.
Setelah verifikasi identitas dan ciri-ciri barang seluruhnya sesuai dengan apa yang ditemukan, uang tersebut dikembalikan kepada pemiliknya dengan disaksikan sejumlah petugas.
Keduanya dijanjikan bantuan oleh Menteri BUMN Erick Thohir . Pasalnya, tindakan Mujenih dan Egi yang mengembalikan uang penumpang sebesar Rp500 juta yang tertinggal di kereta merupakan contoh yang mulia. Erick pun merasa terharu dengan perilaku keduanya.
"Nanti saya secara pribadi juga, nanti bantu secara khusus. Jadi, Bapak dan Ibu bantu, kita Menteri juga harus bantu. Saya berharap ini menjadi tabungan karena dengan kondisi Covid-19 ini cukup lama, jadi bantuan yang kita lakukan ini saya rasa cukup bermanfaat bagi mas Egi dan mas Mujenih beserta keluarga," ujar Erick saat memberikan sambutan dalam acara apresiasi petugas KRL, Jakarta, Senin (13/7/2020).
Selain bantuan yang akan diberikan secara khusus oleh Menteri BUMN, Egi dan Mujenih juga menerima sejumlah bantuan yang diberikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), PT Bank Mandiri (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero), dan PT Telkomsel Indonesia (Telkom).
Bantuan yang diperoleh berupa surat keputusan (SK) tentang pengangkatan karyawan tetap PT Kereta Api Indonesia (KAI), handphone dan paket data selama satu tahun. Juga bantuan rawat inap dan proteksi jiwa senilai Rp100 juta, Rp40 juta pengembangan premi, dan polis BNI life, dana investasi sejahtera dengan premi Rp50 juta dan nilai pertanggungan Rp500 juta. Masih ada bantuan asuransi mandiri jiwa sejahtera dengan uang pertanggungan Rp500 juta.
Dalam kesempatan itu, Erick mengungkapkan, sikap jujur dan disiplin kedua petugas KRL merupakan representasi isu moral yang ada di Indonesia. Sikap itu, lanjut dia, sekaligus membantah adanya pertanyaan terkait moral anak bangsa saat ini. ( Baca juga:Bicara Ahlak, Erick Thohir Minta Pimpinan BUMN Belajar dari Petugas Kebersihan KRL )
Erick mencontohkan bahwa tradisi Jepang dengan budaya disiplin dan kejujuran yang cukup tertanam di masyarakatnya, juga bisa diterapkan di Indonesia. Apalagi, lanjut Erick, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
"Yang terjadi di Jepang, kenapa di Indonesia tak bisa, apalagi kita negara muslim terbesar di dunia. Kali ini kita harapkan bahwa kunci yang kita lakukan setiap hari bisa menjadi hal yang positif bagi bangsa kita," ujarnya.
Untuk diketahui, pada 6 Juli 2020 lalu, tepatnya pukul 16.40 WIB, petugas kebersihan kereta Mujenih dan petugas pengawalan KRL Egi Sandi menemukan sebuah kantong plastik berwana hitam yang berisi barang dengan bungkusan kertas koran. Barang itu tertinggal di kereta yang akan tiba di Stasiun Bogor.
Mujenih dan Egi kemudian menyerahkan kantong plastik itu ke petugas passenger service di Stasiun Bogor bernama Iqbal Fahri. Bersama beberapa petugas lainnya, mereka memeriksa bungkusan lebih detil untuk kepentingan memasukkan data dalam aplikasi lost and found atau laporan barang tertinggal di KRL. Setelah diperiksa bersama, ternyata bungkusan itu berisi uang sebesar Rp500 juta.
Petugas passenger service kemudian memasukkan data dan ciri-ciri barang yang ditemukan tersebut ke dalam sistem aplikasi lost and found. Tidak lama kemudian, seorang pengguna KRL dengan inisial SB melaporkan barang miliknya yang tertinggal di kereta. Iqbal kemudian menerima SB dan melakukan verifikasi data serta ciri-ciri barang yang dilaporkan tertinggal.
Setelah verifikasi identitas dan ciri-ciri barang seluruhnya sesuai dengan apa yang ditemukan, uang tersebut dikembalikan kepada pemiliknya dengan disaksikan sejumlah petugas.
(uka)